Monday, 31 August 2020

A Miracle Baby



2004-2005 bisa disebut sebagai tahun yang sangat sial,   sudah jatuh tertimpa tangga. 

1. keguguran lalu hamil lagi. 2. usus buntu saat hamil dan harus dioperasi. 3. Jabang bayi ada birth defect, yang namanya CDH congenital diaphragmatic hernia, ( ada lubang di diafragma, yang menyebabkan usus naik ke dada, menghimpit paru-paru , sehingga paru-paru terhambat perkembangannya ). 

Gara-gara CDH, sepanjang kehamilan kerja saya ialah bolak balik ke berbagai rumah sakit. Dan ketika melahirkan, tim medis sudah menunggu. Begitu brojol, baby langsung diamankan ke Neonatal ICU/ NICU. Kami namakan miracle baby itu Timothy.

Di ICU, baby mendapatkan treatment yang sangat agresif seperti ECMO ( proses oksidasi di luar tubuh ) untuk mengistirahatkan paru-parunya, juga operasi untuk menurunkan ususnya, serta menambal diafragmanya. Dengar-dengar sempat mengalami episode 2 kali ( kondisi drop sehingga keadaan di ambang ajal ). Dia tinggal selama hampir 2 bulan di NICU, baru boleh pulang ke rumah. 

Selama dirundung topan masalah itu:

Saya merasa seperti Pak Ayub di dalam Alkitab, mengalami bencana yang bertubi-tubi. Mengapa Tuhan membiarkan hal ini terjadi ? Saya marah kepada Tuhan.

Sekarang saya mengerti bahwa bukan Tuhan yang membuat anak saya sakit. Sakit penyakit terjadi karena kita tinggal di dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Situasi di dalam dunia ini tidak kondusif untuk kesehatan. Tambahan lagi ada setan yang hendak mencuri, membunuh dan membinasakan. Sakit penyakit, virus, bakteria, cacat, abnormalitas tidak datang dari Tuhan. 

Kenapa Tuhan mengijinkan ? Tuhan memang maha kuasa dan paling berkuasa, namun Tuhan bukan maha mengatur. Tuhan itu bukan control freak. Dia memberikan free will kepada manusia. Dia bukan manipulator dan tidak memaksakan kehendakNya. Manipulasi, pemaksaan, control freak adalah ciri-ciri setan dan bukan Tuhan. 

Pernah saya berpikir bahwa Tuhan membiarkan sakit penyakit terjadi, supaya saya mengalami perubahan karakter. Ih sadis sekali jika anak saya dikasih birth defect untuk perbaikan karakter ibunya. Tidak, Tuhan tidak sadis kayak gitu. Tuhan mempergunakan firmanNya untuk mendidik manusia.  Bukankah itu yang dikatakan dalam 2 Timotius 3 : 16  Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan berguna untuk mengajar, menegur, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. 

Tapi jika kita diserang oleh penyakit, Tuhan itu pintar recycle, apa yang jelek dari si musuh, Dia akan pergunakan untuk keuntungan buat kita. Jadilah waktu kita diserang penyakit itu, kita lebih mau mendengarkan Tuhan daripada waktu keadaan senang. Dan Tuhan juga seperti ambulans... kalau penyakit menyerang, kita panggil Dia. Sayangnya karena tiap kali ada penyakit lalu ambulans datang, kadang kita jadi rancu. Kita pikir ambulans itu yang membawa penyakit. 

Kembali ke topik semula... tentang pengalaman saya dan my miracle baby

Apa yang saya belum mengerti waktu itu:

Saya belum tahu bahwa Tuhan berkehendak supaya kita sembuh dari segala sakit penyakit. Tadinya saya berpikir, ya lihat saja nanti gimana jadinya ... Kalau sembuh puji Tuhan, kalau tidak sembuh ya nggak papa, at least sudah usaha. 

Namun dengan berjalannya waktu, semakin saya yakin bahwa kesembuhan adalah kehendak Tuhan untuk semua manusia. Tuhan Yesus adalah representasi yang paling akurat dari Bapa. Kalau kita baca di Alkitab, Tuhan Yesus tidak pernah menabur virus, atau membuat orang menjadi sakit . Tuhan Yesus juga tidak mencelakai atau membunuh orang. Dan setiap orang yang datang minta disembuhkan oleh Tuhan Yesus, pasti disembuhkan. Tidak peduli apa kebangsaannya, pendidikannya, karakternya, moralnya Tuhan Yesus menyembuhkan semua yang minta disembuhkan. 

