Friday, 31 July 2020
"Rumah" yang Bersih
Setelah beberapa kali membahas persampahan,
sekarang sampailah kita kepada tujuan utama, yaitu : topik kebersihan
;memiliki "rumah" yang bersih
Rumah yang bersih dan teratur,
akan mudah didandani.
Rumah yang berantakan dan kotor,
akan sulit didekorasi.
Seandainya kita punya patung kayu
yang cocok ditaruh di pojok ruangan
Namun di pojokan itu ada sekarung sampah
yang busuk dan penuh belatung,
proses dekorasi tidak bisa dilakukan.
Sampahnya perlu dibuang dulu,
ruangannya dibersihkan, baru didekorasi
Begitulah juga dengan hati kita
Hati kita adalah sebuah bait
atau rumah tempat kediaman Tuhan,
ketika kita mengundangnya untuk hidup
di dalam kita.
Seperti tertulis dalam kita Lukas 17:20-21
Kerajaan Sorga itu tidak datang dengan tanda-tanda, namun ada di dalam dirimu
Marilah evaluasi keadaan hati kita,
bersih atau kotor ?
Kebersihan atau kekotoran hati bukan tanggung jawab Tuhan
Melainkan tanggung jawab kita,
karena Amsal 4:23 berkata
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaannya
karena dari situlah mengalir sumber sumber kehidupan
Kristus di dalam kita, adalah harapan kemuliaan
Namun banyak dari kita yang kemuliaanNya tidak terpancarkan
Karena dalam hatinya tertutup oleh sampah-sampah sakit hati
Karena itu marilah kita memberikan
sampah-sampah di hati kepada Tuhan
Ia akan mengambil sampah itu dan melakukan proses daur ulang,
sehingga sampah itu menjadi berguna.
Mari kita ampuni orang yang berdosa kepada kita, bukan untuk keuntungan orang itu
Namun untuk kebaikan diri kita sendiri.
Supaya hati kita bersih dan bebas sampah.
Supaya kita gembira, karena hati yang gembira adalah obat yang manjur.
Maka di dalam hati yang bersih,
benih Firman Tuhan bisa tumbuh dengan leluasa
Kemuliaan Tuhan bisa dipantulkan ke luar, sehingga menjadi kita menjadi saksiNya
Air kehidupan memancar tanpa terhambat
Semuanya dimulai dari dalam hati,
dari dalam "rumah". Milikilah "rumah" yang bersih.Jagalah kebersihan "rumah" bersama Tuhan kita.Karena Tuhan itu baik dan sayang sekali kepada kita.
pic by Hutomo Abrianto from Unplash.com
Thursday, 23 July 2020
Mendaur Ulang "Sampah"
Masih berkutat dengan "sampah dan limbah"
Tema posting ini adalah mendaur ulang "sampah"
Seyogyanya kita melibatkan Tuhan dalam proses daur ulang
Karena sampah dan limbah itu beracun
Juga karena Tuhan rindu untuk menolong kita
Tanpa penyertaan Tuhan, hasil daur ulang tidaklah maksimal,
Laksana rumput, ranting, dan kayu
yang gampang terbakar oleh api
Kita bisa lihat contoh "daur ulang" tanpa pimpinan Tuhan
melalui cerita Adam dan Hawa
yang memakai daun pohon ara
untuk menutupi ketelanjangan mereka
Daun pohon ara itu bikin gatal lho
Akhirnya baju dari daun pohon ara itu dibuang juga
diganti dengan leather jacket dan leather skirt yang keren, dibuatkan oleh Tuhan
Karena Tuhan itu sangat jago,
pintar, baik hati, artistik, dan segalanya deh
Maka Tuhan itu pandai sekali mendaur ulang
"Sampah" organik bisa dibuat menjadi pupuk
"Sampah" non organik bisa dibuat menjadi berguna
untuk kehidupan kita dan sesama
Yang penting, kita mau bekerja sama dengan Tuhan
Kita mau melakukan apa yang disuruhNya
untuk mendaur ulang "sampah" itu
Petunjuk dalam daur ulang "sampah"
1. Berikan "sampah" itu kepadaNya
2. Ampuni pengotor
( buat session pribadi di hadapan Tuhan untuk mendeklarasikan pengampunan kita kepada pengotor)
3. Minta hikmat dari Tuhan untuk the next step, apakah mengadakan rekonsiliasi langsung, apakah mengadakan kontak kembali, apakah ada tindakan tindakan spesifik yang harus kita lakukan kepada si pengotor, atau tidak.
