Saturday, 14 November 2020

KETIKA MAU-NYA TUHAN TIDAK KESAMPAIAN (4)



Mau-Nya Tuhan ialah supaya manusia yang diciptakan di dalam peta dan teladan-Nya memerintah di bumi ( Kejadian 1:26 ). Kebebasan untuk memilih adalah bagian dari peta dan teladan-Nya yang ditanamkan di dalam diri manusia. Karena itulah diciptakan pohon pengetahuan yang baik dan buruk, yang buahnya tidak boleh dimakan oleh manusia. Pohon itu milik pribadi Tuhan. 

Kalau manusia ingin mengetahui yang baik dan buruk, ia tidak perlu makan buah pohon itu. Yang perlu mausia lakukan ialah bertanya kepada Tuhan karena Tuhan setiap sore datang untuk ngobrol dengan manusia . Saat itu manusia bergaul akrab dengan Tuhan, bahkan manusia mengenali  bunyi langkah kaki Tuhan, yang bunyinya berbeda dengan langkah kaki berbagai binatang yang ada di sekeliling mereka. 

Kejadian 3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. 

Sebetulnya selain "disuruh memerintah", "komunikasi" adalah tujuan  Tuhan menciptakan manusia. Tuhan ingin komunikasi dengan manusia, seperti seorang bapa yang baik ingin komunikasi dengan anaknya. Kita bisa mengamati hal ini di dalam diri Yesus Kristus, yang selalu berkomunikasi dengan Bapa di Surga. Yesus tidak pernah melakukan sesuatu atas inisiatifNya sendiri atau atas inisiatif orang lain. 

Yohanes 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. 

Berbeda dengan Adam dan Hawa. Adam dan Hawa makan buah yang sudah dilarang oleh Tuhan, atas inisiatif mereka sendiri , tanpa komunikasi kepada Tuhan lebih dulu, karena mereka berkomunikasi dengan iblis dan lebih percaya kepada iblis. 

Pertanyaan selanjutnya ialah, bolehkan kita bandingkan Yesus Kristus dengan Adam ? Yesus Kristus kan Tuhan, Adam kan ciptaan ? Apa Tuhan Yesus nanti nggak marah kalo kita bandingkan Dia dengan Adam , yang hanyalah ciptaan belaka ? 

Walaupun Tuhan Yesus itu adalah Tuhan, namun ketika dilahirkan, secara legal Ia menjadi manusia. Di dalam dunia, Yesus hidup, bergerak dan bereksistensi sebagai manusia. Karena itu, Yesus berulang kali menyebut diriNya sebagai "Anak Manusia". Paulus juga memperbandingkan Yesus dengan Adam di dalam 1 Korintus 15:45 Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup ", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan( Yesus adalah Adam terakhir).

Kembali lagi kepada Adam yang pertama, 

Setelah berdosa, manusia kehilangan intisari daripada "peta dan teladan" Allah yang ditanamkan di dalam diriNya. Analoginya, sekring manusia sudah putus, sehingga lampu bohlam yang tadinya menyala terang menjadi mati. Tapi manusia tetap berkuasa di dunia, dan Tuhan tidak mengambil-alih "hak untuk memerintah " yang sudah diberikanNya kepada manusia karena Tuhan tidak mengubah firmanNya. 

Mazmur 89:34 Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.  

Amsal 4:24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu. ( Tuhan juga tidak akan serong mulutNya , atau bolak balik omonganNya ) 

Karena manusia yang berkuasa di dunia ini sudah kehilangan kemuliaan Tuhan, dunia makin lama makin kacau. Pada jaman Nuh, terjadi kekacauan yang luar biasa karena semua manusia sudah jahat di dalam hatinya . Bumi dipenuhi kecemaran dan kekerasan. Kecuali Nuh, tidak ada seorang pun yang berjalan bersama Tuhan. 

Kejadian 6: 11-12 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. Kecuali Nuh, karena Nuh berjalan dan bergaul dengan Tuhan. Maka Tuhan pun memberitahukan isi hatiNya kepada Nuh, bahwa ia akan menurunkan hujan supaya terjadi air bah. 