Kehendak Tuhan tidak terjadi secara otomatis di dalam dunia ini. Seringkali yang terjadi di dunia adalah kehendak iblis. Contohnya pandemik covid 19, ini bukan kehendak Tuhan. Bukan kehendak Tuhan juga kalau ibu mertua Petrus sakit demam. Bukan kehendak Tuhan kalau orang itu buta. Bukan kehendak Tuhan kalau ada orang kena epilepsi, tapi murid-muridNya tidak bisa menyembuhkan anak yang kena epilepsi itu. Namun di tangan Tuhan Yesus , anak itu disembuhkan. 

Jikalau kita tidak bisa menerima kesembuhan, jangan buru buru berpikir Tuhan yang tidak mau menyembuhkan. Mungkin kita yang belum tahu bahwa Ia mau menyembuhkan. Mungkin kita yang belum bisa menerima. Kesembuhan Timmy saya terima dari Tuhan dengan bantuan dari tim medis. Namun kalau saya renungkan lagi, jika pada saat itu, saya sudah bisa menerima dari Tuhan, mungkin Timmy menerima kesembuhan tanpa operasi. 

Pada akhirnya, jika saya melihat Timmy, my miracle child, saya jadi terkenang atas kebaikan Tuhan. Dan saya pun yakin bahwa Tuhan baik kepada semua anak dan ingin semua anak sehat, kuat dan bahagia. Kenyataan yang terjadi sekarang ialah banyak anak yang masih diserang sakit, kelemahan dan tidak bahagia. Karena itulah kita berdoa...Jadilah kehendak Tuhan di bumi ( di dalam diri anak -anak itu ) seperti di dalam surga. Selama masih ada kesenjangan kehendak antara surga dan bumi, berarti kehendak Tuhan belum terpenuhi. Atau ini adalah suatu panggilan buat kita semua, anak-anakNya , menjadi duta besarNya, untuk melayani sesama dan memberitakan kabar baik..bahwa Ia adalah Tuhan yang baik, yang menyembuhkan dan menyediakan kesembuhan itu lewat anakNya, Yesus Kristus, Tuhan kita. 

Pada akhirnya, Ayub yang menuduh Tuhan macam-macam, akhirnya bertobat. Saya mengakui bahwa saya pun pernah menuduh Tuhan macam-macam, dan sekarang saya lebih berhati-hati, sebelum saya menuduh Dia. Dan karena saya belajar tentang kebaikan Dia, saya jadi merasa lebih aman untuk mendekat kepadaNya. Karena Ia adalah Tuhan yang baik, ramah, penuh kasih dan tidak marah (lagi) kepada saya. Seluruh amarahNya sudah ditumpahkan kepada Tuhan Yesus, yang dikorbankan buat saya ( juga kita semua ). Sehingga saya yang patutnya dimurkai, sekarang menjadi kesayanganNya. Amin.   

Thursday, 27 August 2020

Saat Galau Akan Bertandang


Kegalauan sering menjadi teman manusia

Apalagi ketika badai menerpa, tanpa disadari kita mempersilahkan kegalauan untuk menemani kita. Kita lupa bahwa ada pihak-pihak lain yang bisa kita mintai tolong, untuk menjadi teman di saat badai menerpa. 

Ketika kita diserang sakit penyakit, ketika kita dikhianati, ketika kita tak berdaya karena saldo bank negatif, ketika kita ditinggalkan, ketika kita dimusuhi, dll, dsb. Cobalah kita lihat di sekeliling kita secara teliti, siapakah yang tersedia untuk berbagi perasaan, untuk curhat, untuk menangis, untuk menumpahkan ? Kegalauan selalu hadir, tapi jangan pilih dia untuk menemani ... 