Karena tiap kasus itu unik dan berbeda.
Jangan disama-ratakan.
4. Lalu kita tinggal tunggu Tuhan beraksi ,
akan kita lihat bagaimana hasil daur ulang karya Tuhan.
Perlu kesabaran karena waktu Tuhan
bukanlah waktu instant.
Demikianlah contoh-contoh daur ulang yang Tuhan lakukan :
1. Joyce Meyer dan Phillip Mantofa
adalah hamba -hamba Tuhan yang cukup berpengaruh.
Keduanya mengalami pelecehan seksual pada masa kecil mereka. Joyce Meyer oleh bapak kandungnya sendiri dan Phillip Mantofa oleh seseorang yang ada dalam kepemimpinan gereja. Tuhan memimpin mereka untuk mengampuni orang yang telah bersalah kepada mereka. Joyce Meyer bahkan disuruh Tuhan untuk menanggung kehidupan bapaknya setelah bapaknya tua.
2. Yusuf
Dianiaya dan dijual oleh kakak-kakak kandungnya sendiri. Juga dijebloskan ke penjara karena ulah istri majikannya. Namun Yusuf tidak membalas dendam.
"Kalian telah bermupakat untuk berbuat jahat kepada saya, tetapi Allah mengubah kejahatan itu menjadi kebaikan, supaya dengan yang terjadi dahulu itu banyak orang yang hidup sekarang dapat diselamatkan." Kejadian 50:20
3. Yesus Kristus dan Stefanus
Di akhir hayat mereka, mereka minta Tuhan untuk mengampuni orang-orang yang membunuh mereka.
Memang lebih mudah untuk mendendam daripada mengampuni. Dunia serta kedagingan mendidik manusia untuk menyediakan tempat untuk dendam dan merangkul sakit hati. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk berbeda dengan dunia
Maukah kita untuk ikut jalan-jalanNya ?
pic by Pawer Czerwinski from unsplash.com
Petuah untuk Pengotor
Sudah hampir dua minggu saya ngoceh tentang "sampah"
Sampah = kekotoran yang terjadi
karena tindakan atau perkataan orang lain,
yang menyakiti, melukai atau merugikan kita
atau orang yang kita kasihi
Ketika saya ngoceh tentang "sampah " ini
seorang yang dekat dengan saya bertanya :
Bagaimana kalau dirinya sendiri yang menjadi "pengotor"?
Biasanya yang menjadi "pengotor" akan merasa tertuduh
"Tertuduh" itu , istilah religiusnya adalah condemnation
atau perasaan bersalah.
Begini jawabannya
( menurut petunjuk ibu pendeta yang memimpin Bible Study kami)
1. "Buat yang merasa telah mengotori orang lain dan menyesal, datanglah kepada "tukang sampah" Surgawi yaitu Yesus Kristus. Akuilah kesalahanMu kepadaNya, maka Ia akan setia dan adil, mengampunimu dari segala kesalahan dan dosa. Walaupun dosamu merah seperti kirmizi akan menjadi putih seperti salju."
