Saturday, 14 November 2020

KETIKA MAU-NYA TUHAN TIDAK KESAMPAIAN (4)



Mau-Nya Tuhan ialah supaya manusia yang diciptakan di dalam peta dan teladan-Nya memerintah di bumi ( Kejadian 1:26 ). Kebebasan untuk memilih adalah bagian dari peta dan teladan-Nya yang ditanamkan di dalam diri manusia. Karena itulah diciptakan pohon pengetahuan yang baik dan buruk, yang buahnya tidak boleh dimakan oleh manusia. Pohon itu milik pribadi Tuhan. 

Kalau manusia ingin mengetahui yang baik dan buruk, ia tidak perlu makan buah pohon itu. Yang perlu mausia lakukan ialah bertanya kepada Tuhan karena Tuhan setiap sore datang untuk ngobrol dengan manusia . Saat itu manusia bergaul akrab dengan Tuhan, bahkan manusia mengenali  bunyi langkah kaki Tuhan, yang bunyinya berbeda dengan langkah kaki berbagai binatang yang ada di sekeliling mereka. 

Kejadian 3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. 

Sebetulnya selain "disuruh memerintah", "komunikasi" adalah tujuan  Tuhan menciptakan manusia. Tuhan ingin komunikasi dengan manusia, seperti seorang bapa yang baik ingin komunikasi dengan anaknya. Kita bisa mengamati hal ini di dalam diri Yesus Kristus, yang selalu berkomunikasi dengan Bapa di Surga. Yesus tidak pernah melakukan sesuatu atas inisiatifNya sendiri atau atas inisiatif orang lain. 

Yohanes 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. 

Berbeda dengan Adam dan Hawa. Adam dan Hawa makan buah yang sudah dilarang oleh Tuhan, atas inisiatif mereka sendiri , tanpa komunikasi kepada Tuhan lebih dulu, karena mereka berkomunikasi dengan iblis dan lebih percaya kepada iblis. 

Pertanyaan selanjutnya ialah, bolehkan kita bandingkan Yesus Kristus dengan Adam ? Yesus Kristus kan Tuhan, Adam kan ciptaan ? Apa Tuhan Yesus nanti nggak marah kalo kita bandingkan Dia dengan Adam , yang hanyalah ciptaan belaka ? 

Walaupun Tuhan Yesus itu adalah Tuhan, namun ketika dilahirkan, secara legal Ia menjadi manusia. Di dalam dunia, Yesus hidup, bergerak dan bereksistensi sebagai manusia. Karena itu, Yesus berulang kali menyebut diriNya sebagai "Anak Manusia". Paulus juga memperbandingkan Yesus dengan Adam di dalam 1 Korintus 15:45 Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup ", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan( Yesus adalah Adam terakhir).

Kembali lagi kepada Adam yang pertama, 

Setelah berdosa, manusia kehilangan intisari daripada "peta dan teladan" Allah yang ditanamkan di dalam diriNya. Analoginya, sekring manusia sudah putus, sehingga lampu bohlam yang tadinya menyala terang menjadi mati. Tapi manusia tetap berkuasa di dunia, dan Tuhan tidak mengambil-alih "hak untuk memerintah " yang sudah diberikanNya kepada manusia karena Tuhan tidak mengubah firmanNya. 

Mazmur 89:34 Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.  

Amsal 4:24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu. ( Tuhan juga tidak akan serong mulutNya , atau bolak balik omonganNya ) 

Karena manusia yang berkuasa di dunia ini sudah kehilangan kemuliaan Tuhan, dunia makin lama makin kacau. Pada jaman Nuh, terjadi kekacauan yang luar biasa karena semua manusia sudah jahat di dalam hatinya . Bumi dipenuhi kecemaran dan kekerasan. Kecuali Nuh, tidak ada seorang pun yang berjalan bersama Tuhan. 

Kejadian 6: 11-12 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. Kecuali Nuh, karena Nuh berjalan dan bergaul dengan Tuhan. Maka Tuhan pun memberitahukan isi hatiNya kepada Nuh, bahwa ia akan menurunkan hujan supaya terjadi air bah. 

