Saturday, 14 November 2020

KETIKA MAU-NYA TUHAN TIDAK KESAMPAIAN (4)



Mau-Nya Tuhan ialah supaya manusia yang diciptakan di dalam peta dan teladan-Nya memerintah di bumi ( Kejadian 1:26 ). Kebebasan untuk memilih adalah bagian dari peta dan teladan-Nya yang ditanamkan di dalam diri manusia. Karena itulah diciptakan pohon pengetahuan yang baik dan buruk, yang buahnya tidak boleh dimakan oleh manusia. Pohon itu milik pribadi Tuhan. 

Kalau manusia ingin mengetahui yang baik dan buruk, ia tidak perlu makan buah pohon itu. Yang perlu mausia lakukan ialah bertanya kepada Tuhan karena Tuhan setiap sore datang untuk ngobrol dengan manusia . Saat itu manusia bergaul akrab dengan Tuhan, bahkan manusia mengenali  bunyi langkah kaki Tuhan, yang bunyinya berbeda dengan langkah kaki berbagai binatang yang ada di sekeliling mereka. 

Kejadian 3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. 

Sebetulnya selain "disuruh memerintah", "komunikasi" adalah tujuan  Tuhan menciptakan manusia. Tuhan ingin komunikasi dengan manusia, seperti seorang bapa yang baik ingin komunikasi dengan anaknya. Kita bisa mengamati hal ini di dalam diri Yesus Kristus, yang selalu berkomunikasi dengan Bapa di Surga. Yesus tidak pernah melakukan sesuatu atas inisiatifNya sendiri atau atas inisiatif orang lain. 

Yohanes 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. 

Berbeda dengan Adam dan Hawa. Adam dan Hawa makan buah yang sudah dilarang oleh Tuhan, atas inisiatif mereka sendiri , tanpa komunikasi kepada Tuhan lebih dulu, karena mereka berkomunikasi dengan iblis dan lebih percaya kepada iblis. 

Pertanyaan selanjutnya ialah, bolehkan kita bandingkan Yesus Kristus dengan Adam ? Yesus Kristus kan Tuhan, Adam kan ciptaan ? Apa Tuhan Yesus nanti nggak marah kalo kita bandingkan Dia dengan Adam , yang hanyalah ciptaan belaka ? 

Walaupun Tuhan Yesus itu adalah Tuhan, namun ketika dilahirkan, secara legal Ia menjadi manusia. Di dalam dunia, Yesus hidup, bergerak dan bereksistensi sebagai manusia. Karena itu, Yesus berulang kali menyebut diriNya sebagai "Anak Manusia". Paulus juga memperbandingkan Yesus dengan Adam di dalam 1 Korintus 15:45 Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup ", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan( Yesus adalah Adam terakhir).

Kembali lagi kepada Adam yang pertama, 

Setelah berdosa, manusia kehilangan intisari daripada "peta dan teladan" Allah yang ditanamkan di dalam diriNya. Analoginya, sekring manusia sudah putus, sehingga lampu bohlam yang tadinya menyala terang menjadi mati. Tapi manusia tetap berkuasa di dunia, dan Tuhan tidak mengambil-alih "hak untuk memerintah " yang sudah diberikanNya kepada manusia karena Tuhan tidak mengubah firmanNya. 

Mazmur 89:34 Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.  

Amsal 4:24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu. ( Tuhan juga tidak akan serong mulutNya , atau bolak balik omonganNya ) 

Karena manusia yang berkuasa di dunia ini sudah kehilangan kemuliaan Tuhan, dunia makin lama makin kacau. Pada jaman Nuh, terjadi kekacauan yang luar biasa karena semua manusia sudah jahat di dalam hatinya . Bumi dipenuhi kecemaran dan kekerasan. Kecuali Nuh, tidak ada seorang pun yang berjalan bersama Tuhan. 

Kejadian 6: 11-12 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. Kecuali Nuh, karena Nuh berjalan dan bergaul dengan Tuhan. Maka Tuhan pun memberitahukan isi hatiNya kepada Nuh, bahwa ia akan menurunkan hujan supaya terjadi air bah. 

Ada cendekia Alkitab berpendapat bahwa semua manusia kecuali Nuh, harus dibinasakan karena Tuhan bisa melihat jika kejahatan ini terus menerus terjadi , tidak akan ada perawan yang tersedia untuk melahirkan juruselamat ketika sudah genap waktunya. Ada juga yang berpendapat bahwa terjadi kawin campur antara manusia dengan roh-roh/ anak anak allah , sehingga secara genetika manusia sudah tercemar. Tapi kembali, itu adalah pendapat dan interpretasi yang harus diuji terlebih dahulu. Dan sepertinya tidak perlu terlalu dipusingkan karena dapat menimbulkan perdebatan yang panjang.

Yang saya pelajari lewat kisah Nuh ini ialah: Tuhan tidak tarik ulur kepada manusia. Tuhan itu sayang kepada manusia. Kalau hak sudah diberikan, Tuhan tidak akan menarik kembali. Ketika keadaan memburuk, namun masih ada manusia yang mau jalan denganNya, maka Tuhan bekerja melalui manusia itu untuk memperbaiki keadaan yang buruk. Ia menyuruh Nuh bikin bahtera untuk menyelamatkan umat manusia dan ciptaanNya. 

Nah sekarang terserah kita sebagai manusia...apakah kita mau ikut teladan Nuh, jalan dengan Tuhan dan komunikasi denganNya sehingga Ia bisa memberitahukan isi hatiNya kepada kita ? Supaya kita tidak salah langkah seperti Adam pertama. Inisiatif Adam memang baik, ingin tahu yang baik dan buruk, namun karena inisiatif itu tidak dikomunikasikan kepada Tuhan, akhirnya terjadi kekacauan. 

Setiap inisiatif sebaiknya dievaluasi lalu dikomunikasikan kepada Tuhan. Supaya hidup kita meneladani Yesus, yang tidak pernah karepnya dewek. Tuhan Yesus selalu karepNya Bapa di Surga. 

Kembali kepada Nuh...

Setelah hujan turun, air bah terjadi, mahluk hidup musnah, air bah surut, Nuh dan keluarga keluar dari bahtera, memberikan korban kepada Tuhan, dan Tuhan memberkati Nuh dan menetapkan kembali perjanjianNya dengan umat manusia.  

Walaupun Tuhan mengakui bahwa timbul kejahatan dalam hati manusia sejak ia kecil, namun Tuhan berjanji tidak akan mengutuk bumi dan tidak akan memusnahkan mahluk hidup dari bumi dengan air bah. Tuhan juga menetapkan bahwa manusia berkembang-biak, dan menguasai bumi serta semua binatang. Manusia boleh makan daging tapi tidak boleh makan darah. 

Perjanjian Tuhan dengan manusia, adalah keinginan Tuhan. Karep-Nya Tuhan terlihat pada janji-janjiNya. Tuhan tidak akan ingkar janji, tetapi perjanjian itu terjadi di antara kedua belah pihak. Seperti cinta, perjanjian antara kedua belah pihak membutuhkan kedua belah pihak untuk memegang bagiannya masing-masing.

Kenyataannya janji Tuhan sering tidak terwujud...Itulah yang menjadi pergumulan saya...

Namun saya berpikir lagi...

Tuhan itu tidak berubah. Ia juga bukan Tuhan yang bibirnya dolak dalik. Ia sama , sekarang , dahulu dan selamanya... 

Dan saya ingat lagi...

Bahwa sebagai manusia, saya diciptakan sebagai penguasa bumi, dan Tuhan itu tidak memaksakan kehendakNya, dan saya diberi kebebasan untuk memilih...

Mungkinkah dalam kasus ketika janji Tuhan tidak terjadi, itu disebabkan karena sesuatu yang menghalangi di pihak saya bukan di pihak Tuhan ?