Ada cendekia Alkitab berpendapat bahwa semua manusia kecuali Nuh, harus dibinasakan karena Tuhan bisa melihat jika kejahatan ini terus menerus terjadi , tidak akan ada perawan yang tersedia untuk melahirkan juruselamat ketika sudah genap waktunya. Ada juga yang berpendapat bahwa terjadi kawin campur antara manusia dengan roh-roh/ anak anak allah , sehingga secara genetika manusia sudah tercemar. Tapi kembali, itu adalah pendapat dan interpretasi yang harus diuji terlebih dahulu. Dan sepertinya tidak perlu terlalu dipusingkan karena dapat menimbulkan perdebatan yang panjang.

Yang saya pelajari lewat kisah Nuh ini ialah: Tuhan tidak tarik ulur kepada manusia. Tuhan itu sayang kepada manusia. Kalau hak sudah diberikan, Tuhan tidak akan menarik kembali. Ketika keadaan memburuk, namun masih ada manusia yang mau jalan denganNya, maka Tuhan bekerja melalui manusia itu untuk memperbaiki keadaan yang buruk. Ia menyuruh Nuh bikin bahtera untuk menyelamatkan umat manusia dan ciptaanNya. 

Nah sekarang terserah kita sebagai manusia...apakah kita mau ikut teladan Nuh, jalan dengan Tuhan dan komunikasi denganNya sehingga Ia bisa memberitahukan isi hatiNya kepada kita ? Supaya kita tidak salah langkah seperti Adam pertama. Inisiatif Adam memang baik, ingin tahu yang baik dan buruk, namun karena inisiatif itu tidak dikomunikasikan kepada Tuhan, akhirnya terjadi kekacauan. 

Setiap inisiatif sebaiknya dievaluasi lalu dikomunikasikan kepada Tuhan. Supaya hidup kita meneladani Yesus, yang tidak pernah karepnya dewek. Tuhan Yesus selalu karepNya Bapa di Surga. 

Kembali kepada Nuh...

Setelah hujan turun, air bah terjadi, mahluk hidup musnah, air bah surut, Nuh dan keluarga keluar dari bahtera, memberikan korban kepada Tuhan, dan Tuhan memberkati Nuh dan menetapkan kembali perjanjianNya dengan umat manusia.  

Walaupun Tuhan mengakui bahwa timbul kejahatan dalam hati manusia sejak ia kecil, namun Tuhan berjanji tidak akan mengutuk bumi dan tidak akan memusnahkan mahluk hidup dari bumi dengan air bah. Tuhan juga menetapkan bahwa manusia berkembang-biak, dan menguasai bumi serta semua binatang. Manusia boleh makan daging tapi tidak boleh makan darah. 

Perjanjian Tuhan dengan manusia, adalah keinginan Tuhan. Karep-Nya Tuhan terlihat pada janji-janjiNya. Tuhan tidak akan ingkar janji, tetapi perjanjian itu terjadi di antara kedua belah pihak. Seperti cinta, perjanjian antara kedua belah pihak membutuhkan kedua belah pihak untuk memegang bagiannya masing-masing.

Kenyataannya janji Tuhan sering tidak terwujud...Itulah yang menjadi pergumulan saya...

Namun saya berpikir lagi...

Tuhan itu tidak berubah. Ia juga bukan Tuhan yang bibirnya dolak dalik. Ia sama , sekarang , dahulu dan selamanya... 

Dan saya ingat lagi...

Bahwa sebagai manusia, saya diciptakan sebagai penguasa bumi, dan Tuhan itu tidak memaksakan kehendakNya, dan saya diberi kebebasan untuk memilih...

Mungkinkah dalam kasus ketika janji Tuhan tidak terjadi, itu disebabkan karena sesuatu yang menghalangi di pihak saya bukan di pihak Tuhan ?

Itu pergumulan saya ...  ( bersambung )

pic : Casey Horner from unsplash.com







Monday, 9 November 2020

Ketika MauNya Tuhan Tidak Kesampaian (3)


    Pada posting yang sebelumnya, kita belajar bahwa kasih membutuhkan kehendak bebas untuk diwujudkan. Pemaksaan yang berlebihan bukanlah kasih yang sejati. Dalam hubungan orang tua dan anak, , hal-hal tertentu bisa dipaksakan ketika anak masih bayi. Indepence diberikan secara bertahap sejalan bertambahnya usia dan pengertian seorang anak. 

    Saya sangat mengerti akan prinsip ini. Yang sulit buat saya ialah memahami bagaimana Tuhan yang paling berkuasa juga melakukan hal yang sama terhadap manusia. Bahwa Tuhan tidak memaksakan kehendakNya dan tidak memaksakan kasihNya. Tuhan yang legawa itu memberikan ruang yang sangat lapang bagi manusia untuk memilih. Itu yang sulit untuk dipahami dan dicerna buat saya pribadi. 