Kita bisa mencontoh Bung Daud dalam hal ini, dalam 1 Samuel 30. Saat itu, Bung Daud belum jadi raja, dia melarikan diri dari Raja Saul. Daud memiliki 400 orang pengikut yang terdiri dari bocah nekad, orang galau, kaum marginal ( 1 Samuel 22:2 ). Daud dan pengikutnya pun membawa keluarga mereka. Dan pada suatu hari, Daud mengalami badai yang bertubi-tubi, kalau bisa dibilang, sudah jatuh tertimpa tangga pula.

1. Daud dan anak buahnya yang pada saat itu mengabdi kepada Raja Akis, ikut Raja Akis berperang. Namun Raja Akis kemudian menyuruh mereka pulang, karena sekutu Raja Akis tidak suka dengan Daud. 

2. Ternyata saat yang bersamaan, bangsa Amalek merebut Ziklag, tempat berdiam istri dan anak-anak Daud dan pengikutnya. Kampung Ziklag dibakar habis, istri dan anak mereka ditawan oleh bangsa Amalek. 1 Samuel 30. Mendapati kampung yang terbakar dan anak istri yang diculik, Daud dan serdadu sangat terpukul. Pengikut pengikutnya marah kepada Daud, dan mempersalahkan dia. Mereka ingin melempari Daud dengan batu ( ingat, serdadu-serdadu Daud adalah para bonek )

Daud mengerti bahwa ia harus minta petunjuk dari Tuhan. Namun saat hati sedang sakit dan terluka seperti itu, sulit baginya untuk mendengarkan Tuhan. Istilahnya kalau gigi sedang infeksi tidak bisa langsung ditambal atau dicabut. Infeksi harus diredakan dulu dengan antibiotik. Setelah itu, barulah giginya ditambal atau dicabut. 

Yang Daud lakukan ialah menguatkan dirinya di dalam Tuhan. Daud encouraged himself in the Lord. Setelah itu, barulah ia mencari tahu petunjuk dari Tuhan. Akhir dari kisah ini adalah happy ending, karena dengan pimpinan Tuhan, Daud merebut kemenangan. Istri dan anak -anak mereka yang ditawan , direbut kembali. Bahkan mereka mendapatkan jarahan dari peperangan melawan Amalek itu. 

Ketika badai menerpa, dan kita merasa tergoncang, terpukul dan sakit hati, yang kita perlu lakukan ialah memperkuat diri di dalam Tuhan atau encourage ourselves in the Lord. Caranya ialah, 

1. Kita harus tahu bahwa bukan Dia yang mengakibatkan masalah itu

2. Untuk memperkuat diri di dalam Tuhan, kita bisa melakukan hal-hal ini : praise and worship, membaca firman Tuhan, merenungkan janji-janjiNya, mendengarkan kotbah yang memperkuat iman kita, berdoa dan menyembah Dia, berdoa di dalam Roh. Kalau kita terlalu sedih sampai tak berdaya, hubungi saudara seiman di dalam Tuhan yang bisa bersama-sama melakukan hal tersebut. 

3. Setelah emosi kita mereda, dan sudah lebih stabil, kita biasanya mulai bisa berpikir jernih. Berdoa minta hikmat Tuhan, tenangkan diri kita untuk mendengarkan petunjukNya. Berimanlah kepada Tuhan Yesus yang berkata bahwa domba-dombaNya mengenal suaraNya. 

Saat badai menerpa, mari kita lari kepada Tuhan Yesus. Mari kita memperkuat diri di dalam Dia. Mari kita mencari tahu apa petunjukNya. Mari kita berguru pada Daud dalam hal ini. 

Jangalah meniru Daud dalam hal perselingkuhannya dengan Bathsyeba, tapi marilah kita meniru Daud dalam hal-hal yang baik. Tirulah Daud dalam hal memperkuat diri di dalam Tuhan. 

pic by Brut Carniollus from Unsplash.com



Lari ke Mana ketika Diserang Badai ?


Siapa sih yang tidak menginginkan hidup yang tenang, damai dan sejahtera ?

Namun , hidup yah hidup...

Tidak selalu mulus jalannya

Sering kita berpapasan dengan topan, badai, bencana

dalam berbagai skala


Kadang dan seringkali, kita jadi tawar hati, lalu kita menyalahkan Tuhan.

