Tuesday, 23 February 2016

ALL ABOUT CHICKENS

watercolor painting courtesy of Sandra Nursilo

Indonesians do love their chickens. Alive and cooked, chickens are favored.  
I remembered not so long ago, in Jakarta, when people could easily raise their own chickens in the yard. My grandma was included. Fried chickens and steam rice are a very popular combo, sold almost everywhere including at KFC and McD. Chickens do have a special place in the heart of Indonesians.


image taken from internet

Not surprisingly, there are some idioms in Indonesian language which use the word chicken.

Here are the examples :
1. Cakar ayam ( Chicken fingers ) = Ugly handwriting
2. Musang berbulu ayam ( Fox in chicken feathers )= Bad intention masked with good actions
3. Rabun ayam  (Dim as chicken's eyes)  = nyclatopia, trouble seeing when the light is dim
4. Hangat hangat tahi ayam ( Warm as chicken droppings )= spur of the moment action
5. Kaki ayam ( chicken feet ) = naked feet
6. Cap ayam ( chicken brand ) = cheap goods
7. Tidur tidur ayam ( Sleep like chicken ) = interrupted sleep
8. Mati ayam (Chicken's death ) = die in vain
9. Ayam sayur ( Chicken dish ) = weak

Indonesians are not alone in using the words "chicken". Our Lord Jesus did too. In Matthew 23:37 He said, " O Jerusalem, Jerusalem, you that kill the prophets and stone them which are sent unto you, how often would I have gathered your children together , even as a hen gathers her chickens under her wings, and you would not,"

Lord Jesus also used rooster as a sign to remind Peter about his sin. "Truly I say to you that this very night, before a rooster crows, you will deny Me three times," he said in Matthew 26:34 

Isn't it amazing that the Creator expressed his feeling like a hen longing to gather her chicks ? It showed His humbleness and deep insight. So humble that He did not mind to identify Himself as a hen. So deep, that He understood the feeling of a lowly creature like a hen. 

Isn't it creative that  Lord Jesus used a rooster to humble the arrogant Peter. A rooster was always loud and so was Peter. He said he would not betray Lord Jesus, but look at what He did ! And it took a loud male chicken to condemn him! Poor Pete ! 

Thank God that our buddy Pete, learnt his lesson and repented. God's heart, human' heart, chicks, hen, rooster, chicken.  And that is all there is to it. 

written by: TC

Friday, 19 February 2016

Let's Pray : Winter Sickness

Winter di Midwest adalah masa di mana tamu tak diundang sering datang. Siapakah gerangan tamu tak diundang tersebut ? Virus cold dan influenza. Gejala-gejala penyakit cold ialah batuk, pilek, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan. Gejala influenza mirip dengan cold, namun biasanya ditambah demam, sakit kepala dan nyeri otot. Kedua penyakit ini banyak ragamnya. Ada yang menyerang saluran pernapasan, dada, perut atau tulang. Untuk flu perut biasanya juga ditambahi gejala muntah dan diare. Sedangkan flu tulang membuat tulang serta persendian terasa nyeri. 
watercolor painting courtesy by Sandra Nursilo
Untuk mencegah penyakit ini, biasanya sebelum winter diadakan imunisasi flu. Daya tahan tubuh pun sebaiknya diperkuat dengan makanan bergizi, dan pola hidup yang seimbang. 

Sebagai anak anak Tuhan Yesus, kita mendapatkan perlakuan khusus dengan adanya perlindungan yang sempurna . Kalau kita baca janji janji Tuhan di Alkitab, kita boleh bernapas lega karena Tuhan berjanji meluputkan kita dari segala bahaya dan penyakit. Termasuk penyakit yang sering datang mengganggu di musim musim tertentu. 