    Hal ini terlihat sejak awal penciptaan di Taman Eden. Tuhan membebaskan manusia untuk makan dari semua pohon buah kecuali satu pohon, yaitu pohon pengetahuan yang baik dan buruk. Tuhan menyatakan kehendakNya : Jangan kamu makan, karena ketika memakannya,  kamu mati. 

    Kematian bukanlah kemarahan Tuhan. Kematian adalah suatu konsekuensi. Kalau makan buah terlarang, konsekuensinya mati. Sama seperti , kalau menjatuhan diri dari lantai 10, konsekuensinya mati. Kalau tenggelam di dalam air selama 15 menit, bakal mati. Bukankah kita juga melarang anak anak untuk main di tempat yang tinggi, karena kita takut mereka jatuh. Kalau mereka melanggar larangan kita lalu jatuh dan geger otak...geger otak itu konsekuensi yang terjadi karena pelangaran. Geger otak bukanlah hukuman yang kita jatuhkan karena mereka melanggar perintah kita.

    Tuhan memberikan berjuta juta pohon buah untuk dimakan, dan hanya satu yang dilarang. Tapi itu pun dilanggar oleh manusia. Bagaimana reaksi Tuhan ?

    Tuhan tidak tersinggung, ngambek, marah, frustasi, benci, atau murka ketika Adam dan Hawa memakan buah. Dari pertama , Tuhan sudah tahu bahwa pelanggaran itu mungkin terjadi. Karena itulah Dia sudah menyiapkan plan B. Keturunan Hawa akan menghancurkan kepala ular. Yesus Kristus adalah domba yang disembelih sebelum dunia dijadikan. ( 1 Petrus 1: 19-20, Wahyu 13:8, Kejadian 3:15)

    Itulah kehebatan Tuhan, ketika Mau-Nya Tuhan tidak kesampaian, Ia tidak marah atau ngambek. Ia sudah merencakan Plan B. 

    Tuhan mau manusia menjadi penguasa di bumi ini. Karena makan buah terlarang, manusia mati. Bukan saja mati jasmaninya di kemudian hari, namun mati rohaninya. Roh manusia yang tadinya hidup dan terang, menjadi mati dan gelap. Secara penampilan, manusia sepertinya tidak berubah, namun di dalamnya terjadi kematian. Gelap . Roh manusia menjadi seperti zombie. Jiwa manusia menangkap perubahan roh itu, manusia merasakan emosi negatif yaitu ketakutan dan malu. Manusia langsung bersembunyi dan berusaha menutupi dosanya dengan daun ara. 

    Dengan berbuat dosa, tanpa disadari manusia menyerahkan kekuasannya atas bumi kepada setan. Manusia menjadi pelayan dari oknum yang diturutinya. Ketika manusia menuruti iblis, maka manusia menjadi budak dari iblis. ( Roma 6:16). Dan agenda iblis adalah mencuri, membunuh dan membinasakan ( Yohanes 10:10 ).

    Apakah Tuhan bisa langsung mengkudeta iblis ? Secara legalnya tidak bisa, karena Tuhan menyerahkan kuasa untuk memerintah di bumi kepada manusia. Manusialah yang bisa mengkudeta iblis. Karena itu Tuhan perlu mengirimkan anakNya yang tunggal dalam rupa manusia yang tidak berdosa, supaya melalui Yesus Kristus, iblis dikudeta dan kekuasaan atas bumi direbut kembali dan diberikan kepada manusia-manusia yang mau percaya kepada Yesus Kristus. Yesus adalah plan-B, ketika mau-Nya Tuhan supaya manusia memerintah bumi ini tidak kesampaian. 






Friday, 6 November 2020

Ketika Mau-Nya Tuhan Tidak Kesampaian (2)


Pada posting sebelumnya, kita melihat bahwa Tuhan yang super duper maha segalanya, sering tidak kesampaian mau-Nya. Hal itu terjadi karena manusia karepnya dewek. Tidak mau patuh, tidak mau dengar, dan sering membangkang. Mengapa Tuhan membiarkan karepnya dewek terjadi ? Berdasarkan Alkitab, inilah alasannya :

1. Manusia diciptakan sebagai penguasa dunia, bukan budak. Seorang penguasa memiliki kekuasaan dan tidak bisa diperintah atau didominasi tanpa seijinnya. Seorang penguasa berhak untuk karepnya dewek, walaupun karepnya dewek itu ada konsekuensinya tersendiri. 