Itu pergumulan saya ...  ( bersambung )

pic : Casey Horner from unsplash.com







Monday, 9 November 2020

Ketika MauNya Tuhan Tidak Kesampaian (3)


    Pada posting yang sebelumnya, kita belajar bahwa kasih membutuhkan kehendak bebas untuk diwujudkan. Pemaksaan yang berlebihan bukanlah kasih yang sejati. Dalam hubungan orang tua dan anak, , hal-hal tertentu bisa dipaksakan ketika anak masih bayi. Indepence diberikan secara bertahap sejalan bertambahnya usia dan pengertian seorang anak. 

    Saya sangat mengerti akan prinsip ini. Yang sulit buat saya ialah memahami bagaimana Tuhan yang paling berkuasa juga melakukan hal yang sama terhadap manusia. Bahwa Tuhan tidak memaksakan kehendakNya dan tidak memaksakan kasihNya. Tuhan yang legawa itu memberikan ruang yang sangat lapang bagi manusia untuk memilih. Itu yang sulit untuk dipahami dan dicerna buat saya pribadi. 

    Hal ini terlihat sejak awal penciptaan di Taman Eden. Tuhan membebaskan manusia untuk makan dari semua pohon buah kecuali satu pohon, yaitu pohon pengetahuan yang baik dan buruk. Tuhan menyatakan kehendakNya : Jangan kamu makan, karena ketika memakannya,  kamu mati. 

    Kematian bukanlah kemarahan Tuhan. Kematian adalah suatu konsekuensi. Kalau makan buah terlarang, konsekuensinya mati. Sama seperti , kalau menjatuhan diri dari lantai 10, konsekuensinya mati. Kalau tenggelam di dalam air selama 15 menit, bakal mati. Bukankah kita juga melarang anak anak untuk main di tempat yang tinggi, karena kita takut mereka jatuh. Kalau mereka melanggar larangan kita lalu jatuh dan geger otak...geger otak itu konsekuensi yang terjadi karena pelangaran. Geger otak bukanlah hukuman yang kita jatuhkan karena mereka melanggar perintah kita.

    Tuhan memberikan berjuta juta pohon buah untuk dimakan, dan hanya satu yang dilarang. Tapi itu pun dilanggar oleh manusia. Bagaimana reaksi Tuhan ?

    Tuhan tidak tersinggung, ngambek, marah, frustasi, benci, atau murka ketika Adam dan Hawa memakan buah. Dari pertama , Tuhan sudah tahu bahwa pelanggaran itu mungkin terjadi. Karena itulah Dia sudah menyiapkan plan B. Keturunan Hawa akan menghancurkan kepala ular. Yesus Kristus adalah domba yang disembelih sebelum dunia dijadikan. ( 1 Petrus 1: 19-20, Wahyu 13:8, Kejadian 3:15)

    Itulah kehebatan Tuhan, ketika Mau-Nya Tuhan tidak kesampaian, Ia tidak marah atau ngambek. Ia sudah merencakan Plan B. 

    Tuhan mau manusia menjadi penguasa di bumi ini. Karena makan buah terlarang, manusia mati. Bukan saja mati jasmaninya di kemudian hari, namun mati rohaninya. Roh manusia yang tadinya hidup dan terang, menjadi mati dan gelap. Secara penampilan, manusia sepertinya tidak berubah, namun di dalamnya terjadi kematian. Gelap . Roh manusia menjadi seperti zombie. Jiwa manusia menangkap perubahan roh itu, manusia merasakan emosi negatif yaitu ketakutan dan malu. Manusia langsung bersembunyi dan berusaha menutupi dosanya dengan daun ara. 

    Dengan berbuat dosa, tanpa disadari manusia menyerahkan kekuasannya atas bumi kepada setan. Manusia menjadi pelayan dari oknum yang diturutinya. Ketika manusia menuruti iblis, maka manusia menjadi budak dari iblis. ( Roma 6:16). Dan agenda iblis adalah mencuri, membunuh dan membinasakan ( Yohanes 10:10 ).

    Apakah Tuhan bisa langsung mengkudeta iblis ? Secara legalnya tidak bisa, karena Tuhan menyerahkan kuasa untuk memerintah di bumi kepada manusia. Manusialah yang bisa mengkudeta iblis. Karena itu Tuhan perlu mengirimkan anakNya yang tunggal dalam rupa manusia yang tidak berdosa, supaya melalui Yesus Kristus, iblis dikudeta dan kekuasaan atas bumi direbut kembali dan diberikan kepada manusia-manusia yang mau percaya kepada Yesus Kristus. Yesus adalah plan-B, ketika mau-Nya Tuhan supaya manusia memerintah bumi ini tidak kesampaian. 






Friday, 6 November 2020

Ketika Mau-Nya Tuhan Tidak Kesampaian (2)


Pada posting sebelumnya, kita melihat bahwa Tuhan yang super duper maha segalanya, sering tidak kesampaian mau-Nya. Hal itu terjadi karena manusia karepnya dewek. Tidak mau patuh, tidak mau dengar, dan sering membangkang. Mengapa Tuhan membiarkan karepnya dewek terjadi ? Berdasarkan Alkitab, inilah alasannya :

1. Manusia diciptakan sebagai penguasa dunia, bukan budak. Seorang penguasa memiliki kekuasaan dan tidak bisa diperintah atau didominasi tanpa seijinnya. Seorang penguasa berhak untuk karepnya dewek, walaupun karepnya dewek itu ada konsekuensinya tersendiri. 

Kita semua mengerti bahwa perbudakan itu tidak manusiawi. Kita juga tahu bahwa pemaksaan kehendak itu tidak benar. Hak asasi manusia dimiliki oleh setiap individu. Ternyata, Tuhan pun menghargai manusia sampai pada level yang sedemikian tingginya. That is so mindblowing.  

Mazmur 8:6 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya

Kejadian 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

Mazmur 115:16 Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.

2. Manusia diciptakan dengan kehendak bebas dan kebebasan untuk memilih

Manusia bukan robot. Sebuah robot tidak memiliki kehendak bebas. Robot tidak memilih untuk bertindak berdasarkan keputusannya sendiri. Robot bertindak berdasarkan program yang dibuat oleh pencipta-Nya. 

Ulangan 30:19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu

Yosua 24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Ayub 34:4 Biarlah kita memutuskan bagi kita sendiri apa yang adil, menentukan bersama-sama apa yang baik.

Kehendak bebas dan kebebasan untuk memilih diberikan karena kasih. Tanpa kasih, tidak ada kebebasan. Ketika seseorang dikasihi, ia diberikan kebebasan untuk menerima atau menolak kasih. Tuhan adalah kasih. Berulang kali dalam Alkitab , Tuhan menganalogikan hubunganNya dengan manusia, seperti kekasih. Tuhan adalah kekasih sejati. Tuhan bukan seorang kekasih yang control freak, memaksa, memanipulasi. Kekasih yang controlling dan manipulatif itu tidak sehat. Tuhan tidaklah demikian. 

 ( bersambung )

pic by Casey Horner from Unsplash.com

Thursday, 5 November 2020

Ketika Mau-Nya Tuhan Tidak Kesampaian (1)


Sepertinya kita semua sudah tahu bahwa Tuhan itu serba paling.

Paling hebat, paling kuat, paling perkasa, paling berkuasa, dll. 

Sebagian besar dari kita juga setuju ( kalau nggak setuju, pun ok) bahwa Tuhan itu pencipta alam semesta. Tuhan itu yang patut disembah, dan pokoknya Dia yang Maha...


Dengan kehebatan dan kemaha-an Tuhan, konsensus umum yang biasa kita dengar ialah:

bahwa mau-Nya Tuhan pasti terpenuhi. Dengan demikian banyak orang yang berkata bahwa

dalam semua kejadian; baik atau buruk, itu pasti sudah mau-Nya Tuhan dan diijinkan oleh Tuhan.