2. "Bawalah rasa bersalah atau condemnation itu kepada Tuhan. Jangan merasa dosamu terlalu besar. Jika kau tidak membawa dosamu kepada Tuhan dan kau berlarut-larut dalam penyesalanmu, itu tidak baik dan tidak sehat. Contohnya di dalam Alkitab adalah Yudas dan Petrus, murid Tuhan Yesus. Pada makan malam terakhir, keduanya dicucikan kakinya oleh Tuhan Yesus. Keduanya diberi roti dan minum anggur. Yesus sempat menyampaikan kepada keduanya bahwa mereka akan mengkhianatinya. Yudas disindir secara halus. Petrus diberi tahu terang-terangan. Yudas melengos dan pergi . Petrus malah ngeyel. Kedua-duanya menyangkali Tuhan Yesus, dan kedua-duanya menyesal. Tapi Petrus datang kembali kepada Tuhan Yesus dan menerima pengampunan. Yudas melarikan diri lalu bunuh diri. Seandainya dia kembali kepada Tuhan Yesus, pasti Tuhan Yesus akan menerimanya kembali. Di sinilah terlihat free will manusia. "
3. "Minta kebijaksanaan kepada Tuhan melalui bimbingan Roh Kudus, apakah perlu diadakan rekonsiliasi secara langsung dengan pihak yang telah kau kotori. Jika perlu, minta Tuhan untuk menunjukkan caranya, waktu yang tepat, dan bagaimana penyampaiannya. Karena kadang korban kekotoranmu sudah mati, atau sudah tidak bisa kau hubungi lagi. Kadang pula yang kau kotori tidak ingat, karena sampah yang kubuang kepada mereka, tidaklah signifikan, sehingga kalau kau minta maaf kepada mereka, malah jadi canggung atau awkward."
4. "Minta bimbingan Tuhan Yesus melalui Roh Kudus untuk memperingatkanmu sebelum kau buang "sampah" sembarangan. Roh Kudus akan bekerja sama denganmu, karena Ia adalah penolong dan penasehat yang baik."
5."Minta orang-orang terdekatmu yang kau percayai, untuk memperingatimu jika kau akan kebablasan buang "sampah" sembarangan. Suami,istri, atau orang tua bisa dimintai bantuan dalam hal ini."
Itulah sebagian daripada petuah petuah Ibu Pendeta yang memimpin Bible study saya.
pic by Gary Chan from Unsplash.com
Monday, 20 July 2020
Tuhan Bukanlah Pembuat "Sampah"
"Sampah" pasti terjadi, karena manusia memiliki kehendak bebas
dan pola pikir yang berbeda-beda
"Sampah" terbuat secara otomatis karena ada "musuh" yang mencuri, membunuh, dan membinasakan
yang sering berusaha mempengaruhi manusia mengotori sesamanya
Dan yang perlu kita ingat; Tuhan bukanlah pembuat "sampah"
Semua yang baik datangnya dari Tuhan
"Sampah" itu tidak baik, jadi bukan dari Tuhan
Kalau kita mau lihat asal muasal "sampah", kita harus mengingat Kejadian
Seluruh alam raya dan pernak perniknya, diciptakan untuk mahluk yang namanya manusia
Manusia disuruh berkuasa atas binatang
Bukannya menguasai ular, malah menurut kepada ular
Dengan begitu manusia mempersilahkan ular untuk menjadi penguasa dunia
Dengan begitu manusia bersedia dipengaruhi ular, itulah "sampah" yang pertama
Tuhan tidak tinggal diam, Ia memperingati manusia
sebelum manusia membuat sampah kedua; yaitu pembunuhan. T
Tuhan memperingati Kain, tapi Kain tidak mau mendengar Tuhan
Ia membunuh adiknya sendiri
Namun Tuhan itu baik dan bahkan sebelum manusia diciptakan
Ia sudah punya plan B, jika nantinya manusia memilih untuk bikin sampah
Plan B itu adalah Yesus ; Yesus adalah tukang sampah, sistem pembuangan sampah dan sistem pengolahan limbah dosa juga sistem daur ulang sampah,.
menurut 1 Petrus 1:20, Yesus sudah dipilih sebelum dunia dijadikan.