Kita semua mengerti bahwa perbudakan itu tidak manusiawi. Kita juga tahu bahwa pemaksaan kehendak itu tidak benar. Hak asasi manusia dimiliki oleh setiap individu. Ternyata, Tuhan pun menghargai manusia sampai pada level yang sedemikian tingginya. That is so mindblowing.  

Mazmur 8:6 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya

Kejadian 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

Mazmur 115:16 Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.

2. Manusia diciptakan dengan kehendak bebas dan kebebasan untuk memilih

Manusia bukan robot. Sebuah robot tidak memiliki kehendak bebas. Robot tidak memilih untuk bertindak berdasarkan keputusannya sendiri. Robot bertindak berdasarkan program yang dibuat oleh pencipta-Nya. 

Ulangan 30:19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu

Yosua 24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Ayub 34:4 Biarlah kita memutuskan bagi kita sendiri apa yang adil, menentukan bersama-sama apa yang baik.

Kehendak bebas dan kebebasan untuk memilih diberikan karena kasih. Tanpa kasih, tidak ada kebebasan. Ketika seseorang dikasihi, ia diberikan kebebasan untuk menerima atau menolak kasih. Tuhan adalah kasih. Berulang kali dalam Alkitab , Tuhan menganalogikan hubunganNya dengan manusia, seperti kekasih. Tuhan adalah kekasih sejati. Tuhan bukan seorang kekasih yang control freak, memaksa, memanipulasi. Kekasih yang controlling dan manipulatif itu tidak sehat. Tuhan tidaklah demikian. 

 ( bersambung )

pic by Casey Horner from Unsplash.com

Thursday, 5 November 2020

Ketika Mau-Nya Tuhan Tidak Kesampaian (1)


Sepertinya kita semua sudah tahu bahwa Tuhan itu serba paling.

Paling hebat, paling kuat, paling perkasa, paling berkuasa, dll. 

Sebagian besar dari kita juga setuju ( kalau nggak setuju, pun ok) bahwa Tuhan itu pencipta alam semesta. Tuhan itu yang patut disembah, dan pokoknya Dia yang Maha...


Dengan kehebatan dan kemaha-an Tuhan, konsensus umum yang biasa kita dengar ialah:

bahwa mau-Nya Tuhan pasti terpenuhi. Dengan demikian banyak orang yang berkata bahwa

dalam semua kejadian; baik atau buruk, itu pasti sudah mau-Nya Tuhan dan diijinkan oleh Tuhan.


Namun kalau diselidiki dalam Alkitab, ada banyak kejadian yang membuat saya 

mempertanyakan konsensus umum tersebut. Contohnya berikut ini

1. Buah Terlarang

Tuhan tidak mau manusia makan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan buruk. Tuhan sudah katakan laranganNya dan peringati. Namun mau-Nya Tuhan tidak kesampaian. Manusia karepnya dewek. Bahkan Adam menyalahkan Tuhan; gara-gara Hawa yang Kamu jodohkan sama aku. Lalu Hawa menyalahkan ular; gara-gara ular yang Kamu ciptakan ini. 

2. Kuasai Kemarahan

Tuhan sudah memperingatkan Kain supaya jangan sampai dikuasai kemarahan, karena Tuhan sudah melihat gejala-gejalanya Kain. Namun mau-Nya Tuhan tidak kesampaian. Kain karepnya dewek, bunuh adiknya. Ketika ditanya Tuhan mana adikmu, malah Kain lebih galak jawabannya; memangnya aku ini baby sitter-nya adikku ?

3. Kekerasan Hati

Tuhan mau supaya Firaun mengijinkan bangsa Israel keluar dari Mesir. Tetapi Firaun mengeraskan hati dan menolak mau-Nya Tuhan, yang disampaikan lewat Musa, perantaraNya. Kalau saja Firaun hatinya lunak, Mesir tidak perlu kena berbagai macam tulah, dan Firaun tidak perlu mati konyol di dalam Laut Merah. Sayangnya Firaun karepnya dewek. 