Namun kalau diselidiki dalam Alkitab, ada banyak kejadian yang membuat saya 

mempertanyakan konsensus umum tersebut. Contohnya berikut ini

1. Buah Terlarang

Tuhan tidak mau manusia makan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan buruk. Tuhan sudah katakan laranganNya dan peringati. Namun mau-Nya Tuhan tidak kesampaian. Manusia karepnya dewek. Bahkan Adam menyalahkan Tuhan; gara-gara Hawa yang Kamu jodohkan sama aku. Lalu Hawa menyalahkan ular; gara-gara ular yang Kamu ciptakan ini. 

2. Kuasai Kemarahan

Tuhan sudah memperingatkan Kain supaya jangan sampai dikuasai kemarahan, karena Tuhan sudah melihat gejala-gejalanya Kain. Namun mau-Nya Tuhan tidak kesampaian. Kain karepnya dewek, bunuh adiknya. Ketika ditanya Tuhan mana adikmu, malah Kain lebih galak jawabannya; memangnya aku ini baby sitter-nya adikku ?

3. Kekerasan Hati

Tuhan mau supaya Firaun mengijinkan bangsa Israel keluar dari Mesir. Tetapi Firaun mengeraskan hati dan menolak mau-Nya Tuhan, yang disampaikan lewat Musa, perantaraNya. Kalau saja Firaun hatinya lunak, Mesir tidak perlu kena berbagai macam tulah, dan Firaun tidak perlu mati konyol di dalam Laut Merah. Sayangnya Firaun karepnya dewek. 

4. Takut Kalah

Tuhan mau supaya Israel masuk merebut tanah perjanjian dan berjanji memberikan kemenangan. Tapi bangsa Israel takut dengan penduduk lokal yang tinggi besar. Bangsa Israel karepnya dewek, dan menolak untuk masuk. Sebagai akibatnya Israel harus berjalan memutari padang gurun selama 40 tahun. 

5. Melanggar Panggilan

Tuhan mau supaya Raja Saul berkuasa turun temurun di Israel, namun Saul melanggar panggilannya sebagai raja. Akibatnya, Tuhan mengambil pilihan yang kedua, yaitu Daud.

6. Napsu Birahi

Tuhan mau supaya Raja Daud puas dengan istri dan gundik yang jumlahnya sudah banyak. Namun Daud karepnya dewek. Dia affair dengan Bethsyeba, istri ajudannya sendiri. Padahal Tuhan sudah kasih hukum Taurat, yang melarang umat untuk menginginkan apa yang dimiliki sesamanya lho.  Sebagai konsekuansinya, anak pertama Daud dan Bethsyeba mati dan sering terjadi keributan di antara anak-anak Daud. 

7. Jalan Keselamatan yang sempit

Tuhan mau semua orang untuk bertobat dan menerima jalan keselamatan yang sudah Ia sediakan (2 Petrus 3:9), namun kenyataannya, manusia karepnya dewek. Hanya sedikit yang mau memilih jalan keselamatan yang Tuhan bukakan itu. (Matius 7:14 )

8.  Tuhan Mau Kita dalam keadaan yang baik

Tuhan mau semua orang itu baik, sehat, damai, sejahtera, adem ayem, gemah ripah loh jinawi. Namun kenyataannya, mau-Nya Tuhan tidak terjadi. Banyak manusia yang tidak baik, jahat, sakit, sedih, lemah, lungai, dll, dsb. Tuhan sedih karena hal-hal yang tidak baik itu terjadi pada manusia. ( 3 Yohanes 2). 

9. Salah satu butiran doa yang diajarkan Tuhan Yesus

Yesus mengajarkan kita berdoa ; Jadilah kehendakMu di bumi seperti di dalam Surga...Kalau disuruh bilang gitu, berarti masih ada kesenjangan yang sangat besar antara kehendak Tuhan di Surga dan keadaan di bumi. Berarti kehendak dan mau-Nya Tuhan belum terpenuhi. 

Masih banyak lagi contohnya di dalam Alkitab yang menceritakan Mau-Nya Tuhan yang tidak terjadi atau belum terjadi. Kasihan Tuhan ya..Mengapa kehendakNya dan mau-Nya belum kesampaian ? Apakah yang menyebabkan Tuhan yang memiliki atribut Maha dan Paling , tidak kesampaian kehendakNya ? 

( to be continued )

pic by Casey Horner from Unsplash




Monday, 31 August 2020

A Miracle Baby



2004-2005 bisa disebut sebagai tahun yang sangat sial,   sudah jatuh tertimpa tangga. 

1. keguguran lalu hamil lagi. 2. usus buntu saat hamil dan harus dioperasi. 3. Jabang bayi ada birth defect, yang namanya CDH congenital diaphragmatic hernia, ( ada lubang di diafragma, yang menyebabkan usus naik ke dada, menghimpit paru-paru , sehingga paru-paru terhambat perkembangannya ). 

Gara-gara CDH, sepanjang kehamilan kerja saya ialah bolak balik ke berbagai rumah sakit. Dan ketika melahirkan, tim medis sudah menunggu. Begitu brojol, baby langsung diamankan ke Neonatal ICU/ NICU. Kami namakan miracle baby itu Timothy.

Di ICU, baby mendapatkan treatment yang sangat agresif seperti ECMO ( proses oksidasi di luar tubuh ) untuk mengistirahatkan paru-parunya, juga operasi untuk menurunkan ususnya, serta menambal diafragmanya. Dengar-dengar sempat mengalami episode 2 kali ( kondisi drop sehingga keadaan di ambang ajal ). Dia tinggal selama hampir 2 bulan di NICU, baru boleh pulang ke rumah. 

Selama dirundung topan masalah itu:

Saya merasa seperti Pak Ayub di dalam Alkitab, mengalami bencana yang bertubi-tubi. Mengapa Tuhan membiarkan hal ini terjadi ? Saya marah kepada Tuhan.

Sekarang saya mengerti bahwa bukan Tuhan yang membuat anak saya sakit. Sakit penyakit terjadi karena kita tinggal di dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Situasi di dalam dunia ini tidak kondusif untuk kesehatan. Tambahan lagi ada setan yang hendak mencuri, membunuh dan membinasakan. Sakit penyakit, virus, bakteria, cacat, abnormalitas tidak datang dari Tuhan. 

Kenapa Tuhan mengijinkan ? Tuhan memang maha kuasa dan paling berkuasa, namun Tuhan bukan maha mengatur. Tuhan itu bukan control freak. Dia memberikan free will kepada manusia. Dia bukan manipulator dan tidak memaksakan kehendakNya. Manipulasi, pemaksaan, control freak adalah ciri-ciri setan dan bukan Tuhan. 

Pernah saya berpikir bahwa Tuhan membiarkan sakit penyakit terjadi, supaya saya mengalami perubahan karakter. Ih sadis sekali jika anak saya dikasih birth defect untuk perbaikan karakter ibunya. Tidak, Tuhan tidak sadis kayak gitu. Tuhan mempergunakan firmanNya untuk mendidik manusia.  Bukankah itu yang dikatakan dalam 2 Timotius 3 : 16  Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan berguna untuk mengajar, menegur, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. 

Tapi jika kita diserang oleh penyakit, Tuhan itu pintar recycle, apa yang jelek dari si musuh, Dia akan pergunakan untuk keuntungan buat kita. Jadilah waktu kita diserang penyakit itu, kita lebih mau mendengarkan Tuhan daripada waktu keadaan senang. Dan Tuhan juga seperti ambulans... kalau penyakit menyerang, kita panggil Dia. Sayangnya karena tiap kali ada penyakit lalu ambulans datang, kadang kita jadi rancu. Kita pikir ambulans itu yang membawa penyakit. 

Kembali ke topik semula... tentang pengalaman saya dan my miracle baby

Apa yang saya belum mengerti waktu itu:

Saya belum tahu bahwa Tuhan berkehendak supaya kita sembuh dari segala sakit penyakit. Tadinya saya berpikir, ya lihat saja nanti gimana jadinya ... Kalau sembuh puji Tuhan, kalau tidak sembuh ya nggak papa, at least sudah usaha. 