Contohnya kita bisa temukan dalam Mazmur 91:1-9

Orang  yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi 
dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
Akan  berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, 
Allahku, yang kupercayai."
Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau 
dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, 
di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, 
kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, 
terhadap  panah yang terbang di waktu siang,
Terrhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, 
terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, 
tetapi itu tidak akan menimpamu.
Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri 
dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik.
Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, 
Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu. 

Dari ayat ayat yang Tuhan berikan kepada kita itu, 
kita bisa percaya bahwa kita aman dalam tangan perlindungan Tuhan. 
Marilah kita tidak kuatir terhadap segala penyakit yang menyerang,  
tetapi kita dengan berani berdoa kepada Allah Bapa, 

Tuhan Allah Bapa, 
kami berlindung kepadaMu dan tinggal di bawah naunganMu. 
Tuhan adalah perisai dan tempat  perlindungan  kami. 
Terimakasih atas janji bahwa Tuhan melindungi kami 
dari segala bahaya dan penyakit menular, 
termasuk  penyakit alergi,  batuk, pilek serta flu. 
Terimakasih bahwa Tuhan akan menaungi kami dengan sayapMu 
sehingga kami tidak perlu takut terhadap wabah yang menyerang. 
Di dalam nama Tuhan Yesus , kami percaya dan kami bersyukur. Amin. 

written by :TT, edited by :Yung Octavia

Thursday, 18 February 2016

DIA YANG SAYANG SAMA KAMU (PART 3)

Zephaniah 3:17 For the LORD your God is living among you. He is a mighty savior. He will take delight in you with gladness. With his love, he will calm all your fears. He will rejoice over you with joyful songs."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“Maaf Pak Josh. Saya lupa tawarkan minum. Saya bikinkan teh yah,”

“Asal tidak merepotkan,” jawabnya

Kamu pun bergegas ke dapur. Mengambil teko, mengisi air. 
Menyalakan korek api.

“Boleh saya bantu, Dinda?”

Kamu hampir terlonjak karena kaget. Pria sempurna itu mendatangi dapurmu.

“Jangan repot repot, Pak Josh,”

“Tidak apa-apa,” jawabnya.

Kamu berusaha menyalakan korek api. Tapi entah kenapa, mungkin karena kamu gugup atau karena koreknya agak lembab, apinya tidak menyala.

“Sini saya yang coba,” katanya

Dia mengambil kotak korek api itu dari tanganmu yang gemetar. 
Sekali mencoba , korek langsung menyala. 
Ia dekati kompor gas dan diputarnya. 
Gas menyambar api yang menyala di korek itu. 
Kompor pun siap memanaskan air di tekomu.

Sementara kamu menyiapkan minuman , percakapan terus berlangsung. 
Ia bertanya, dan kamu menjawab.Kamu bertanya dan ia menjawab. 
Perbincangan yang  intim, diselingin gurauan yang lucu.

Tanpa terasa teh panas sudah siap. Kamu ambil sebungkus biscuit yang kamu beli di minimarket dekat kantormu beberapa hari yang lalu.

watercolor picture courtesy of Sandra Nursilo
“Ayo Pak Josh, silahkan ,” katamu sambil menyajikan suguhan sederhana kepada pria sempurna itu. 

Timbul kebanggan kecil di dalam hatimu bahwa kamu bisa menjamu dia.


Josh Kristoforus minum teh dan makan biscuit bersama 
dengan kamu malam itu.
Dia yang ganteng, gentleman, pintar, kaya, dan berwibawa.  
Anak konglomerat yang pengaruh politik. Seorang pria sejati yang sempurna. Kamu merasa seperti dalam mimpi.

“Dinda, saya sayang sama kamu,” katanya ketika kamu sedang meniup niup teh yang panas di cangkirmu.

Kenyamanan yang kamu rasakan sebelumnya kini berubah menjadi ketegangan. Kamu letakkan cangkir tehmu di meja. Kamu tundukkan kepalamu. 
Kamu janitor. Dia CEO. Kamu orang biasa. Dia pria sempurna. 
Tangannya kini menggengam lembut tanganmu. 
Kamu memberanikan diri untuk mengangkat kepalamu 
menatap Josh Kristoforus.