Kita bertanya , "Kenapa Tuhan? Mengapa Tuhan ? Kenapa Kau ijinkan ?"

Jangan terburu-buru menyalahkan Dia

Jangan tergesa-gesa menuduh Dia

Jangan meniru Paman Ayub di dalam Alkitab


Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Paman Ayub diserang badai yang bertubi-tubi

Yang perlu kita ingat, Paman Ayub akhirnya bertobat ( Ayub 42:6 )

Kalau kita mau mencari tahu jalan untuk menghadapi masalah, marilah kita datang kepada sosok yang tidak pernah bertobat, kesempurnaan yang mengejewantah menjadi manusia, anak tunggal Allah yang ada di dalam haribaaan Bapa, the perfect representation of God, yaitu jalan , kebenaran dan hidup. 

Alias Yesus...sahabat kita semua..., mari kita lihat apa kata Yesus...

 Yohanes 16:33 Aku mengatakan semua ini kepadamu, 

supaya kamu memperoleh kesentosaan di dalam Aku. 

Dalam dunia ini kamu akan mengalami kesusahan, 

tetapi teguhkanlah hatimu! Aku sudah mengalahkan dunia."

Mengapa kesusahan terjadi ? Kita hidup di dalam dunia yang sudah jatuh karena Kakek Adam jatuh ke dalam dosa. Ada iblis yang gentayangan, yang kerjanya mencuri, membunuh dan membinasakan. Ada orang-orang yang mau dipengaruhi oleh iblis, sehingga mereka berbuat jahat. 

Mengapa Tuhan membiarkan? Tuhan menciptakan dunia ini untuk manusia. Manusia yang (disuruh) berkuasa di dunia ini. Memang sulit untuk memahami, kenapa Tuhan yang maha kuasa menahan diriNya untuk membiarkan masalah terjadi. 

Tapi itulah kenyataanNya. Karena Dia adalah Tuhan, bukan manusia. Dia sudah (telanjur) memberikan bumi ini ke dalam penguasaan manusia. Agar leluasa untuk mengatasi topan badai permasalah, dan membereskan segala keruwetan di dunia, Tuhan harus menjelma menjadi manusia. 

Itulah sebabnya mengapa Yesus datang ke dalam dunia.

Karena itu, larilah kepada Dia, ketika diserang badai. 

picture by Marcus Woodbridge from Unsplash.com




Sunday, 23 August 2020

SETELAH PERSELINGKUHAN


Alkitab itu jujur.
Firman Tuhan membuka aib banyak tokohnya.
Bukan untuk mempermalukan mereka,
melainkan untuk mendidik pembaca supaya tidak jatuh 
di lubang yang sama dengan mereka.
Karena segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Saya teringat akan Raja Daud,
yang disebut sebagai the man after God's own heart.
Garis keturunan Daud juga dipakai oleh Tuhan 
untuk menelurkan Juruselamat,
sehingga Tuhan Yesus itu disebut Anak Daud.
Daud itu hebat, namun dia pernah berdosa besar ;
selingkuh, menipu lalu membunuh.
Setelah perselingkuhannya ditegur oleh Nabi Natan,
Daud menyesal dan mengakui dosanya dalam 
Mazmur 51;yang sering dipakai untuk pengakuan dosa

Entah kenapa saya tidak suka dengan Mazmur 51.
Wuihhhh berani juga saya blak-blakan 
(Nanti kan sungkan dengan Raja Daud).
Biarlah itu kan hanya soal selera,
daripada saya jadi hipokrit, bilang suka padahal tidak.
Lagipula dengan mengakui ketidak-sukaan saya ,
berarti saya sudah membaca dan merenungkan.
Selera kan bisa berubah

Saya akan share dengan teman-teman, 
alasan saya nggak sreg dengan Mazmur ini

1. Kasihanilah aku ya Allah, menurut kasih setiaMu, 
hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmatMu yang besar
(Aku disayangi oleh Tuhan Yesus, semua pelanggaranku sudah dihapuskan oleh darahNya)

2. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! 
( darahNya sudah membersihkan dan menahirkan aku, dulu, sekarang dan sampai selamanya)

3. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku 
(wong sudah dihapuskan kok masih digumulkan )

4. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan 
melakukan apa yang Kauanggap jahat, 
(Daud itu kan berdosa kepada banyak orang, memaksa Bathsyeba, membunuh Uria, menjadi teladan yang salah kepada anak-anaknya, bikin istrinya pada sakit hati...lha kenapa Daud bilang berdosa hanya terhadap Allah ? ? ? )

5. supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu
(Tuhan itu adil kok, Dia tahu bahwa manusia itu tidak mungkin bisa bebas dari hukuman kalau mengandalkan dirinya sendiri, dengan demikian Tuhan itu mengirimkan AnakNya untuk mati di kayu salib, supaya saya bisa dibersihkan dari seluruh dosa . Saya bebas karena Tuhan Yesus dihukum menggantikan saya. Makasih Tuhan Yesus )

6. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan , 
dalam dosa aku dikandung ibuku.
( memang benar, tapi setelah menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamat, saya kan mengalami lahir baru. Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku. Ngapain saya fokus terhadap kesalahan peranakan dan dosa kandungan )

7. Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, 
basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
( lha itu kan yang Tuhan Yesus sudah lakukan di kayu salib, saya sudah bersih dan tahir sekarang. Makasih Tuhan Yesus)

8. biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! 
(Hmmmm sepertinya tulangnya Daud tidak ada yang patah waktu dia berselingkuh deh, yang ada malah dia bikin konspirasi untuk membunuh Uria. Kok dia bilang tulangnya dipatahkan Tuhan ??? )

9. Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku
( Allah Bapa sempat memutuskan hubunganNya dengan Tuhan Yesus, ketika Ia di kayu salib, karena Ia menjadi dosa seisi dunia. Karena itu Yesus teriak : Allahku, di manakah Engaku ? Karena seluruh dosa saya sudah diampuni, maka Tuhan tidak menyembunyikan wajahNya kepada saya . Makasih Tuhan Yesus )

10. perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku  dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku ! 
( Setelah saya bertobat, saya sudah menjadi rumahnya Roh Kudus, dan Roh Kudus sudah menetap di dalam hatiku, tidak akan diambil kembali.)

Nah sekarang pembaca ngerti kan 
kenapa saya nggak sreg

Namun , saya diingatkan kembali oleh Roh Kudus, 
bahwa Daud hidup dalam perjanjian Lama 
Saya adalah generasi Perjanjian Baru
Hmmmm... jadi perbedaan perjanjian itulah yang menyebabkan Mazmur 51 ini 
sepertinya sangat jadoel, ketinggalan jaman dan tidak relevan
Daud tidak mengalami Tuhan Yesus, 
dan Roh Kudus belum berdiam di hati manusia; 

Jadi itu lhoooo sebabnya

Ya sudahlah... saya paham sekarang...

image by Charlie Hang from unsplash.com

Saturday, 22 August 2020

Tuhan Bukan Pendakwa

Ketika saya melakukan sesuatu yang salah 

Saya merasa deg-deg-an di dalam hati

Saya takut Tuhan marah kepada saya 

Sepertinya saya didakwa...

Dan seringkali saya melakukan tindakan yang perlu untuk memberesi kesalahan saya

karena dimotivasi oleh perasaan takut kepada Tuhan

bukan karena dimotivasi oleh keinginan untuk berbuat baik kepada pihak yang telah saya langgar 


Namun seiring dengan pengenalan akan Tuhan Yesus

Saya jadi sadar bahwa Tuhan tidak mendakwa saya ketika saya salah

Tuhan tidak menuding saya dengan jariNya

Apapun kesalahan saya, Dia tetap sayang kepada saya

Segila apapun tindakan saya, pelukanNya selalu terbuka untk saya

ketika saya memutuskan untuk kembali kepadaNya


Mengapa demikian ? Karena Tuhan Yesus tidak mendakwa


Ketika berhadapan dengan wanita yang berzinah,

Tuhan Yesus berkata : Hai wanita, di manakah mereka, orang-orang yang mendakwamu itu ?

                                    Tidak adakah orang yang menghukum-mu ?