Namun dengan berjalannya waktu, semakin saya yakin bahwa kesembuhan adalah kehendak Tuhan untuk semua manusia. Tuhan Yesus adalah representasi yang paling akurat dari Bapa. Kalau kita baca di Alkitab, Tuhan Yesus tidak pernah menabur virus, atau membuat orang menjadi sakit . Tuhan Yesus juga tidak mencelakai atau membunuh orang. Dan setiap orang yang datang minta disembuhkan oleh Tuhan Yesus, pasti disembuhkan. Tidak peduli apa kebangsaannya, pendidikannya, karakternya, moralnya Tuhan Yesus menyembuhkan semua yang minta disembuhkan. 

Kehendak Tuhan tidak terjadi secara otomatis di dalam dunia ini. Seringkali yang terjadi di dunia adalah kehendak iblis. Contohnya pandemik covid 19, ini bukan kehendak Tuhan. Bukan kehendak Tuhan juga kalau ibu mertua Petrus sakit demam. Bukan kehendak Tuhan kalau orang itu buta. Bukan kehendak Tuhan kalau ada orang kena epilepsi, tapi murid-muridNya tidak bisa menyembuhkan anak yang kena epilepsi itu. Namun di tangan Tuhan Yesus , anak itu disembuhkan. 

Jikalau kita tidak bisa menerima kesembuhan, jangan buru buru berpikir Tuhan yang tidak mau menyembuhkan. Mungkin kita yang belum tahu bahwa Ia mau menyembuhkan. Mungkin kita yang belum bisa menerima. Kesembuhan Timmy saya terima dari Tuhan dengan bantuan dari tim medis. Namun kalau saya renungkan lagi, jika pada saat itu, saya sudah bisa menerima dari Tuhan, mungkin Timmy menerima kesembuhan tanpa operasi. 

Pada akhirnya, jika saya melihat Timmy, my miracle child, saya jadi terkenang atas kebaikan Tuhan. Dan saya pun yakin bahwa Tuhan baik kepada semua anak dan ingin semua anak sehat, kuat dan bahagia. Kenyataan yang terjadi sekarang ialah banyak anak yang masih diserang sakit, kelemahan dan tidak bahagia. Karena itulah kita berdoa...Jadilah kehendak Tuhan di bumi ( di dalam diri anak -anak itu ) seperti di dalam surga. Selama masih ada kesenjangan kehendak antara surga dan bumi, berarti kehendak Tuhan belum terpenuhi. Atau ini adalah suatu panggilan buat kita semua, anak-anakNya , menjadi duta besarNya, untuk melayani sesama dan memberitakan kabar baik..bahwa Ia adalah Tuhan yang baik, yang menyembuhkan dan menyediakan kesembuhan itu lewat anakNya, Yesus Kristus, Tuhan kita. 

Pada akhirnya, Ayub yang menuduh Tuhan macam-macam, akhirnya bertobat. Saya mengakui bahwa saya pun pernah menuduh Tuhan macam-macam, dan sekarang saya lebih berhati-hati, sebelum saya menuduh Dia. Dan karena saya belajar tentang kebaikan Dia, saya jadi merasa lebih aman untuk mendekat kepadaNya. Karena Ia adalah Tuhan yang baik, ramah, penuh kasih dan tidak marah (lagi) kepada saya. Seluruh amarahNya sudah ditumpahkan kepada Tuhan Yesus, yang dikorbankan buat saya ( juga kita semua ). Sehingga saya yang patutnya dimurkai, sekarang menjadi kesayanganNya. Amin.   

Thursday, 27 August 2020

Saat Galau Akan Bertandang


Kegalauan sering menjadi teman manusia

Apalagi ketika badai menerpa, tanpa disadari kita mempersilahkan kegalauan untuk menemani kita. Kita lupa bahwa ada pihak-pihak lain yang bisa kita mintai tolong, untuk menjadi teman di saat badai menerpa. 

Ketika kita diserang sakit penyakit, ketika kita dikhianati, ketika kita tak berdaya karena saldo bank negatif, ketika kita ditinggalkan, ketika kita dimusuhi, dll, dsb. Cobalah kita lihat di sekeliling kita secara teliti, siapakah yang tersedia untuk berbagi perasaan, untuk curhat, untuk menangis, untuk menumpahkan ? Kegalauan selalu hadir, tapi jangan pilih dia untuk menemani ... 

Kita bisa mencontoh Bung Daud dalam hal ini, dalam 1 Samuel 30. Saat itu, Bung Daud belum jadi raja, dia melarikan diri dari Raja Saul. Daud memiliki 400 orang pengikut yang terdiri dari bocah nekad, orang galau, kaum marginal ( 1 Samuel 22:2 ). Daud dan pengikutnya pun membawa keluarga mereka. Dan pada suatu hari, Daud mengalami badai yang bertubi-tubi, kalau bisa dibilang, sudah jatuh tertimpa tangga pula.

1. Daud dan anak buahnya yang pada saat itu mengabdi kepada Raja Akis, ikut Raja Akis berperang. Namun Raja Akis kemudian menyuruh mereka pulang, karena sekutu Raja Akis tidak suka dengan Daud. 

2. Ternyata saat yang bersamaan, bangsa Amalek merebut Ziklag, tempat berdiam istri dan anak-anak Daud dan pengikutnya. Kampung Ziklag dibakar habis, istri dan anak mereka ditawan oleh bangsa Amalek. 1 Samuel 30. Mendapati kampung yang terbakar dan anak istri yang diculik, Daud dan serdadu sangat terpukul. Pengikut pengikutnya marah kepada Daud, dan mempersalahkan dia. Mereka ingin melempari Daud dengan batu ( ingat, serdadu-serdadu Daud adalah para bonek )

Daud mengerti bahwa ia harus minta petunjuk dari Tuhan. Namun saat hati sedang sakit dan terluka seperti itu, sulit baginya untuk mendengarkan Tuhan. Istilahnya kalau gigi sedang infeksi tidak bisa langsung ditambal atau dicabut. Infeksi harus diredakan dulu dengan antibiotik. Setelah itu, barulah giginya ditambal atau dicabut. 

Yang Daud lakukan ialah menguatkan dirinya di dalam Tuhan. Daud encouraged himself in the Lord. Setelah itu, barulah ia mencari tahu petunjuk dari Tuhan. Akhir dari kisah ini adalah happy ending, karena dengan pimpinan Tuhan, Daud merebut kemenangan. Istri dan anak -anak mereka yang ditawan , direbut kembali. Bahkan mereka mendapatkan jarahan dari peperangan melawan Amalek itu. 

Ketika badai menerpa, dan kita merasa tergoncang, terpukul dan sakit hati, yang kita perlu lakukan ialah memperkuat diri di dalam Tuhan atau encourage ourselves in the Lord. Caranya ialah, 

1. Kita harus tahu bahwa bukan Dia yang mengakibatkan masalah itu

2. Untuk memperkuat diri di dalam Tuhan, kita bisa melakukan hal-hal ini : praise and worship, membaca firman Tuhan, merenungkan janji-janjiNya, mendengarkan kotbah yang memperkuat iman kita, berdoa dan menyembah Dia, berdoa di dalam Roh. Kalau kita terlalu sedih sampai tak berdaya, hubungi saudara seiman di dalam Tuhan yang bisa bersama-sama melakukan hal tersebut. 

3. Setelah emosi kita mereda, dan sudah lebih stabil, kita biasanya mulai bisa berpikir jernih. Berdoa minta hikmat Tuhan, tenangkan diri kita untuk mendengarkan petunjukNya. Berimanlah kepada Tuhan Yesus yang berkata bahwa domba-dombaNya mengenal suaraNya. 