Matanya yang coklat kehijauan memandangmu dengan tulus. 
Mata itu pun mengiyakan kata-kata yang kamu dengar sebelumnya. 
Dia sungguh sayang sama kamu.  

Dunia rasanya berhenti pada saat itu. Kamu tidak bisa bicara. 
Hanya menganggukan kepala dan meneteskan air mata. 
Terimakasih. Kata-katamu tidak terucapkan. 
Namun terdengar dan menggema di dapurmu yang kecil itu. 

(THE END )

ditulis oleh Sabatini Chen

Wednesday, 17 February 2016

THE SECOND KEY FOR A GOD-FILLED LIFE: GIVING THANKS TO GOD

Dear Hopeless Christian,
How are you today ?
I wish you try the first step that I explained in the last post. 
I hope you take time to remember God's help in ordinary or amazing things that happen in your life.
After doing that, the second key will usually appear in your heart, a grateful feeling. 

Now, let's grab your wrist. Find your pulses. 
 Feel it. Yes, dear Hopeless Christian. The beating pulses indicate that you are alive. The gratefulness is the pulse of your spiritual life. If you feel it beats, that means you're alive, spiritually.

Let's look at Luke 17:11-19, a Sunday School story about 10 lepers who met Jesus on the way. They screamed from a distance, asking Jesus  to have pity on them. 
Jesus told them to show themselves to the priest. 

Why ? According to Jewish law, the priest is the one who declare them well and give them permission to join the society again. 

Jesus' command is actually a step of faith, because He asked them to go to the priest before they were healed. Sure enough, on the way to the priest, they truly cleansed from their leprosy. 

9 of the lepers went to the priest right away. One turned back to Jesus. He was Samaritan. He threw himself at Jesus' feet and gave thanks.

Jesus was very touched by his gratefulness. He said," Rise and go, your faith has made you whole,"

The word whole has two meaning. It could mean that his body parts which were missing because of his leprosy grew back, thus made him whole. 

It could also mean the spiritual wholeness. As a leper he had been in seclusion for some times, that would impact his inner self. His inner self was healed and made whole by Jesus as well, not only his body. 

And that wholeness, in body or in spirit happen as a result of a grateful heart.

Have a good day dear Hopeless Christian, God bless you.

In Christ,

Ibu Berlian Bijaksana

Disclaimer :  Miss Hopeless Christian and Ibu Berlian Bijaksana are both fictional characters. Any resemblance to real persons, living or dead, is purely coincidental )
This post is inspired by Andrew Wommack's book : "Discover the Keys to Staying Full of God"










Monday, 15 February 2016

DIA YANG SAYANG SAMA KAMU ( PART 2 )

Wahyu 3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; 
jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, 
Aku akan masuk mendapatkannya danAku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dia… Bagaimana dia bisa ada di depan rumahmu. 
Kakimu lemas dan jantungmu melonjak . 
Dia mengetuk lagi. Kali ini lebih keras dan lebih cepat. 
Tanganmu yang gemetar akhirnya membukakan.

Dia yang sempurna ada di depanmu. Perawakannya kuat. 
Wajahnya tampan. Matanya yang coklat kehijauan bersinar teduh. 
Senyuman ramah berkelebat sekilas dari mulutnya 
namun terpancar terus dari tatapannya.

“Dinda ?” sapanya kepadamu

“Pak Josh,” mulutmu menyebutkan nama yang terkenal itu. 
Josh Kristoforus, semua orang tahu namanya, tapi hanya sedikit yang kenal dia.  

“Boleh saya masuk,” suaranya dalam, biasa saja, 
namun menggema di rongga telingamu.

“Silahkan Pak,”

Kamu baru sadar bahwa ia membawa 
seikat bunga mawar dan sekotak coklat yang diikat pita warna emas.