Ketika berhadapan dengan Zakeus, yang suka menipu, 

Tuhan Yesus berkata : Zakeus, segeralah turun, sebab hari ini, 

                                    Aku harus menunmpang di rumahmu

Kalau bukan Tuhan yang mendakwa saya ketika bersalah, jadi siapakah yang mendakwa saya , karena perasaan bersalah itu hadir dan menganggu sekali ?

Perasaan bersalah itu muncul dari dalam hati nurani manusia, atau conscience. Ketika Adam berbuat dosa, ia merasa takut. Hati nuraninya merasa didakwa, maka ia pun bersembunyi. 

Apakah Tuhan mendakwanya ? Tidak. Tuhan bertanya untuk memulai percakapan dengan Adam, supaya Tuhan bisa menolongnya melalui perbuatan:

1. Membuatkan baju kulit buat Adam dan Hawa, 

2. memberitahu langkah langkah selanjutnya yang perlu mereka ambil, 

3. memindahkan mereka dari Taman Eden, demi kebaikan mereka sendiri, 

4. dan memberitahu mereka tentang rencana keselamatan bahwa keturunan Hawa akan menghancurkan kepala ular. 

Tuhan adalah live support yang selalu mau membantu memberesi keruwetan keruwetan yang terjadi akibat dosa manusia. 

Selain hati nurani, iblis pun yang suka mendakwa. Wahyu 12:10 berkata bahwa iblis yang mendakwa saudara-saudara kita. Dengan demikian, ketika kita melihat kesalahan saudara seiman, lalu kita mendakwa dia , kita bersikap seperti iblis. Yang perlu kita lakukan ialah menegur dalam kasih dan menolong saudara seiman, bukan mendakwa mereka. 

Ketika kita sudah menyadari hal-hal berikut ini 

1. Bahwa Tuhan bukan pendakwa ketika kita berdosa, bahwa hati nurani dan iblis lah yang mendakwa.

2. Bahwa darah Tuhan Yesus sudah mengampuni seluruh dosa kita, di masa lampau dan di masa depan

Apakah ini berarti bahwa kita diperbolehkan untuk terus menerus berbuat dosa untuk memanfaatkan kasih karunia ? Mari kita lihat dialog Tuhan Yesus dengan wanita yang berzinah itu. 

"Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau .Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

pic by Drew Graham from unsplash.com



Friday, 21 August 2020

Tidak Seorang Pun Pernah


Alkitab penuh dengan kisah orang-orang yang pernah berjumpa dengan Tuhan
Adam dan Hawa bertemu dengan Tuhan di Taman Eden
Abraham bertemu Tuhan dekat pohon tarbantin di Mamre
Yakub bergulat dengan Tuhan di Peniel
Musa bertemu Tuhan di semak semak dan di Gunung Sinai
dan seterusnya, dan sebagainya

Tidaklah heran ketika kita ingin mengenal Tuhan
Kita membaca pengalaman mereka
dan kita mendapatkan insight dan tidbits tentang siapa Tuhan itu adaNya dari mereka

Demikian juga buku buku rohani penuh dengan petunjuk petunjuk tentang siapa Tuhan itu adaNya
Tidak heran, kalau kita membaca buku rohani untuk menggali pengetahun tentang Tuhan

Pembicara dan pendeta juga berkotbah tentang Tuhan dari mimbar
mimbar ini bisa kita temukan di gereja, atau di video, atau di televisi
Pembicara dan pendeta yang berkotbah telah mempelajari ilmu tentang Tuhan atau teologi
mereka membagikan pengalaman hidup mereka tentang Tuhan

Kita mendengar mereka untuk lebih mengerti tentang Tuhan, 
karena mereka lebih dulu berjumpa dengan Tuhan dalam hidup mereka
atau karena mereka lebih tahu tentang Tuhan daripada kita

Dari milyar-an orang yang pernah berjumpa ( secara langsung atau tidak langsung) dengan Tuhan, dalam berbagai kurun waktu dan tempat 
Suatu ayat yang kedengarannya aneh menantang semua orang itu
Yohanes 1: 18
Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah,

Hello Pak Yohanes, 
Sudahkah Anda baca Taurat Musa ?
Sudahkah Anda baca kitab Perjanjian Lama
Apakah Anda menyangkali nabi nabi perjanjian Lama
yang pernah berjumpa dengan Tuhan, yang pernah melihat Tuhan ?
Kok Anda berani bilang bahwa tidak seorang pun pernah melihat Allah?