Saat badai menerpa, mari kita lari kepada Tuhan Yesus. Mari kita memperkuat diri di dalam Dia. Mari kita mencari tahu apa petunjukNya. Mari kita berguru pada Daud dalam hal ini. 

Jangalah meniru Daud dalam hal perselingkuhannya dengan Bathsyeba, tapi marilah kita meniru Daud dalam hal-hal yang baik. Tirulah Daud dalam hal memperkuat diri di dalam Tuhan. 

pic by Brut Carniollus from Unsplash.com



Lari ke Mana ketika Diserang Badai ?


Siapa sih yang tidak menginginkan hidup yang tenang, damai dan sejahtera ?

Namun , hidup yah hidup...

Tidak selalu mulus jalannya

Sering kita berpapasan dengan topan, badai, bencana

dalam berbagai skala


Kadang dan seringkali, kita jadi tawar hati, lalu kita menyalahkan Tuhan.

Kita bertanya , "Kenapa Tuhan? Mengapa Tuhan ? Kenapa Kau ijinkan ?"

Jangan terburu-buru menyalahkan Dia

Jangan tergesa-gesa menuduh Dia

Jangan meniru Paman Ayub di dalam Alkitab


Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Paman Ayub diserang badai yang bertubi-tubi

Yang perlu kita ingat, Paman Ayub akhirnya bertobat ( Ayub 42:6 )

Kalau kita mau mencari tahu jalan untuk menghadapi masalah, marilah kita datang kepada sosok yang tidak pernah bertobat, kesempurnaan yang mengejewantah menjadi manusia, anak tunggal Allah yang ada di dalam haribaaan Bapa, the perfect representation of God, yaitu jalan , kebenaran dan hidup. 

Alias Yesus...sahabat kita semua..., mari kita lihat apa kata Yesus...

 Yohanes 16:33 Aku mengatakan semua ini kepadamu, 

supaya kamu memperoleh kesentosaan di dalam Aku. 

Dalam dunia ini kamu akan mengalami kesusahan, 

tetapi teguhkanlah hatimu! Aku sudah mengalahkan dunia."

Mengapa kesusahan terjadi ? Kita hidup di dalam dunia yang sudah jatuh karena Kakek Adam jatuh ke dalam dosa. Ada iblis yang gentayangan, yang kerjanya mencuri, membunuh dan membinasakan. Ada orang-orang yang mau dipengaruhi oleh iblis, sehingga mereka berbuat jahat. 

Mengapa Tuhan membiarkan? Tuhan menciptakan dunia ini untuk manusia. Manusia yang (disuruh) berkuasa di dunia ini. Memang sulit untuk memahami, kenapa Tuhan yang maha kuasa menahan diriNya untuk membiarkan masalah terjadi. 

Tapi itulah kenyataanNya. Karena Dia adalah Tuhan, bukan manusia. Dia sudah (telanjur) memberikan bumi ini ke dalam penguasaan manusia. Agar leluasa untuk mengatasi topan badai permasalah, dan membereskan segala keruwetan di dunia, Tuhan harus menjelma menjadi manusia. 

Itulah sebabnya mengapa Yesus datang ke dalam dunia.

Karena itu, larilah kepada Dia, ketika diserang badai. 

picture by Marcus Woodbridge from Unsplash.com




Sunday, 23 August 2020

SETELAH PERSELINGKUHAN


Alkitab itu jujur.
Firman Tuhan membuka aib banyak tokohnya.
Bukan untuk mempermalukan mereka,
melainkan untuk mendidik pembaca supaya tidak jatuh 
di lubang yang sama dengan mereka.
Karena segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Saya teringat akan Raja Daud,
yang disebut sebagai the man after God's own heart.
Garis keturunan Daud juga dipakai oleh Tuhan 
untuk menelurkan Juruselamat,
sehingga Tuhan Yesus itu disebut Anak Daud.
Daud itu hebat, namun dia pernah berdosa besar ;
selingkuh, menipu lalu membunuh.
Setelah perselingkuhannya ditegur oleh Nabi Natan,
Daud menyesal dan mengakui dosanya dalam 
Mazmur 51;yang sering dipakai untuk pengakuan dosa

Entah kenapa saya tidak suka dengan Mazmur 51.
Wuihhhh berani juga saya blak-blakan 
(Nanti kan sungkan dengan Raja Daud).
Biarlah itu kan hanya soal selera,
daripada saya jadi hipokrit, bilang suka padahal tidak.
Lagipula dengan mengakui ketidak-sukaan saya ,
berarti saya sudah membaca dan merenungkan.
Selera kan bisa berubah

Saya akan share dengan teman-teman, 
alasan saya nggak sreg dengan Mazmur ini

1. Kasihanilah aku ya Allah, menurut kasih setiaMu, 
hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmatMu yang besar
(Aku disayangi oleh Tuhan Yesus, semua pelanggaranku sudah dihapuskan oleh darahNya)

2. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! 
( darahNya sudah membersihkan dan menahirkan aku, dulu, sekarang dan sampai selamanya)

3. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku 
(wong sudah dihapuskan kok masih digumulkan )

4. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan 
melakukan apa yang Kauanggap jahat, 
(Daud itu kan berdosa kepada banyak orang, memaksa Bathsyeba, membunuh Uria, menjadi teladan yang salah kepada anak-anaknya, bikin istrinya pada sakit hati...lha kenapa Daud bilang berdosa hanya terhadap Allah ? ? ? )

5. supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu
(Tuhan itu adil kok, Dia tahu bahwa manusia itu tidak mungkin bisa bebas dari hukuman kalau mengandalkan dirinya sendiri, dengan demikian Tuhan itu mengirimkan AnakNya untuk mati di kayu salib, supaya saya bisa dibersihkan dari seluruh dosa . Saya bebas karena Tuhan Yesus dihukum menggantikan saya. Makasih Tuhan Yesus )

6. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan , 
dalam dosa aku dikandung ibuku.
( memang benar, tapi setelah menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamat, saya kan mengalami lahir baru. Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku. Ngapain saya fokus terhadap kesalahan peranakan dan dosa kandungan )

7. Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, 
basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
( lha itu kan yang Tuhan Yesus sudah lakukan di kayu salib, saya sudah bersih dan tahir sekarang. Makasih Tuhan Yesus)

8. biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! 
(Hmmmm sepertinya tulangnya Daud tidak ada yang patah waktu dia berselingkuh deh, yang ada malah dia bikin konspirasi untuk membunuh Uria. Kok dia bilang tulangnya dipatahkan Tuhan ??? )

9. Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku
( Allah Bapa sempat memutuskan hubunganNya dengan Tuhan Yesus, ketika Ia di kayu salib, karena Ia menjadi dosa seisi dunia. Karena itu Yesus teriak : Allahku, di manakah Engaku ? Karena seluruh dosa saya sudah diampuni, maka Tuhan tidak menyembunyikan wajahNya kepada saya . Makasih Tuhan Yesus )

10. perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku  dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku ! 
( Setelah saya bertobat, saya sudah menjadi rumahnya Roh Kudus, dan Roh Kudus sudah menetap di dalam hatiku, tidak akan diambil kembali.)

Nah sekarang pembaca ngerti kan 
kenapa saya nggak sreg

Namun , saya diingatkan kembali oleh Roh Kudus, 
bahwa Daud hidup dalam perjanjian Lama 
Saya adalah generasi Perjanjian Baru
Hmmmm... jadi perbedaan perjanjian itulah yang menyebabkan Mazmur 51 ini 
sepertinya sangat jadoel, ketinggalan jaman dan tidak relevan
Daud tidak mengalami Tuhan Yesus, 
dan Roh Kudus belum berdiam di hati manusia; 

Jadi itu lhoooo sebabnya

Ya sudahlah... saya paham sekarang...

image by Charlie Hang from unsplash.com

Saturday, 22 August 2020

Tuhan Bukan Pendakwa

Ketika saya melakukan sesuatu yang salah 

Saya merasa deg-deg-an di dalam hati

Saya takut Tuhan marah kepada saya 

Sepertinya saya didakwa...