Dan untuk mengatasi sampah seisi dunia,
Yesus memakai diriNya sendiri; tubuhNya, darahNya, nyawaNya
diberikan secara sukarela buat manusia, supaya manusia bisa hidup bebas dari sampah
dan bebas dari rasa bersalah akibat menjadi pelempar sampah kepada sesamanya..
Manusia seperti kita-kita inilah...
Baik sekali kan Dia
Bukan Dia yang berbuat, namun Dia mau memikul tanggung jawab
Tidak ada Tuhan yang sebaik Dia
"Sampah" bukan disebabkan oleh Dia
"Sampah" itu terjadi karena kesalahan bapak dan ibu kita di taman Eden
Namun ketika "sampah sampah" itu kita serahkan kepada Dia
Dan kita mau mengikuti pimpinan Dia
maka "sampah dan limbah" itu
bisa Dia ubah menjadi sesuatu yang berguna dan sesuatu yang indah
Karena Dia adalah Tuhan yang purposeful, dan jago mendaur ulang
Mungkin kita pernah dengar ada orang yang bilang
Sampah itu Tuhan biarkan supaya manusia beriman kepadaNya dan berubah karakternya
Tuhan membiarkan "sampah" karena Dia memberikan bumi ini di bawah pimpinan manusia
Tuhan sebetulnya tidak mau manusia learns the hard way
Tuhan sebetulnya mau manusia beriman dan belajar lewat FirmanNya,
Itulah mengapa Tuhan memberikan Firman ...supaya manusia mau berubah dan menurut
Tapi banyak manusia yang tidak mau mendengar atau belajar firmanNya
Akibatnya manusia harus learn the hard way
Baik bukan Dia ? Itulah Dia , Tuhan kita yang baik.
(pic by Lucas van Oort from Unsplash.com )
Saturday, 18 July 2020
Cara Membuang "Sampah"
"Sampah" yang di sini, adalah perbuatan atau perkataan orang lain
yang melukai dan merugikan kita
( baik secara fisik, perasaan, dan lain-lain )
Pasti dalam kehidupan di dunia yang sudah terpolusi dosa
sedikit banyak kita pernah dilempari "sampah"
Janganlah membiarkan atau menyimpan "sampah"
di dalam hati kita
Marilah kita buang "sampah-sampah" itu
Mungkin sekarang timbul pertanyaan
Bagaimana caranya membuang "sampah-sampah" itu ?
Caranya ialah dengan mengampuni
orang yang berdosa/bersalah kepada kita
Seriussss?????
Betul...
Pengampunan adalah membuang "sampah/limbah beracun"
supaya hati kita bersih.
Makin busuk sampah itu,
makin dahsyat kekotoran yang terjadi
Kita tidak perlu kuatir,
karena kalau kita minta pimpinan Tuhan,
Tuhan akan memberikan kemampuan dan membantu kita.
karena...
Tuhan Yesus datang ke dunia, seperti "tukang sampah"
mengurusi sampah dan limbah dosa seisi dunia
Dan dalam hal ini, kita tidak perlu mengikuti "feeling" ,
yang perlu adalah keputusan kita, bukan "feeling" kita.
Mengampuni bukan berarti bahwa
orang itu akan dibiarkan lepas tanpa pertanggungjawaban.
Mengampuni itu untuk diri kita pribadi, supaya hati kita bersih
Tuhan akan berurusan dengan orang itu,
karena Tuhan berkata pembalasan adalah hak-Nya
Tuhan adalah hakim yang adil.
Percayalah bahwa Tuhan akan berurusan dengan orang itu
Kebenaran akan tersingkap, kebenaran akan ditegakkan
Mengampuni bukan jaminan terjadinya rekonsiliasi
antara kita dengan orang tersebut
Mungkin orang yang berdosa kepada kita sudah mati,
atau sudah hilang rimbanya
Mungkin orang itu tidak perlu kita temui lagi
Yang penting di hadapan Tuhan, kita ambil keputusan untuk mengampuni orang itu
Kita katakan : Tuhan, saya mau ampuni ........