“Ini buat Dinda,”

“Terimakasih Pak,”

Sekelebat tangannya bersentuhan dengan tanganmu 
ketika ia menyerahkan mawar itu. 
Hatimu seperti terbang karena sentuhan yang terjadi sepersekian detik saja. Tangannya kasar. Seperti tangan tukang kayu. 
Dengan hati hati kamu letakkan bunga mawar dan coklat di atas meja. 
Belum pernah ada yang memberimu bunga mawar. 
Seisi ruangan jadi harum karena wanginya. 
Sedangkan coklat itu, hmmm. Coklat asing, yang tidak pernah kamu lihat. Selama ini, kamu hanya tahu coklat Silver Queen. 

“Silahkan duduk,” katamu, berusaha menjadi tuan rumah yang baik. 
Namun kamu malu ketika sadar bahwa jok kursimu bolong di beberapa tempat.
“Maaf Pak, kursinya bolong,”

Dia tidak berkomentar sama sekali. Ia duduk di situ dengan nyaman. 
Kamu jadi salah tingkah. Kamu diam. Menunduk. Tidak tahu harus bicara apa. 

Dialah yang memulai pembicaraan. Dia ingin tahu tentang kamu. 
Latar belakangmu. Hobimu. Hal hal yang menurut kamu tidak berarti. 
Tapi dia bilang itu penting. Selama kamu bicara, perhatiannya terpusat kepadamu. Sesekali ia mengometari dengan gurauan. 
Sesuatu yang lucu, yang bikin kamu tertawa.

Lalu gantian dia yang berbicara. Dia ceritakan tentang dirinya. 
Latar belakanganya. Hobinya. Ternyata ia hobi bikin furniture. 
Tidak heran tangannya kasar. Tangan tukang kayu. 
Ah, dugaanmu tepat.


Tiba-tiba kau sadar bahwa ia belum diberikan minum.

(TO BE CONTINUED TO PART 3)
Tokoh di dalam cerita ini hanya rekaan belaka, jika ada kesamaan dengan karakter yang masih hidup maupun sudah almarhum, itu adalah kebetulan yang tidak disengaja. 

oleh : Sabatini Chen

Sunday, 14 February 2016

DIA YANG SAYANG SAMA KAMU ( PART 1 )

Biarlah aku bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan, biarlah aku mencari kekasih jiwaku. Aku mencarinya, tetapi tidak kutemukan. Kidung Agung 3:2
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
Sebuah desas desus telah sampai ke telingamu. 
Kamu dengar dari supir di kantormu. 
Ada yang sayang sama kamu, kata supir itu. 
CEO di sini. Orangnya baik sekali.
Bukan hanya baik, dia juga ganteng, gentleman, pintar, kaya, dan berwibawa. Pria sejati yang sempurna.  
Dia itu anak konglomerat yang pengaruh politik. 
Entah kenapa dia yang begitu hebat, jatuh hati sama kamu yang biasa saja.

Ah, kamu hanya mengada-ada, jawabmu.

Tidak, ini adalah fakta. 
Malam ini, yang sayang sama kamu akan datang ke rumahmu untuk ngapel
Aku yang akan mengantarnya, supir itu menambahkan.

Bagaimana dia kenal  aku, tanya kamu.

Dia melihat kamu di depan WC. 
Dia jatuh cinta pada pandangan pertama, jawab supir itu.

Mana mungkin seorang CEO jatuh cinta pada janitor, jawabmu sinis.

Tunggu saja malam ini, kata supir itu.

Dan kau pun menggeleng-gelengkan kepala. Tidak bisa percaya.