4. Takut Kalah

Tuhan mau supaya Israel masuk merebut tanah perjanjian dan berjanji memberikan kemenangan. Tapi bangsa Israel takut dengan penduduk lokal yang tinggi besar. Bangsa Israel karepnya dewek, dan menolak untuk masuk. Sebagai akibatnya Israel harus berjalan memutari padang gurun selama 40 tahun. 

5. Melanggar Panggilan

Tuhan mau supaya Raja Saul berkuasa turun temurun di Israel, namun Saul melanggar panggilannya sebagai raja. Akibatnya, Tuhan mengambil pilihan yang kedua, yaitu Daud.

6. Napsu Birahi

Tuhan mau supaya Raja Daud puas dengan istri dan gundik yang jumlahnya sudah banyak. Namun Daud karepnya dewek. Dia affair dengan Bethsyeba, istri ajudannya sendiri. Padahal Tuhan sudah kasih hukum Taurat, yang melarang umat untuk menginginkan apa yang dimiliki sesamanya lho.  Sebagai konsekuansinya, anak pertama Daud dan Bethsyeba mati dan sering terjadi keributan di antara anak-anak Daud. 

7. Jalan Keselamatan yang sempit

Tuhan mau semua orang untuk bertobat dan menerima jalan keselamatan yang sudah Ia sediakan (2 Petrus 3:9), namun kenyataannya, manusia karepnya dewek. Hanya sedikit yang mau memilih jalan keselamatan yang Tuhan bukakan itu. (Matius 7:14 )

8.  Tuhan Mau Kita dalam keadaan yang baik

Tuhan mau semua orang itu baik, sehat, damai, sejahtera, adem ayem, gemah ripah loh jinawi. Namun kenyataannya, mau-Nya Tuhan tidak terjadi. Banyak manusia yang tidak baik, jahat, sakit, sedih, lemah, lungai, dll, dsb. Tuhan sedih karena hal-hal yang tidak baik itu terjadi pada manusia. ( 3 Yohanes 2). 

9. Salah satu butiran doa yang diajarkan Tuhan Yesus

Yesus mengajarkan kita berdoa ; Jadilah kehendakMu di bumi seperti di dalam Surga...Kalau disuruh bilang gitu, berarti masih ada kesenjangan yang sangat besar antara kehendak Tuhan di Surga dan keadaan di bumi. Berarti kehendak dan mau-Nya Tuhan belum terpenuhi. 

Masih banyak lagi contohnya di dalam Alkitab yang menceritakan Mau-Nya Tuhan yang tidak terjadi atau belum terjadi. Kasihan Tuhan ya..Mengapa kehendakNya dan mau-Nya belum kesampaian ? Apakah yang menyebabkan Tuhan yang memiliki atribut Maha dan Paling , tidak kesampaian kehendakNya ? 

( to be continued )

pic by Casey Horner from Unsplash




Monday, 31 August 2020

A Miracle Baby



2004-2005 bisa disebut sebagai tahun yang sangat sial,   sudah jatuh tertimpa tangga. 

1. keguguran lalu hamil lagi. 2. usus buntu saat hamil dan harus dioperasi. 3. Jabang bayi ada birth defect, yang namanya CDH congenital diaphragmatic hernia, ( ada lubang di diafragma, yang menyebabkan usus naik ke dada, menghimpit paru-paru , sehingga paru-paru terhambat perkembangannya ). 

Gara-gara CDH, sepanjang kehamilan kerja saya ialah bolak balik ke berbagai rumah sakit. Dan ketika melahirkan, tim medis sudah menunggu. Begitu brojol, baby langsung diamankan ke Neonatal ICU/ NICU. Kami namakan miracle baby itu Timothy.

Di ICU, baby mendapatkan treatment yang sangat agresif seperti ECMO ( proses oksidasi di luar tubuh ) untuk mengistirahatkan paru-parunya, juga operasi untuk menurunkan ususnya, serta menambal diafragmanya. Dengar-dengar sempat mengalami episode 2 kali ( kondisi drop sehingga keadaan di ambang ajal ). Dia tinggal selama hampir 2 bulan di NICU, baru boleh pulang ke rumah. 

Selama dirundung topan masalah itu:

Saya merasa seperti Pak Ayub di dalam Alkitab, mengalami bencana yang bertubi-tubi. Mengapa Tuhan membiarkan hal ini terjadi ? Saya marah kepada Tuhan.