Saya mau buang "sampah -sampah" ini,
ketika dia menjahati saya
Tuhan tolong bersihkan hati saya,
dan obati luka batin saya
Amin....
Congratulations...kita telah membuang
"satu keranjang sampah" dari dalam hati kita
Kalau kita sudah membuang "sampah" itu,
namun masih merasa sakit hati,
mungkin masih ada "sampah" yang ketinggalan,
lakukan proses itu lagi. Datang kepada Tuhan lagi.
Sebutkanlah lagi nama orang yang menyakitimu itu
Jika kita sudah datang kepada Tuhan,tapi kita merasa, "sampah"
itu terlalu besar, dan kita butuh bantuan orang lain untuk prosesnya, jangan sungkan-sungkan untuk datang kepada gembala atau mentor atau orang yang kita percayai, yang bisa membantu kita.
Jangan datang kepada orang-orang yang suka gosip untuk menggosipkan orang yang menyakiti kita.
Itu tidak ada gunanya.
Marilah kita membuang "sampah" pada tempatnya,
dan tidak menyimpan "sampah" di dalam rumah hati kita.
pic by Ignat Kushanrev from Unsplash.com
Friday, 17 July 2020
Apakah Kita Penimbun "Sampah" ?
Di dunia yang sudah terpolusi oleh dosa ini,
kita akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang.
Walaupun kita berharap supaya
setiap orang memiliki mindset serta kelakuan yang baik
Kenyataannya ialah banyak sekali orang yang mindsetnya kacau dan kelakuannya kurang baik
( bahkan di antara saudara-saudara seiman pun masih banyak pula yang demikian)
Sekali, dua kali , atau bahkan berkali-kali
orang-orang seperti ini akan menyakiti kita
dan membuat perasaan kita terluka
Kekejian, penodaan, penyesatan, kelaknatan, keburukan, penganiayaan, pelecehan, dan hal hal buruk lainnya
yang orang lain lakukan kepada kita
adalah seperti "sampah" yang dilemparkan kepada kita
Mengapa ada orang yang tega
melempari kita dengan "sampah-sampah" ?
Kok tega yah ?
Alasannya seperti yang tertera di atas
Karena kita hidup di dunia yang berdosa
Banyak orang yang memiliki pola pikir yang salah
Ada juga orang-orang yang dipengaruhi oleh iblis untuk menyakiti orang lain
Ketika kita disakiti, atau dilempari "sampah kotor "
oleh orang lain,
"Sampah-sampah" itu akan teronggok di dalam hati kita
Kalau kita biarkan sampah-sampah itu menumpuk
maka hati kita akan menjadi kotor
Kita akan menjadi penimbun atau "hoarder" dari
"sampah-sampah" yang dilontarkan oleh
orang-orang yang kacau.
Kita mempunyai pilihan lain.
Ada alternatif yang luar biasa di dalam Tuhan
Tuhan bersedia menjadi "tukang sampah"
yang membuangi "sampah-sampah" itu
Supaya hati kita menjadi bersih
Asal kita rela menyerahkan sampah sampah itu kepadaNya
Jika kita membiarkan sampah sampah itu
terakumulasi dalam hati kita
Hati kita akan menjadi kotor dan terpolusi
Kekotoran di dalam hati yang dibiarkan ,
bisa merambat menjadi penyakit di dalam jiwa dan tubuh
Tentunya kita tidak mau menjadi sakit, bukan ?
Mari kita serahkan sampah sampah itu kepada Tuhan
Tuhan rela menjadi tukang sampah buat kita
Tuhan rela menjadi cleaning service buat hati kita
Karena Ia mau anak-anakNya hidup di "rumah"
yang nyaman dan bersih
Bukan hanya itu saja,
Ia sudah bersiap-siap mendekorasi "rumah" hati kita
Sehingga hidup kita menjadi indah
Marilah kita datang kepadaNya
menyerahkan sampah-sampah
yang dilontarkan orang kepada kita
Jangan simpan sampah-sampah itu
Jangan rangkul sakit hati itu
Lepaskan kepada Tuhan
Karena Tuhan itu baik dan sayang kepada kita,
anak-anakNya.
pic by Etienne Girardet from Unsplash.com
Tuesday, 7 July 2020
Pelayan yang Bernama Iman
Salah satu topik hangatnya ialah mengampuni.