Namun malam itu, perkataan supir kantor terngiang ngiang lagi di hatimu.  Kamu pernah membaca tentang CEO itu di majalah. 
Di kantor sekali dua kali kamu lihat dia. 
Di depan WC. Di depan koridor ketika hendak naik lift. Dia begitu keren. Kamu.. kamu hanyalah dirimu sendiri, 
janitor yang membawa dorongan berisi alat alat pembersih WC.
Ah tidak mungkin, kata kamu, 
menebas pikiran yang terlalu terbang terlalu tinggi.

Namun tiba-tiba kaudengar suara ketukan di pintu.

Batinmu bertanya siapakah gerangan.  
Kamu sibak tirai jendela yang sudah pudar. 
Yang kamu lihat bikin hatimu menggelepar. 

TO BE CONTINUED TO PART 2

(Karakter karakter dalam cerita ini adalah fiktif. Jika terdapat kemiripan atau kesamaan dengan personil tertentu yang masih hidup atau sudah almarhum, itu hanyalah kebetulan belaka.)

Januari 2016, ditulis oleh Sabatini Chan


Friday, 5 February 2016

Pusing Soal Kerjaan

Filipi4:6
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.


Hello Hello Bandung ! Saya Daisy Kosim. Saya mau bersaksi tentang pertolongan Tuhan dalam hal pekerjaan. Banyak orang yang minta pekerjaan kepada Tuhan. Saya tampil beda kali ini. Saya justru ingin berhenti kerja.

Sudah tujuh tahun saya bekerja di sebuah restaurant Chinese take out di foodcourt BW Mall. Pekerjaan saya bisa dibilang "all around"
Saya masak, belanja, menyambut customer, mengambilkan makanan, jadi kasir, dll, dsb. Saya enjoy kerja di restaurant ini. Saya senang dengan ownernya karena saya dipercaya.

Akhir akhir ini, sayangnya BW Mall mulai sepi. Akibatnya customer di restaurant kami pun berkurang. Pengeluaran restaurant  tidak sebanding dengan pemasukan dari customer kami. Namun restaurant tidak bisa ditutup karena kontrak sewa tempat dengan BW Mall masih ada dua tahun lagi. Jika ditutup akan kena penalti.

Sebetulnya, saya sudah ingin berhenti bekerja. Tetapi tidak ada orang yang bisa diandalkan sebagai pengganti saya. Saya tidak tega meninggalkan restaurant begitu saja, karena saya kasihan jika owner restaurant jadi susah.

Saya jadinya pusing soal kerjaan. Mau keluar, tapi kasihan. Mau lanjut, tapi sudah capek bekerja. Terus terang, dalam usia saya ini, sudah waktunya untuk saya pensiun.

Menghadapi dilema ini, saya jadinya berdoa minta pertolongan Tuhan.
Teman teman satu persekutuan dan teman teman Bible study juga turut mendoakan saya.

Minggu lalu terjadi hal yang luar biasa. Tak ada hujan tak ada angin, BW Mall memperbolehkan restaurant tempat saya bekerja untuk break the contract secara sah. Padahal tadinya kontrak itu masih berjalan selama dua tahun. Dengan lampu hijau dari BW Mall, maka ownernya menutup restaurant.

Saya bisa berhenti dengan hati lapang. Owner restaurant senang karena bisa menutup restaurant yang sudah sepi tanpa kena penalti. Puji Tuhan karena penyelesaiannya baik untuk kedua belah pihak. Syukur kepada Tuhan atas pertolonganNya yang indah.





Hope for a Hopeless Christian : The First Key is Glorifying God

Dear Hopeless Christian,

How are you doing ? 
I hope you start to feel better after knowing the fact that God filled life is attainable.

First, let me remind you to look at Rome 1:21. That verse is talking about the how the godless people live.

"For although they knew God, they neither glorified him as God nor gave thanks to him, but their thinking became futile and their foolish hearts were darkened."

We will do a reverse thinking with Rome 1:21. So, if we want to have a God-filled life, we should : glorify God, give thanks to Him, think the thoughts which God like us to have ( in other words ; progressive thinking/imagination ) and have a good heart.