Sekarang saya mengerti bahwa bukan Tuhan yang membuat anak saya sakit. Sakit penyakit terjadi karena kita tinggal di dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Situasi di dalam dunia ini tidak kondusif untuk kesehatan. Tambahan lagi ada setan yang hendak mencuri, membunuh dan membinasakan. Sakit penyakit, virus, bakteria, cacat, abnormalitas tidak datang dari Tuhan. 

Kenapa Tuhan mengijinkan ? Tuhan memang maha kuasa dan paling berkuasa, namun Tuhan bukan maha mengatur. Tuhan itu bukan control freak. Dia memberikan free will kepada manusia. Dia bukan manipulator dan tidak memaksakan kehendakNya. Manipulasi, pemaksaan, control freak adalah ciri-ciri setan dan bukan Tuhan. 

Pernah saya berpikir bahwa Tuhan membiarkan sakit penyakit terjadi, supaya saya mengalami perubahan karakter. Ih sadis sekali jika anak saya dikasih birth defect untuk perbaikan karakter ibunya. Tidak, Tuhan tidak sadis kayak gitu. Tuhan mempergunakan firmanNya untuk mendidik manusia.  Bukankah itu yang dikatakan dalam 2 Timotius 3 : 16  Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan berguna untuk mengajar, menegur, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. 

Tapi jika kita diserang oleh penyakit, Tuhan itu pintar recycle, apa yang jelek dari si musuh, Dia akan pergunakan untuk keuntungan buat kita. Jadilah waktu kita diserang penyakit itu, kita lebih mau mendengarkan Tuhan daripada waktu keadaan senang. Dan Tuhan juga seperti ambulans... kalau penyakit menyerang, kita panggil Dia. Sayangnya karena tiap kali ada penyakit lalu ambulans datang, kadang kita jadi rancu. Kita pikir ambulans itu yang membawa penyakit. 

Kembali ke topik semula... tentang pengalaman saya dan my miracle baby

Apa yang saya belum mengerti waktu itu:

Saya belum tahu bahwa Tuhan berkehendak supaya kita sembuh dari segala sakit penyakit. Tadinya saya berpikir, ya lihat saja nanti gimana jadinya ... Kalau sembuh puji Tuhan, kalau tidak sembuh ya nggak papa, at least sudah usaha. 

Namun dengan berjalannya waktu, semakin saya yakin bahwa kesembuhan adalah kehendak Tuhan untuk semua manusia. Tuhan Yesus adalah representasi yang paling akurat dari Bapa. Kalau kita baca di Alkitab, Tuhan Yesus tidak pernah menabur virus, atau membuat orang menjadi sakit . Tuhan Yesus juga tidak mencelakai atau membunuh orang. Dan setiap orang yang datang minta disembuhkan oleh Tuhan Yesus, pasti disembuhkan. Tidak peduli apa kebangsaannya, pendidikannya, karakternya, moralnya Tuhan Yesus menyembuhkan semua yang minta disembuhkan. 

Kehendak Tuhan tidak terjadi secara otomatis di dalam dunia ini. Seringkali yang terjadi di dunia adalah kehendak iblis. Contohnya pandemik covid 19, ini bukan kehendak Tuhan. Bukan kehendak Tuhan juga kalau ibu mertua Petrus sakit demam. Bukan kehendak Tuhan kalau orang itu buta. Bukan kehendak Tuhan kalau ada orang kena epilepsi, tapi murid-muridNya tidak bisa menyembuhkan anak yang kena epilepsi itu. Namun di tangan Tuhan Yesus , anak itu disembuhkan. 

Jikalau kita tidak bisa menerima kesembuhan, jangan buru buru berpikir Tuhan yang tidak mau menyembuhkan. Mungkin kita yang belum tahu bahwa Ia mau menyembuhkan. Mungkin kita yang belum bisa menerima. Kesembuhan Timmy saya terima dari Tuhan dengan bantuan dari tim medis. Namun kalau saya renungkan lagi, jika pada saat itu, saya sudah bisa menerima dari Tuhan, mungkin Timmy menerima kesembuhan tanpa operasi. 