Intinya ialah, jika ada orang yang bersalah, lalu datang minta maaf,
selalu harus dimaafkan.
Murid murid merasa tidak mampu untuk memaafkan terus menerus.
Apalagi Guru tidak mendeskripsikan jenis kesalahan orang yang harus dimaafkan.
Pokoknya kalau orang salah, minta maaf, harus diberikan maaf.
Karena merasa tidak mampu, mereka minta supaya iman mereka ditambahkan.
Guru berkata, iman itu tidak perlu ditambah-tambahkan
Karena dengan iman sekecil biji sesawi saja, murid-murid akan bisa memerintahkan
pohon ara yang besar supaya tercabut dari tanah, pindah ke laut dan tertanam di sana.
Guru lalu menjelaskan perkara iman lebih jauh
Iman itu harus dianggap seperti pelayan
Pelayan itu kerjanya melayani
Disuruh membajak tanah, menggembalakan ternak selama seharian, dan tidak hanya sampai di situ
ketika pelayan itu pulang, daftar pekerjaannya masih terus berlanjut
ia harus menyiapkan makanan, minuman, melayani majikannya.
Setelah tugasnya tuntas, barulah pelayan yang bernama Iman itu bisa berhenti, makan dan minum.
Merenungkan percakapan Guru dan murid tentang iman itu
saya jadi dibukakan bahwa perkara iman itu bukan banyak atau sedikitnya
Karena setiap orang percaya sudah diberikan satu ukuran iman
Dan menurut Tuhan Yesus , bahkan iman yang sebesar biji sesawi saja
bisa mencabut pohon ara yang besar dan memindahkannya ke lautan.
Supaya iman saya bisa bekerja melakukan apa yang harus ia lakukan
iman saya harus ditumbuhkan dahulu.
Iman tumbuh karena pendengaran akan firman Tuhan.
Setelah tumbuh, iman harus dilatih,
dimulai dari perkara perkara kecil , sampai bisa menyelesaikan perkara besar.
Hal ini adalah suatu proses dan bukan sesuatu yang instant.
Ketika akhirnya perkara -perkara besar terjadi karena iman
saya tidak usah menyombongkan diri,
karena semua kesuksesan bukan dikerjakan oleh kemampuan saya
melainkan oleh iman kepada Tuhan Yesus
dan apa yang sudah Tuhan Yesus selesaikan buat saya
Karena di luar Dia, saya tidak bisa melakukan apapun
Dia adalah pokok, saya hanya carang
Karena di dalam Dia, saya hidup, bergerak dan ada
Dari semua yang saya kerjakan, hanya pekerjaan yang dilakukan oleh iman saja,
yang akan menyenangkan Dia...
karena tanpa iman, saya tidak bisa menyenangkan Dia
Selama saya hidup, iman saya perlu bekerja
untuk menyelesaikan semua rencana Tuhan dalam hidup saya
Rencana Tuhan itu indah, dan bukan rencana kecelakaan
Jika kecelakaan terjadi karena ada musuh di sekitar kita
atau karena penganiayaan ( Guru saja dianiaya kok, murid apalagi )
Iman sangat diperlukan supaya the show must go on
sampai tuntas semua...dan hidup saya selesai untuk kemulianNya
Terimakasih Guru, untuk menuliskan percakapan di dalam kelas kehidupan
sehingga saya bisa membacanya dan makin mengerti soal iman
Lukas 17:3-10, Roma 12:3, Kis 17:28, Ibr 11:6, Jer 29:11, Yoh 10:10
pic by Dendy Darma from Unsplash
Subscribe to:
Posts (Atom)