Dan seringkali saya melakukan tindakan yang perlu untuk memberesi kesalahan saya

karena dimotivasi oleh perasaan takut kepada Tuhan

bukan karena dimotivasi oleh keinginan untuk berbuat baik kepada pihak yang telah saya langgar 


Namun seiring dengan pengenalan akan Tuhan Yesus

Saya jadi sadar bahwa Tuhan tidak mendakwa saya ketika saya salah

Tuhan tidak menuding saya dengan jariNya

Apapun kesalahan saya, Dia tetap sayang kepada saya

Segila apapun tindakan saya, pelukanNya selalu terbuka untk saya

ketika saya memutuskan untuk kembali kepadaNya


Mengapa demikian ? Karena Tuhan Yesus tidak mendakwa


Ketika berhadapan dengan wanita yang berzinah,

Tuhan Yesus berkata : Hai wanita, di manakah mereka, orang-orang yang mendakwamu itu ?

                                    Tidak adakah orang yang menghukum-mu ?


Ketika berhadapan dengan Zakeus, yang suka menipu, 

Tuhan Yesus berkata : Zakeus, segeralah turun, sebab hari ini, 

                                    Aku harus menunmpang di rumahmu

Kalau bukan Tuhan yang mendakwa saya ketika bersalah, jadi siapakah yang mendakwa saya , karena perasaan bersalah itu hadir dan menganggu sekali ?

Perasaan bersalah itu muncul dari dalam hati nurani manusia, atau conscience. Ketika Adam berbuat dosa, ia merasa takut. Hati nuraninya merasa didakwa, maka ia pun bersembunyi. 

Apakah Tuhan mendakwanya ? Tidak. Tuhan bertanya untuk memulai percakapan dengan Adam, supaya Tuhan bisa menolongnya melalui perbuatan:

1. Membuatkan baju kulit buat Adam dan Hawa, 

2. memberitahu langkah langkah selanjutnya yang perlu mereka ambil, 

3. memindahkan mereka dari Taman Eden, demi kebaikan mereka sendiri, 

4. dan memberitahu mereka tentang rencana keselamatan bahwa keturunan Hawa akan menghancurkan kepala ular. 

Tuhan adalah live support yang selalu mau membantu memberesi keruwetan keruwetan yang terjadi akibat dosa manusia. 

Selain hati nurani, iblis pun yang suka mendakwa. Wahyu 12:10 berkata bahwa iblis yang mendakwa saudara-saudara kita. Dengan demikian, ketika kita melihat kesalahan saudara seiman, lalu kita mendakwa dia , kita bersikap seperti iblis. Yang perlu kita lakukan ialah menegur dalam kasih dan menolong saudara seiman, bukan mendakwa mereka. 

Ketika kita sudah menyadari hal-hal berikut ini 

1. Bahwa Tuhan bukan pendakwa ketika kita berdosa, bahwa hati nurani dan iblis lah yang mendakwa.

2. Bahwa darah Tuhan Yesus sudah mengampuni seluruh dosa kita, di masa lampau dan di masa depan

Apakah ini berarti bahwa kita diperbolehkan untuk terus menerus berbuat dosa untuk memanfaatkan kasih karunia ? Mari kita lihat dialog Tuhan Yesus dengan wanita yang berzinah itu. 

"Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau .Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

pic by Drew Graham from unsplash.com



Friday, 21 August 2020

Tidak Seorang Pun Pernah


Alkitab penuh dengan kisah orang-orang yang pernah berjumpa dengan Tuhan
Adam dan Hawa bertemu dengan Tuhan di Taman Eden
Abraham bertemu Tuhan dekat pohon tarbantin di Mamre
Yakub bergulat dengan Tuhan di Peniel
Musa bertemu Tuhan di semak semak dan di Gunung Sinai
dan seterusnya, dan sebagainya

Tidaklah heran ketika kita ingin mengenal Tuhan
Kita membaca pengalaman mereka
dan kita mendapatkan insight dan tidbits tentang siapa Tuhan itu adaNya dari mereka

Demikian juga buku buku rohani penuh dengan petunjuk petunjuk tentang siapa Tuhan itu adaNya
Tidak heran, kalau kita membaca buku rohani untuk menggali pengetahun tentang Tuhan

Pembicara dan pendeta juga berkotbah tentang Tuhan dari mimbar
mimbar ini bisa kita temukan di gereja, atau di video, atau di televisi
Pembicara dan pendeta yang berkotbah telah mempelajari ilmu tentang Tuhan atau teologi
mereka membagikan pengalaman hidup mereka tentang Tuhan

Kita mendengar mereka untuk lebih mengerti tentang Tuhan, 
karena mereka lebih dulu berjumpa dengan Tuhan dalam hidup mereka
atau karena mereka lebih tahu tentang Tuhan daripada kita

Dari milyar-an orang yang pernah berjumpa ( secara langsung atau tidak langsung) dengan Tuhan, dalam berbagai kurun waktu dan tempat 
Suatu ayat yang kedengarannya aneh menantang semua orang itu
Yohanes 1: 18
Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah,

Hello Pak Yohanes, 
Sudahkah Anda baca Taurat Musa ?
Sudahkah Anda baca kitab Perjanjian Lama
Apakah Anda menyangkali nabi nabi perjanjian Lama
yang pernah berjumpa dengan Tuhan, yang pernah melihat Tuhan ?
Kok Anda berani bilang bahwa tidak seorang pun pernah melihat Allah?

Mari kita baca lanjutan dari ayat tersebut, sebelum kita lanjutkan protes kita kepada Pak Yohanes

Yohanes 1:18
Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah, 
yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya

Anak Tunggal Allah ialah Yesus Kristus
Dan Dia ada di dalam pangkuan Bapa
Dia ada di dalam dekapan Bapa
Dialah yang menyatakanNya

Dibandingkan dengan para nabi, para rasul, pemuka agama, bapa-bapa gereja, pendeta, pengkotbah, guru, dosen, guru sekolah minggu, pemimpin persekutuan doa, pemimpin kelompok kecil, mereka semua yang mengaku bahwa mereka dekat dengan Bapa...

Kedekatan mereka dengan Bapa, tidak sedekat dengan kedekatan Yesus Kristus dengan Bapa.

Memperbandingkan kedekatan Yesus Kristus dengan BapaNya, dengan kedekatan manusia dengan Tuhan.... membuat Yohanes berkata bahwa tidak seorang pun pernah melihat Bapa

Dengan demikian, pengetahuan Yesus tentang Allah Bapa, 
insight dan tidbits dari Yesus tentang Allah Bapa, 
informasi dari Yesus tentang Allah Bapa, 
adalah yang paling benar, paling terpercaya dan paling teruji

Informasi dari para nabi, para rasul, pemuka agama, bapa-bapa gereja, pendeta, pengkotbah, guru, dosen, guru sekolah minggu, pemimpin persekutuan doa, pemimpin kelompok kecil, dsb tentang Allah Bapa, harus ,HARUS, HARUS  DICOCOKAN dengan informasi dari Yesus tentang Bapa. 

Jika informasi mereka bertentangan, terserah anda apakah anda mau menerima dan menelan bulat-bulat informasi itu. Anda memiliki kehendak bebas. 

Tapi kalau saya, saya tidak setuju, saya tidak akan menerima, apalagi menelan bulat-bulat semua informasi tentang Tuhan yang bertentangan dengan apa yang Yesus katakan tentang BapaNya

Karena tidak seorang pun pernah...

Hanya Yesus Kristus yang memiliki pencerahan/informasi/tidbits and insight/ pengatahuan 
yang paling lengkap, sempurna, tepat, jitu ...tentang Allah Bapa. 

