Monday 15 February 2016

DIA YANG SAYANG SAMA KAMU ( PART 2 )

Wahyu 3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; 
jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, 
Aku akan masuk mendapatkannya danAku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dia… Bagaimana dia bisa ada di depan rumahmu. 
Kakimu lemas dan jantungmu melonjak . 
Dia mengetuk lagi. Kali ini lebih keras dan lebih cepat. 
Tanganmu yang gemetar akhirnya membukakan.

Dia yang sempurna ada di depanmu. Perawakannya kuat. 
Wajahnya tampan. Matanya yang coklat kehijauan bersinar teduh. 
Senyuman ramah berkelebat sekilas dari mulutnya 
namun terpancar terus dari tatapannya.

“Dinda ?” sapanya kepadamu

“Pak Josh,” mulutmu menyebutkan nama yang terkenal itu. 
Josh Kristoforus, semua orang tahu namanya, tapi hanya sedikit yang kenal dia.  

“Boleh saya masuk,” suaranya dalam, biasa saja, 
namun menggema di rongga telingamu.

“Silahkan Pak,”

Kamu baru sadar bahwa ia membawa 
seikat bunga mawar dan sekotak coklat yang diikat pita warna emas.

“Ini buat Dinda,”

“Terimakasih Pak,”

Sekelebat tangannya bersentuhan dengan tanganmu 
ketika ia menyerahkan mawar itu. 
Hatimu seperti terbang karena sentuhan yang terjadi sepersekian detik saja. Tangannya kasar. Seperti tangan tukang kayu. 
Dengan hati hati kamu letakkan bunga mawar dan coklat di atas meja. 
Belum pernah ada yang memberimu bunga mawar. 
Seisi ruangan jadi harum karena wanginya. 
Sedangkan coklat itu, hmmm. Coklat asing, yang tidak pernah kamu lihat. Selama ini, kamu hanya tahu coklat Silver Queen. 

“Silahkan duduk,” katamu, berusaha menjadi tuan rumah yang baik. 
Namun kamu malu ketika sadar bahwa jok kursimu bolong di beberapa tempat.
“Maaf Pak, kursinya bolong,”

Dia tidak berkomentar sama sekali. Ia duduk di situ dengan nyaman. 
Kamu jadi salah tingkah. Kamu diam. Menunduk. Tidak tahu harus bicara apa. 

Dialah yang memulai pembicaraan. Dia ingin tahu tentang kamu. 
Latar belakangmu. Hobimu. Hal hal yang menurut kamu tidak berarti. 
Tapi dia bilang itu penting. Selama kamu bicara, perhatiannya terpusat kepadamu. Sesekali ia mengometari dengan gurauan. 
Sesuatu yang lucu, yang bikin kamu tertawa.

Lalu gantian dia yang berbicara. Dia ceritakan tentang dirinya. 
Latar belakanganya. Hobinya. Ternyata ia hobi bikin furniture. 
Tidak heran tangannya kasar. Tangan tukang kayu. 
Ah, dugaanmu tepat.


Tiba-tiba kau sadar bahwa ia belum diberikan minum.

(TO BE CONTINUED TO PART 3)
Tokoh di dalam cerita ini hanya rekaan belaka, jika ada kesamaan dengan karakter yang masih hidup maupun sudah almarhum, itu adalah kebetulan yang tidak disengaja. 

oleh : Sabatini Chen

No comments:

Post a Comment