Sunday, 14 February 2016

DIA YANG SAYANG SAMA KAMU ( PART 1 )

Biarlah aku bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan, biarlah aku mencari kekasih jiwaku. Aku mencarinya, tetapi tidak kutemukan. Kidung Agung 3:2
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
Sebuah desas desus telah sampai ke telingamu. 
Kamu dengar dari supir di kantormu. 
Ada yang sayang sama kamu, kata supir itu. 
CEO di sini. Orangnya baik sekali.
Bukan hanya baik, dia juga ganteng, gentleman, pintar, kaya, dan berwibawa. Pria sejati yang sempurna.  
Dia itu anak konglomerat yang pengaruh politik. 
Entah kenapa dia yang begitu hebat, jatuh hati sama kamu yang biasa saja.

Ah, kamu hanya mengada-ada, jawabmu.

Tidak, ini adalah fakta. 
Malam ini, yang sayang sama kamu akan datang ke rumahmu untuk ngapel
Aku yang akan mengantarnya, supir itu menambahkan.

Bagaimana dia kenal  aku, tanya kamu.

Dia melihat kamu di depan WC. 
Dia jatuh cinta pada pandangan pertama, jawab supir itu.

Mana mungkin seorang CEO jatuh cinta pada janitor, jawabmu sinis.

Tunggu saja malam ini, kata supir itu.

Dan kau pun menggeleng-gelengkan kepala. Tidak bisa percaya.

Namun malam itu, perkataan supir kantor terngiang ngiang lagi di hatimu.  Kamu pernah membaca tentang CEO itu di majalah. 
Di kantor sekali dua kali kamu lihat dia. 
Di depan WC. Di depan koridor ketika hendak naik lift. Dia begitu keren. Kamu.. kamu hanyalah dirimu sendiri, 
janitor yang membawa dorongan berisi alat alat pembersih WC.
Ah tidak mungkin, kata kamu, 
menebas pikiran yang terlalu terbang terlalu tinggi.

Namun tiba-tiba kaudengar suara ketukan di pintu.

Batinmu bertanya siapakah gerangan.  
Kamu sibak tirai jendela yang sudah pudar. 
Yang kamu lihat bikin hatimu menggelepar. 

TO BE CONTINUED TO PART 2

(Karakter karakter dalam cerita ini adalah fiktif. Jika terdapat kemiripan atau kesamaan dengan personil tertentu yang masih hidup atau sudah almarhum, itu hanyalah kebetulan belaka.)

Januari 2016, ditulis oleh Sabatini Chan


No comments:

Post a Comment