Hmmmmm... kembali saya harus menghela napas yang sangat sangat panjang, karena 
saya belum sempat membaca, menyelidiki, atau merenungkan informasi-informasi yang 
Yesus sampaikan di dalam kitab Injil, tentang BapaNya

Apakah anda mau menghela napas juga ?


image by Rachel Strong from Unsplash.com


Thursday, 20 August 2020

Diakui oleh Pihak Yang Berwenang


Pada posting sebelumnya, saya menulis tentang Misteri yang Sudah Terpecahkan, 

yaitu bahwa Yesus Kristus-lah yang memecahkan 

atau mengungkapkan Pribadi Agung yang Misterius, yaitu Allah Bapa. 

Selain dari perkataan Yesus sendiri yang menyatakan bahwa 

DiriNya ialah representasi sempurna dari Bapa, 

Bapa sendiri pun juga mengakui keabsahan Yesus Kristus 

sebagai narasumber atau perfect representation dari pihakNya.


Kedudukan Yesus sebagai pengungkap Misteri itu sudah diakui oleh Pihak Yang Berwenang, 

alias Allah Bapa sendiri. Pihak yang berwenang mengungkapkan pengakuanNya 

ketika Yesus dibaptis dan dimuliakan di atas gunung. 


Matius 3: 17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan : 

"Inilah Anak-Ku yang kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.


Matius 17: 5 Dan tiba-tiba sedang Petrus berkata-kata 

turunlah awan yang terang menaungi mereka 

dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: 

"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."


Buat saya pribadi, pengakuan dari pihak yang berwenang ini sangat berbobot dan menantang.

Berbobot karena Yang berwenang itu adalah Allah sendiri.

Menantang karena saya belum sempat mempelajari secara detail tentang 

perkataan perkataan Yesus Kristus. 


Sejujurnya, perkataan Yesus itu kadang membingungkan

contohnya ketika dia berkata kepada murid-muridNya bahwa Lazarus tidur.

Ternyata yang dimaksudkan dengan tidur itu adalah mati. 

Belum lagi ketika Yesus berkata-kata menggunakan perumpamaan. 


Wah...banyak sekali perkataanNya yang harus dibaca, dihafalkan, dipelajari, 

dimengerti dan diterapkan. 

Apakah saya punya cukup waktu untuk "mendengarkan perkataanNya ? "


Biarlah saya menghela napas sejenak, untuk menjawab tantangan ini, 

apalagi yang mengajukan tantangan ini adalah Pihak yang Berwenang , yaitu Allah Bapa. 


Haruskah kita menghela napas bersama-sama ?


pic by Jordan Billard from Unsplash.com

Misteri yang Sudah Terpecahkan


Sejak dulu , Tuhan itu adalah suatu misteri

Dia adalah sosok maha kuasa yang misterius

Namun puji Tuhan, sekarang misteri itu sudah terpecahkan

Bukan karena kuat manusia tentunya,

Namun karena Tuhan sendiri ingin menyatakan diriNya


Yohanes 1:18

Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah;

Tetapi Anak Tunggal Allah,

yang ada di pangkuan Bapa,

Dialah yang menyatakanNya


Yesus Kristus lah yang menyatakan Tuhan

Kalau kita mau mengenal Sang Agung Misterius itu = kenalilah Yesus Kristus

Bagaimana sih karakter Tuhan = karakter Yesus Kristus

Apa sih yang dilakukan Tuhan = lihat saja yang dilakukan Kristus

Apa sih kegemaran Tuhan = sama persis dengan kegemaran Yesus Kristus

Apa sih yang Tuhan benci = baca saja di Alkitab apa yang dibenci oleh Tuhan Yesus

Apa kegiatan yang Tuhan lakukan = amati saja kegiatan Tuhan Yesus saat Ia di dunia

Bagaimana cara Tuhan bertindak =  bagaimana Tuhan Yesus bertindak


Sejujurnya buat saya pribadi, butuh waktu yang cukup lama 

untuk memperbaharui pikiran saya dalam hal ini. 

karena saya merasa Yesus itu lebih friendly , lebih dekat , lebih terjangkau daripada pribadi Tuhan. 

Kalau bicara soal Tuhan, saya lebih gemetar gitu... 

Namun kalau bicara tentang Yesus, saya bisa berkata..

Yah... Dialah Tuhan yang mau menjadi sahabat saya

Dalam hal ini, mungkin saya seperti Filipus dalam Yohanes 14:8-10


Filipus minta supaya Tuhan Yesus memberikan pencerahan tentang siapa Allah Bapa itu.  

Filipus ingin Tuhan Yesus menjadi detektif yang memecahkan misteri itu. 

Bukankah pencerahan tentang Tuhan adalah sesuatu yang didambakan oleh setiap orang percaya ?

Dan inilah jawabah Tuhan Yesus kepada Filipus, 

dan juga kepada setiap orang yang rindu untuk mengenalNya dengan lebih dalam...


"Telah sekian lama Aku bersama sama kamu, Filipus

namun Engkau tidak mengenal Aku ?

Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;

bagaimana engkau berkata; Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa

dan Bapa di dalam Aku ? 

Apa yang Aku katakan kepadamu

tidak Aku katakan dari dalam diriKu sendiri

tetapi Bapa yang di dalam Aku,

Dialah yang melakukan pekerjaanNya. 


Misteri itu sudah terpecahkan

Tirai yang menghalangi kita dan Bapa, sudah dirobek oleh Tuhan Yesus

Tidak ada lagi penghalang, kita sudah mendapatkan akses

untuk menghadap Pribadi yang Maha Agung itu

Dan ketika kita melihatNya, dengan pikiran yang sudah diperbaharui

Barulah kita menyadari , 

bahwa Ia serupa dan sama dengan pribadi yang sudah menjadi sahabat agung kita

Yesus Kristus...


Thank you Jesus, for solving THE DIVINE MYSTERY

pic by Mads Schmidt Rasmussen on Unsplash.com






Friday, 31 July 2020

"Rumah" yang Bersih


Setelah beberapa kali membahas persampahan,
sekarang sampailah kita kepada tujuan utama, yaitu : topik kebersihan
;memiliki "rumah" yang bersih 

Rumah yang bersih dan teratur,
akan mudah didandani.
Rumah yang berantakan dan kotor, 
akan sulit didekorasi.
Seandainya kita punya patung kayu 
yang cocok ditaruh di pojok ruangan
Namun di pojokan itu ada sekarung sampah 
yang busuk dan penuh belatung,
proses dekorasi tidak bisa dilakukan.

Sampahnya perlu dibuang dulu, 
ruangannya dibersihkan, baru didekorasi

Begitulah juga dengan hati kita
Hati kita adalah sebuah bait 
atau rumah tempat kediaman Tuhan, 
ketika kita mengundangnya untuk hidup 
di dalam kita.
Seperti tertulis dalam kita Lukas 17:20-21
Kerajaan Sorga itu tidak datang dengan tanda-tanda, namun ada di dalam dirimu

Marilah evaluasi keadaan hati kita, 
bersih atau kotor ?
Kebersihan atau kekotoran hati bukan tanggung jawab Tuhan
Melainkan tanggung jawab kita, 
karena Amsal 4:23 berkata
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaannya
karena dari situlah mengalir sumber sumber kehidupan

Kristus di dalam kita, adalah harapan kemuliaan
Namun banyak dari kita yang kemuliaanNya tidak terpancarkan
Karena dalam hatinya tertutup oleh sampah-sampah sakit hati

Karena itu marilah kita memberikan 
sampah-sampah di hati kepada Tuhan
Ia akan mengambil sampah itu dan melakukan proses daur ulang,
sehingga sampah itu menjadi berguna. 

Mari kita ampuni orang yang berdosa kepada kita, bukan untuk keuntungan orang itu
Namun untuk kebaikan diri kita sendiri.
Supaya hati kita bersih dan bebas sampah.
Supaya kita gembira, karena hati yang gembira adalah obat yang manjur.