Ada cendekia Alkitab berpendapat bahwa semua manusia kecuali Nuh, harus dibinasakan karena Tuhan bisa melihat jika kejahatan ini terus menerus terjadi , tidak akan ada perawan yang tersedia untuk melahirkan juruselamat ketika sudah genap waktunya. Ada juga yang berpendapat bahwa terjadi kawin campur antara manusia dengan roh-roh/ anak anak allah , sehingga secara genetika manusia sudah tercemar. Tapi kembali, itu adalah pendapat dan interpretasi yang harus diuji terlebih dahulu. Dan sepertinya tidak perlu terlalu dipusingkan karena dapat menimbulkan perdebatan yang panjang.

Yang saya pelajari lewat kisah Nuh ini ialah: Tuhan tidak tarik ulur kepada manusia. Tuhan itu sayang kepada manusia. Kalau hak sudah diberikan, Tuhan tidak akan menarik kembali. Ketika keadaan memburuk, namun masih ada manusia yang mau jalan denganNya, maka Tuhan bekerja melalui manusia itu untuk memperbaiki keadaan yang buruk. Ia menyuruh Nuh bikin bahtera untuk menyelamatkan umat manusia dan ciptaanNya. 

Nah sekarang terserah kita sebagai manusia...apakah kita mau ikut teladan Nuh, jalan dengan Tuhan dan komunikasi denganNya sehingga Ia bisa memberitahukan isi hatiNya kepada kita ? Supaya kita tidak salah langkah seperti Adam pertama. Inisiatif Adam memang baik, ingin tahu yang baik dan buruk, namun karena inisiatif itu tidak dikomunikasikan kepada Tuhan, akhirnya terjadi kekacauan. 

Setiap inisiatif sebaiknya dievaluasi lalu dikomunikasikan kepada Tuhan. Supaya hidup kita meneladani Yesus, yang tidak pernah karepnya dewek. Tuhan Yesus selalu karepNya Bapa di Surga. 

Kembali kepada Nuh...

Setelah hujan turun, air bah terjadi, mahluk hidup musnah, air bah surut, Nuh dan keluarga keluar dari bahtera, memberikan korban kepada Tuhan, dan Tuhan memberkati Nuh dan menetapkan kembali perjanjianNya dengan umat manusia.  

Walaupun Tuhan mengakui bahwa timbul kejahatan dalam hati manusia sejak ia kecil, namun Tuhan berjanji tidak akan mengutuk bumi dan tidak akan memusnahkan mahluk hidup dari bumi dengan air bah. Tuhan juga menetapkan bahwa manusia berkembang-biak, dan menguasai bumi serta semua binatang. Manusia boleh makan daging tapi tidak boleh makan darah. 

Perjanjian Tuhan dengan manusia, adalah keinginan Tuhan. Karep-Nya Tuhan terlihat pada janji-janjiNya. Tuhan tidak akan ingkar janji, tetapi perjanjian itu terjadi di antara kedua belah pihak. Seperti cinta, perjanjian antara kedua belah pihak membutuhkan kedua belah pihak untuk memegang bagiannya masing-masing.

Kenyataannya janji Tuhan sering tidak terwujud...Itulah yang menjadi pergumulan saya...

Namun saya berpikir lagi...

Tuhan itu tidak berubah. Ia juga bukan Tuhan yang bibirnya dolak dalik. Ia sama , sekarang , dahulu dan selamanya... 

Dan saya ingat lagi...

Bahwa sebagai manusia, saya diciptakan sebagai penguasa bumi, dan Tuhan itu tidak memaksakan kehendakNya, dan saya diberi kebebasan untuk memilih...

Mungkinkah dalam kasus ketika janji Tuhan tidak terjadi, itu disebabkan karena sesuatu yang menghalangi di pihak saya bukan di pihak Tuhan ?