Pada akhirnya, jika saya melihat Timmy, my miracle child, saya jadi terkenang atas kebaikan Tuhan. Dan saya pun yakin bahwa Tuhan baik kepada semua anak dan ingin semua anak sehat, kuat dan bahagia. Kenyataan yang terjadi sekarang ialah banyak anak yang masih diserang sakit, kelemahan dan tidak bahagia. Karena itulah kita berdoa...Jadilah kehendak Tuhan di bumi ( di dalam diri anak -anak itu ) seperti di dalam surga. Selama masih ada kesenjangan kehendak antara surga dan bumi, berarti kehendak Tuhan belum terpenuhi. Atau ini adalah suatu panggilan buat kita semua, anak-anakNya , menjadi duta besarNya, untuk melayani sesama dan memberitakan kabar baik..bahwa Ia adalah Tuhan yang baik, yang menyembuhkan dan menyediakan kesembuhan itu lewat anakNya, Yesus Kristus, Tuhan kita. 

Pada akhirnya, Ayub yang menuduh Tuhan macam-macam, akhirnya bertobat. Saya mengakui bahwa saya pun pernah menuduh Tuhan macam-macam, dan sekarang saya lebih berhati-hati, sebelum saya menuduh Dia. Dan karena saya belajar tentang kebaikan Dia, saya jadi merasa lebih aman untuk mendekat kepadaNya. Karena Ia adalah Tuhan yang baik, ramah, penuh kasih dan tidak marah (lagi) kepada saya. Seluruh amarahNya sudah ditumpahkan kepada Tuhan Yesus, yang dikorbankan buat saya ( juga kita semua ). Sehingga saya yang patutnya dimurkai, sekarang menjadi kesayanganNya. Amin.   

Thursday, 27 August 2020

Saat Galau Akan Bertandang


Kegalauan sering menjadi teman manusia

Apalagi ketika badai menerpa, tanpa disadari kita mempersilahkan kegalauan untuk menemani kita. Kita lupa bahwa ada pihak-pihak lain yang bisa kita mintai tolong, untuk menjadi teman di saat badai menerpa. 

Ketika kita diserang sakit penyakit, ketika kita dikhianati, ketika kita tak berdaya karena saldo bank negatif, ketika kita ditinggalkan, ketika kita dimusuhi, dll, dsb. Cobalah kita lihat di sekeliling kita secara teliti, siapakah yang tersedia untuk berbagi perasaan, untuk curhat, untuk menangis, untuk menumpahkan ? Kegalauan selalu hadir, tapi jangan pilih dia untuk menemani ... 

Kita bisa mencontoh Bung Daud dalam hal ini, dalam 1 Samuel 30. Saat itu, Bung Daud belum jadi raja, dia melarikan diri dari Raja Saul. Daud memiliki 400 orang pengikut yang terdiri dari bocah nekad, orang galau, kaum marginal ( 1 Samuel 22:2 ). Daud dan pengikutnya pun membawa keluarga mereka. Dan pada suatu hari, Daud mengalami badai yang bertubi-tubi, kalau bisa dibilang, sudah jatuh tertimpa tangga pula.

1. Daud dan anak buahnya yang pada saat itu mengabdi kepada Raja Akis, ikut Raja Akis berperang. Namun Raja Akis kemudian menyuruh mereka pulang, karena sekutu Raja Akis tidak suka dengan Daud. 

2. Ternyata saat yang bersamaan, bangsa Amalek merebut Ziklag, tempat berdiam istri dan anak-anak Daud dan pengikutnya. Kampung Ziklag dibakar habis, istri dan anak mereka ditawan oleh bangsa Amalek. 1 Samuel 30. Mendapati kampung yang terbakar dan anak istri yang diculik, Daud dan serdadu sangat terpukul. Pengikut pengikutnya marah kepada Daud, dan mempersalahkan dia. Mereka ingin melempari Daud dengan batu ( ingat, serdadu-serdadu Daud adalah para bonek )

Daud mengerti bahwa ia harus minta petunjuk dari Tuhan. Namun saat hati sedang sakit dan terluka seperti itu, sulit baginya untuk mendengarkan Tuhan. Istilahnya kalau gigi sedang infeksi tidak bisa langsung ditambal atau dicabut. Infeksi harus diredakan dulu dengan antibiotik. Setelah itu, barulah giginya ditambal atau dicabut. 

Yang Daud lakukan ialah menguatkan dirinya di dalam Tuhan. Daud encouraged himself in the Lord. Setelah itu, barulah ia mencari tahu petunjuk dari Tuhan. Akhir dari kisah ini adalah happy ending, karena dengan pimpinan Tuhan, Daud merebut kemenangan. Istri dan anak -anak mereka yang ditawan , direbut kembali. Bahkan mereka mendapatkan jarahan dari peperangan melawan Amalek itu. 