Mari kita baca lanjutan dari ayat tersebut, sebelum kita lanjutkan protes kita kepada Pak Yohanes

Yohanes 1:18
Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah, 
yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya

Anak Tunggal Allah ialah Yesus Kristus
Dan Dia ada di dalam pangkuan Bapa
Dia ada di dalam dekapan Bapa
Dialah yang menyatakanNya

Dibandingkan dengan para nabi, para rasul, pemuka agama, bapa-bapa gereja, pendeta, pengkotbah, guru, dosen, guru sekolah minggu, pemimpin persekutuan doa, pemimpin kelompok kecil, mereka semua yang mengaku bahwa mereka dekat dengan Bapa...

Kedekatan mereka dengan Bapa, tidak sedekat dengan kedekatan Yesus Kristus dengan Bapa.

Memperbandingkan kedekatan Yesus Kristus dengan BapaNya, dengan kedekatan manusia dengan Tuhan.... membuat Yohanes berkata bahwa tidak seorang pun pernah melihat Bapa

Dengan demikian, pengetahuan Yesus tentang Allah Bapa, 
insight dan tidbits dari Yesus tentang Allah Bapa, 
informasi dari Yesus tentang Allah Bapa, 
adalah yang paling benar, paling terpercaya dan paling teruji

Informasi dari para nabi, para rasul, pemuka agama, bapa-bapa gereja, pendeta, pengkotbah, guru, dosen, guru sekolah minggu, pemimpin persekutuan doa, pemimpin kelompok kecil, dsb tentang Allah Bapa, harus ,HARUS, HARUS  DICOCOKAN dengan informasi dari Yesus tentang Bapa. 

Jika informasi mereka bertentangan, terserah anda apakah anda mau menerima dan menelan bulat-bulat informasi itu. Anda memiliki kehendak bebas. 

Tapi kalau saya, saya tidak setuju, saya tidak akan menerima, apalagi menelan bulat-bulat semua informasi tentang Tuhan yang bertentangan dengan apa yang Yesus katakan tentang BapaNya

Karena tidak seorang pun pernah...

Hanya Yesus Kristus yang memiliki pencerahan/informasi/tidbits and insight/ pengatahuan 
yang paling lengkap, sempurna, tepat, jitu ...tentang Allah Bapa. 

Hmmmmm... kembali saya harus menghela napas yang sangat sangat panjang, karena 
saya belum sempat membaca, menyelidiki, atau merenungkan informasi-informasi yang 
Yesus sampaikan di dalam kitab Injil, tentang BapaNya

Apakah anda mau menghela napas juga ?


image by Rachel Strong from Unsplash.com


Thursday, 20 August 2020

Diakui oleh Pihak Yang Berwenang


Pada posting sebelumnya, saya menulis tentang Misteri yang Sudah Terpecahkan, 

yaitu bahwa Yesus Kristus-lah yang memecahkan 

atau mengungkapkan Pribadi Agung yang Misterius, yaitu Allah Bapa. 

Selain dari perkataan Yesus sendiri yang menyatakan bahwa 

DiriNya ialah representasi sempurna dari Bapa, 

Bapa sendiri pun juga mengakui keabsahan Yesus Kristus 

sebagai narasumber atau perfect representation dari pihakNya.


Kedudukan Yesus sebagai pengungkap Misteri itu sudah diakui oleh Pihak Yang Berwenang, 

alias Allah Bapa sendiri. Pihak yang berwenang mengungkapkan pengakuanNya 

ketika Yesus dibaptis dan dimuliakan di atas gunung. 


Matius 3: 17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan : 

"Inilah Anak-Ku yang kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.


Matius 17: 5 Dan tiba-tiba sedang Petrus berkata-kata 

turunlah awan yang terang menaungi mereka 

dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: 

"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."


Buat saya pribadi, pengakuan dari pihak yang berwenang ini sangat berbobot dan menantang.

Berbobot karena Yang berwenang itu adalah Allah sendiri.

Menantang karena saya belum sempat mempelajari secara detail tentang 

perkataan perkataan Yesus Kristus. 