Maka di dalam hati yang bersih, 
benih Firman Tuhan bisa tumbuh dengan leluasa
Kemuliaan Tuhan bisa dipantulkan ke luar, sehingga menjadi kita menjadi saksiNya
Air kehidupan memancar tanpa terhambat

Semuanya dimulai dari dalam hati, 
dari dalam "rumah". Milikilah "rumah" yang bersih.Jagalah kebersihan "rumah" bersama Tuhan kita.Karena Tuhan itu baik dan sayang sekali kepada kita.

pic by Hutomo Abrianto from Unplash.com


Thursday, 23 July 2020

Mendaur Ulang "Sampah"


Masih berkutat dengan "sampah dan limbah"
Tema posting ini adalah mendaur ulang "sampah"
Seyogyanya kita melibatkan Tuhan dalam proses daur ulang 
Karena sampah dan limbah itu beracun
Juga karena Tuhan rindu untuk menolong kita

Tanpa penyertaan Tuhan, hasil daur ulang tidaklah maksimal,
Laksana rumput, ranting, dan kayu 
yang gampang terbakar oleh api
Kita bisa lihat contoh "daur ulang" tanpa pimpinan Tuhan
melalui cerita Adam dan Hawa 
yang memakai daun pohon ara
untuk menutupi ketelanjangan mereka
Daun pohon ara itu bikin gatal lho
Akhirnya baju dari daun pohon ara itu dibuang juga
diganti dengan leather jacket dan leather skirt yang keren, dibuatkan oleh Tuhan

Karena Tuhan itu sangat jago, 
pintar, baik hati, artistik, dan segalanya deh
Maka Tuhan itu pandai sekali mendaur ulang 
"Sampah" organik bisa dibuat menjadi pupuk
"Sampah" non organik bisa dibuat menjadi berguna
untuk kehidupan kita dan sesama
Yang penting, kita mau bekerja sama dengan Tuhan
Kita mau melakukan apa yang disuruhNya
untuk mendaur ulang "sampah" itu

Petunjuk dalam daur ulang "sampah"

1. Berikan "sampah" itu kepadaNya
2. Ampuni pengotor 
( buat session pribadi di hadapan Tuhan untuk mendeklarasikan pengampunan kita kepada pengotor)
3. Minta hikmat dari Tuhan untuk the next step, apakah mengadakan rekonsiliasi langsung, apakah mengadakan kontak kembali, apakah ada tindakan tindakan spesifik yang harus kita lakukan kepada si pengotor, atau tidak. 
Karena tiap kasus itu unik dan berbeda. 
Jangan disama-ratakan.
4. Lalu kita tinggal tunggu Tuhan beraksi , 
akan kita lihat bagaimana hasil daur ulang karya Tuhan.
Perlu kesabaran karena waktu Tuhan 
bukanlah waktu instant.

Demikianlah contoh-contoh daur ulang yang Tuhan lakukan :
1. Joyce Meyer dan Phillip Mantofa
adalah hamba -hamba Tuhan yang cukup berpengaruh.
Keduanya mengalami pelecehan seksual pada masa kecil mereka. Joyce Meyer oleh bapak kandungnya sendiri dan Phillip Mantofa oleh seseorang yang ada dalam kepemimpinan gereja. Tuhan memimpin mereka untuk mengampuni orang yang telah bersalah kepada mereka. Joyce Meyer bahkan disuruh Tuhan untuk menanggung kehidupan bapaknya setelah bapaknya tua. 

2. Yusuf
Dianiaya dan dijual oleh kakak-kakak kandungnya sendiri. Juga dijebloskan ke penjara karena ulah istri majikannya. Namun Yusuf tidak membalas dendam.
"Kalian telah bermupakat untuk berbuat jahat kepada saya, tetapi Allah mengubah kejahatan itu menjadi kebaikan, supaya dengan yang terjadi dahulu itu banyak orang yang hidup sekarang dapat diselamatkan." Kejadian 50:20

3. Yesus Kristus dan Stefanus
Di akhir hayat mereka, mereka minta Tuhan untuk mengampuni orang-orang yang membunuh mereka. 

Memang lebih mudah untuk mendendam daripada mengampuni. Dunia serta kedagingan mendidik manusia untuk menyediakan tempat untuk dendam dan merangkul sakit hati. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk berbeda dengan dunia

Maukah kita untuk ikut jalan-jalanNya ?

pic by Pawer Czerwinski from unsplash.com



Petuah untuk Pengotor



Sudah hampir dua minggu saya ngoceh tentang "sampah"
Sampah = kekotoran yang terjadi 
                 karena tindakan atau perkataan orang lain, 
                 yang menyakiti, melukai atau merugikan kita 
                 atau orang yang kita kasihi

Ketika saya ngoceh tentang "sampah " ini
seorang yang dekat dengan saya bertanya :
Bagaimana kalau dirinya sendiri yang menjadi "pengotor"?
Biasanya yang menjadi "pengotor" akan merasa tertuduh
"Tertuduh" itu , istilah religiusnya adalah condemnation 
atau perasaan bersalah.

Begini jawabannya 
( menurut petunjuk ibu pendeta yang memimpin Bible Study kami)

1. "Buat yang merasa telah mengotori orang lain dan menyesal, datanglah kepada "tukang sampah" Surgawi yaitu Yesus Kristus. Akuilah kesalahanMu kepadaNya, maka Ia akan setia dan adil, mengampunimu dari segala kesalahan dan dosa. Walaupun dosamu merah seperti kirmizi akan menjadi putih seperti salju."

2. "Bawalah rasa bersalah atau condemnation itu kepada Tuhan. Jangan merasa dosamu terlalu besar. Jika kau tidak membawa dosamu kepada Tuhan dan kau  berlarut-larut dalam penyesalanmu, itu tidak baik dan tidak sehat. Contohnya di dalam Alkitab adalah Yudas dan Petrus, murid Tuhan Yesus. Pada makan malam terakhir, keduanya dicucikan kakinya oleh Tuhan Yesus. Keduanya diberi roti dan minum anggur. Yesus sempat menyampaikan kepada keduanya bahwa mereka akan mengkhianatinya. Yudas disindir secara halus. Petrus diberi tahu terang-terangan. Yudas melengos dan pergi . Petrus malah ngeyel. Kedua-duanya menyangkali Tuhan Yesus, dan kedua-duanya menyesal. Tapi Petrus datang kembali kepada Tuhan Yesus dan menerima pengampunan. Yudas melarikan diri lalu bunuh diri. Seandainya dia kembali kepada Tuhan Yesus, pasti Tuhan Yesus akan menerimanya kembali. Di sinilah terlihat free will manusia. "

3. "Minta kebijaksanaan kepada Tuhan melalui bimbingan Roh Kudus, apakah perlu diadakan rekonsiliasi secara langsung dengan pihak yang telah kau kotori. Jika perlu, minta Tuhan untuk menunjukkan caranya, waktu yang tepat, dan bagaimana penyampaiannya. Karena kadang korban kekotoranmu sudah mati, atau sudah tidak bisa kau hubungi lagi. Kadang pula yang kau kotori tidak ingat, karena sampah yang kubuang kepada mereka, tidaklah signifikan, sehingga kalau kau minta maaf kepada mereka, malah jadi canggung atau awkward." 

4. "Minta bimbingan Tuhan Yesus melalui Roh Kudus untuk memperingatkanmu sebelum kau buang "sampah" sembarangan. Roh Kudus akan bekerja sama denganmu, karena Ia adalah penolong dan penasehat yang baik."

5."Minta orang-orang terdekatmu yang kau percayai, untuk memperingatimu jika kau akan kebablasan buang "sampah" sembarangan. Suami,istri, atau orang tua bisa dimintai bantuan dalam hal ini."

Itulah sebagian daripada petuah petuah Ibu Pendeta yang memimpin Bible study saya. 

pic by Gary Chan from Unsplash.com