Ketika badai menerpa, dan kita merasa tergoncang, terpukul dan sakit hati, yang kita perlu lakukan ialah memperkuat diri di dalam Tuhan atau encourage ourselves in the Lord. Caranya ialah, 

1. Kita harus tahu bahwa bukan Dia yang mengakibatkan masalah itu

2. Untuk memperkuat diri di dalam Tuhan, kita bisa melakukan hal-hal ini : praise and worship, membaca firman Tuhan, merenungkan janji-janjiNya, mendengarkan kotbah yang memperkuat iman kita, berdoa dan menyembah Dia, berdoa di dalam Roh. Kalau kita terlalu sedih sampai tak berdaya, hubungi saudara seiman di dalam Tuhan yang bisa bersama-sama melakukan hal tersebut. 

3. Setelah emosi kita mereda, dan sudah lebih stabil, kita biasanya mulai bisa berpikir jernih. Berdoa minta hikmat Tuhan, tenangkan diri kita untuk mendengarkan petunjukNya. Berimanlah kepada Tuhan Yesus yang berkata bahwa domba-dombaNya mengenal suaraNya. 

Saat badai menerpa, mari kita lari kepada Tuhan Yesus. Mari kita memperkuat diri di dalam Dia. Mari kita mencari tahu apa petunjukNya. Mari kita berguru pada Daud dalam hal ini. 

Jangalah meniru Daud dalam hal perselingkuhannya dengan Bathsyeba, tapi marilah kita meniru Daud dalam hal-hal yang baik. Tirulah Daud dalam hal memperkuat diri di dalam Tuhan. 

pic by Brut Carniollus from Unsplash.com



Lari ke Mana ketika Diserang Badai ?


Siapa sih yang tidak menginginkan hidup yang tenang, damai dan sejahtera ?

Namun , hidup yah hidup...

Tidak selalu mulus jalannya

Sering kita berpapasan dengan topan, badai, bencana

dalam berbagai skala


Kadang dan seringkali, kita jadi tawar hati, lalu kita menyalahkan Tuhan.

Kita bertanya , "Kenapa Tuhan? Mengapa Tuhan ? Kenapa Kau ijinkan ?"

Jangan terburu-buru menyalahkan Dia

Jangan tergesa-gesa menuduh Dia

Jangan meniru Paman Ayub di dalam Alkitab


Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Paman Ayub diserang badai yang bertubi-tubi

Yang perlu kita ingat, Paman Ayub akhirnya bertobat ( Ayub 42:6 )

Kalau kita mau mencari tahu jalan untuk menghadapi masalah, marilah kita datang kepada sosok yang tidak pernah bertobat, kesempurnaan yang mengejewantah menjadi manusia, anak tunggal Allah yang ada di dalam haribaaan Bapa, the perfect representation of God, yaitu jalan , kebenaran dan hidup. 

Alias Yesus...sahabat kita semua..., mari kita lihat apa kata Yesus...

 Yohanes 16:33 Aku mengatakan semua ini kepadamu, 

supaya kamu memperoleh kesentosaan di dalam Aku. 

Dalam dunia ini kamu akan mengalami kesusahan, 

tetapi teguhkanlah hatimu! Aku sudah mengalahkan dunia."

Mengapa kesusahan terjadi ? Kita hidup di dalam dunia yang sudah jatuh karena Kakek Adam jatuh ke dalam dosa. Ada iblis yang gentayangan, yang kerjanya mencuri, membunuh dan membinasakan. Ada orang-orang yang mau dipengaruhi oleh iblis, sehingga mereka berbuat jahat. 

Mengapa Tuhan membiarkan? Tuhan menciptakan dunia ini untuk manusia. Manusia yang (disuruh) berkuasa di dunia ini. Memang sulit untuk memahami, kenapa Tuhan yang maha kuasa menahan diriNya untuk membiarkan masalah terjadi. 

Tapi itulah kenyataanNya. Karena Dia adalah Tuhan, bukan manusia. Dia sudah (telanjur) memberikan bumi ini ke dalam penguasaan manusia. Agar leluasa untuk mengatasi topan badai permasalah, dan membereskan segala keruwetan di dunia, Tuhan harus menjelma menjadi manusia. 

Itulah sebabnya mengapa Yesus datang ke dalam dunia.

Karena itu, larilah kepada Dia, ketika diserang badai. 

picture by Marcus Woodbridge from Unsplash.com