Sejujurnya, perkataan Yesus itu kadang membingungkan

contohnya ketika dia berkata kepada murid-muridNya bahwa Lazarus tidur.

Ternyata yang dimaksudkan dengan tidur itu adalah mati. 

Belum lagi ketika Yesus berkata-kata menggunakan perumpamaan. 


Wah...banyak sekali perkataanNya yang harus dibaca, dihafalkan, dipelajari, 

dimengerti dan diterapkan. 

Apakah saya punya cukup waktu untuk "mendengarkan perkataanNya ? "


Biarlah saya menghela napas sejenak, untuk menjawab tantangan ini, 

apalagi yang mengajukan tantangan ini adalah Pihak yang Berwenang , yaitu Allah Bapa. 


Haruskah kita menghela napas bersama-sama ?


pic by Jordan Billard from Unsplash.com

Misteri yang Sudah Terpecahkan


Sejak dulu , Tuhan itu adalah suatu misteri

Dia adalah sosok maha kuasa yang misterius

Namun puji Tuhan, sekarang misteri itu sudah terpecahkan

Bukan karena kuat manusia tentunya,

Namun karena Tuhan sendiri ingin menyatakan diriNya


Yohanes 1:18

Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah;

Tetapi Anak Tunggal Allah,

yang ada di pangkuan Bapa,

Dialah yang menyatakanNya


Yesus Kristus lah yang menyatakan Tuhan

Kalau kita mau mengenal Sang Agung Misterius itu = kenalilah Yesus Kristus

Bagaimana sih karakter Tuhan = karakter Yesus Kristus

Apa sih yang dilakukan Tuhan = lihat saja yang dilakukan Kristus

Apa sih kegemaran Tuhan = sama persis dengan kegemaran Yesus Kristus

Apa sih yang Tuhan benci = baca saja di Alkitab apa yang dibenci oleh Tuhan Yesus

Apa kegiatan yang Tuhan lakukan = amati saja kegiatan Tuhan Yesus saat Ia di dunia

Bagaimana cara Tuhan bertindak =  bagaimana Tuhan Yesus bertindak


Sejujurnya buat saya pribadi, butuh waktu yang cukup lama 

untuk memperbaharui pikiran saya dalam hal ini. 

karena saya merasa Yesus itu lebih friendly , lebih dekat , lebih terjangkau daripada pribadi Tuhan. 

Kalau bicara soal Tuhan, saya lebih gemetar gitu... 

Namun kalau bicara tentang Yesus, saya bisa berkata..

Yah... Dialah Tuhan yang mau menjadi sahabat saya

Dalam hal ini, mungkin saya seperti Filipus dalam Yohanes 14:8-10


Filipus minta supaya Tuhan Yesus memberikan pencerahan tentang siapa Allah Bapa itu.  

Filipus ingin Tuhan Yesus menjadi detektif yang memecahkan misteri itu. 

Bukankah pencerahan tentang Tuhan adalah sesuatu yang didambakan oleh setiap orang percaya ?

Dan inilah jawabah Tuhan Yesus kepada Filipus, 

dan juga kepada setiap orang yang rindu untuk mengenalNya dengan lebih dalam...


"Telah sekian lama Aku bersama sama kamu, Filipus

namun Engkau tidak mengenal Aku ?

Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;

bagaimana engkau berkata; Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa

dan Bapa di dalam Aku ? 

Apa yang Aku katakan kepadamu

tidak Aku katakan dari dalam diriKu sendiri

tetapi Bapa yang di dalam Aku,

Dialah yang melakukan pekerjaanNya. 


Misteri itu sudah terpecahkan

Tirai yang menghalangi kita dan Bapa, sudah dirobek oleh Tuhan Yesus

Tidak ada lagi penghalang, kita sudah mendapatkan akses

untuk menghadap Pribadi yang Maha Agung itu

Dan ketika kita melihatNya, dengan pikiran yang sudah diperbaharui

Barulah kita menyadari , 

bahwa Ia serupa dan sama dengan pribadi yang sudah menjadi sahabat agung kita

Yesus Kristus...


Thank you Jesus, for solving THE DIVINE MYSTERY

pic by Mads Schmidt Rasmussen on Unsplash.com