Ketika saya melakukan sesuatu yang salah
Saya merasa deg-deg-an di dalam hati
Saya takut Tuhan marah kepada saya
Sepertinya saya didakwa...
Dan seringkali saya melakukan tindakan yang perlu untuk memberesi kesalahan saya
karena dimotivasi oleh perasaan takut kepada Tuhan
bukan karena dimotivasi oleh keinginan untuk berbuat baik kepada pihak yang telah saya langgar
Namun seiring dengan pengenalan akan Tuhan Yesus
Saya jadi sadar bahwa Tuhan tidak mendakwa saya ketika saya salah
Tuhan tidak menuding saya dengan jariNya
Apapun kesalahan saya, Dia tetap sayang kepada saya
Segila apapun tindakan saya, pelukanNya selalu terbuka untk saya
ketika saya memutuskan untuk kembali kepadaNya
Mengapa demikian ? Karena Tuhan Yesus tidak mendakwa
Ketika berhadapan dengan wanita yang berzinah,
Tuhan Yesus berkata : Hai wanita, di manakah mereka, orang-orang yang mendakwamu itu ?
Tidak adakah orang yang menghukum-mu ?
Ketika berhadapan dengan Zakeus, yang suka menipu,
Tuhan Yesus berkata : Zakeus, segeralah turun, sebab hari ini,
Aku harus menunmpang di rumahmu
Kalau bukan Tuhan yang mendakwa saya ketika bersalah, jadi siapakah yang mendakwa saya , karena perasaan bersalah itu hadir dan menganggu sekali ?
Perasaan bersalah itu muncul dari dalam hati nurani manusia, atau conscience. Ketika Adam berbuat dosa, ia merasa takut. Hati nuraninya merasa didakwa, maka ia pun bersembunyi.
Apakah Tuhan mendakwanya ? Tidak. Tuhan bertanya untuk memulai percakapan dengan Adam, supaya Tuhan bisa menolongnya melalui perbuatan:
1. Membuatkan baju kulit buat Adam dan Hawa,
2. memberitahu langkah langkah selanjutnya yang perlu mereka ambil,
3. memindahkan mereka dari Taman Eden, demi kebaikan mereka sendiri,
4. dan memberitahu mereka tentang rencana keselamatan bahwa keturunan Hawa akan menghancurkan kepala ular.
Tuhan adalah live support yang selalu mau membantu memberesi keruwetan keruwetan yang terjadi akibat dosa manusia.
Selain hati nurani, iblis pun yang suka mendakwa. Wahyu 12:10 berkata bahwa iblis yang mendakwa saudara-saudara kita. Dengan demikian, ketika kita melihat kesalahan saudara seiman, lalu kita mendakwa dia , kita bersikap seperti iblis. Yang perlu kita lakukan ialah menegur dalam kasih dan menolong saudara seiman, bukan mendakwa mereka.
Ketika kita sudah menyadari hal-hal berikut ini
1. Bahwa Tuhan bukan pendakwa ketika kita berdosa, bahwa hati nurani dan iblis lah yang mendakwa.
2. Bahwa darah Tuhan Yesus sudah mengampuni seluruh dosa kita, di masa lampau dan di masa depan
Apakah ini berarti bahwa kita diperbolehkan untuk terus menerus berbuat dosa untuk memanfaatkan kasih karunia ? Mari kita lihat dialog Tuhan Yesus dengan wanita yang berzinah itu.
"Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau .Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
pic by Drew Graham from unsplash.com
Kok bisa sehati sama komentarku di blog tentang perselingkuhan ya...?
ReplyDelete