Dear Hopeless Christian, I will begin with the first key : GLORIFYING GOD

When we include God in our live, when we walk with Him, and communicate with Him, we will be aware of His good work. The problem is sometimes we think His good work is just a lucky coincidence that happen randomly.

Please remember James 1:17 Every good and perfect gift is from above, coming down from the Father of the heavenly lights, who does not change like shifting shadows.

His gifts and his work in us can be ordinary and spectacular. For the ordinary things, let us make an effort to magnify God. For example , I have a personal experience of how God took care of me in something as ordinary as cheese buns. 

One day in a friend's house, I ate small size cheese buns. How yummy, I thought. My friend shared some information about those buns. Where she bought them and how much they cost. I loved the buns but I thougt they were overpriced.


courtesy of:Leina Wang
After some time, I forget about the buns. So, can you imagine how I feel when I found two boxes of those delicious, small, overpriced cheese buns waiting on my dining table ? Someone gave them to me, although I didn't ask for them or mentioned that I love them. Father God, is behind the person who gave them to me. Ok, enought about the ordinary buns, now let's move to the spectaculars. 

 For the spectacular things which God did among us, let us memorize it for His glory. In Joshua 4:19-24, God asked Joshua to put twelve stones from Jordan river at Gilgal. Why? So when the younger generations asked about the stones, they will hear the information about how God dry the Jordan River and the Red Sea. The stones become the memento to memorizing God's spectacular work.

Dear Hopeless Christian, I advice you to use the first key as soon as possible. In your life, please glorify God. Magnify the His ordinary work and memorize His spectacular work. Pray that God open your eyes to make you aware of His work. Then glorify Him. 

In Christ,
Ibu Berlian Bijaksana


( Miss Hopeless Christian and Ibu Berlian Bijaksana are both fictional characters. Any resemblance to real persons, living or dead, is purely coincidental )


This post is inspired by Andrew Wommack's book : "Discover the Keys to Staying Full of God"






A Hopeless Christian : Is it Possible to Have a God Filled Life

I am a Christian. I am hopeless. Why ? Because I feel that God is far. Yes, I do go to the Sunday service. I do join an annual retreat. I do attend a weekely cell group.

After those meeting, I usually feel very excited and energized. I feel like I am ready to live a God filled life. God is near me, I will live from glory to glory. The glorius excitement usually stayed for a month or a week or a day.

Then life comes back to normal. I feel everthing is the same as before. God is somewhere out there and I am here living my ordinary life.
Forget the phrase from glory to glory. What I have is from crisis to crisis.

Is there any hope for me to have a God filled life ?
image from : pinkonhead.com

Ibu Berlian Bijaksana will answer the question from a Hopeless Christian.

"Yes, Dear Hopeless Christian . It is possible, very possible to have a God filled life," 
said Ibu Berlian Bijaksana 



There are 4 keys to have the life that is filled with God. Utilize those keys and surely your life will be changed. From glory to glory is attainable.

Let's look at Rome 1:21
 For although they knew God, they neither glorified him as God nor gave thanks to him, but their thinking became futile and their foolish hearts were darkened.

The verse mentioned 4 steps to lead a godless life, which are 
1. Not glorifiying God
2. Not giving thanks to Him
3. Futile/vain thinking
4. Foolish heart which was darkened

Now let's do a reverse thinking and reverse the steps
4 keys to lead a God filled life
1. Glorify God
2. Giving thanks to God
3. Fruitful/ progressive imagination
4. Heart which is filled with the light of God

In the next posting, I will explain the steps one by one. Please smile dear Hopeless Christian, you have a hope ! "

In Christ, 
Ibu Berlian Bijaksana

( Miss Hopeless Christian and Ibu Berlian Bijaksana are both fictional characters. Any resemblance to real persons, living or dead, is purely coincidental )

This post is inspired by Andrew Wommack's book : "Discover the Keys to Staying Full of God"