Itu pergumulan saya ...  ( bersambung )

pic : Casey Horner from unsplash.com







Monday, 9 November 2020

Ketika MauNya Tuhan Tidak Kesampaian (3)


    Pada posting yang sebelumnya, kita belajar bahwa kasih membutuhkan kehendak bebas untuk diwujudkan. Pemaksaan yang berlebihan bukanlah kasih yang sejati. Dalam hubungan orang tua dan anak, , hal-hal tertentu bisa dipaksakan ketika anak masih bayi. Indepence diberikan secara bertahap sejalan bertambahnya usia dan pengertian seorang anak. 

    Saya sangat mengerti akan prinsip ini. Yang sulit buat saya ialah memahami bagaimana Tuhan yang paling berkuasa juga melakukan hal yang sama terhadap manusia. Bahwa Tuhan tidak memaksakan kehendakNya dan tidak memaksakan kasihNya. Tuhan yang legawa itu memberikan ruang yang sangat lapang bagi manusia untuk memilih. Itu yang sulit untuk dipahami dan dicerna buat saya pribadi. 

    Hal ini terlihat sejak awal penciptaan di Taman Eden. Tuhan membebaskan manusia untuk makan dari semua pohon buah kecuali satu pohon, yaitu pohon pengetahuan yang baik dan buruk. Tuhan menyatakan kehendakNya : Jangan kamu makan, karena ketika memakannya,  kamu mati. 

    Kematian bukanlah kemarahan Tuhan. Kematian adalah suatu konsekuensi. Kalau makan buah terlarang, konsekuensinya mati. Sama seperti , kalau menjatuhan diri dari lantai 10, konsekuensinya mati. Kalau tenggelam di dalam air selama 15 menit, bakal mati. Bukankah kita juga melarang anak anak untuk main di tempat yang tinggi, karena kita takut mereka jatuh. Kalau mereka melanggar larangan kita lalu jatuh dan geger otak...geger otak itu konsekuensi yang terjadi karena pelangaran. Geger otak bukanlah hukuman yang kita jatuhkan karena mereka melanggar perintah kita.

    Tuhan memberikan berjuta juta pohon buah untuk dimakan, dan hanya satu yang dilarang. Tapi itu pun dilanggar oleh manusia. Bagaimana reaksi Tuhan ?

    Tuhan tidak tersinggung, ngambek, marah, frustasi, benci, atau murka ketika Adam dan Hawa memakan buah. Dari pertama , Tuhan sudah tahu bahwa pelanggaran itu mungkin terjadi. Karena itulah Dia sudah menyiapkan plan B. Keturunan Hawa akan menghancurkan kepala ular. Yesus Kristus adalah domba yang disembelih sebelum dunia dijadikan. ( 1 Petrus 1: 19-20, Wahyu 13:8, Kejadian 3:15)

    Itulah kehebatan Tuhan, ketika Mau-Nya Tuhan tidak kesampaian, Ia tidak marah atau ngambek. Ia sudah merencakan Plan B. 

    Tuhan mau manusia menjadi penguasa di bumi ini. Karena makan buah terlarang, manusia mati. Bukan saja mati jasmaninya di kemudian hari, namun mati rohaninya. Roh manusia yang tadinya hidup dan terang, menjadi mati dan gelap. Secara penampilan, manusia sepertinya tidak berubah, namun di dalamnya terjadi kematian. Gelap . Roh manusia menjadi seperti zombie. Jiwa manusia menangkap perubahan roh itu, manusia merasakan emosi negatif yaitu ketakutan dan malu. Manusia langsung bersembunyi dan berusaha menutupi dosanya dengan daun ara. 

    Dengan berbuat dosa, tanpa disadari manusia menyerahkan kekuasannya atas bumi kepada setan. Manusia menjadi pelayan dari oknum yang diturutinya. Ketika manusia menuruti iblis, maka manusia menjadi budak dari iblis. ( Roma 6:16). Dan agenda iblis adalah mencuri, membunuh dan membinasakan ( Yohanes 10:10 ).

    Apakah Tuhan bisa langsung mengkudeta iblis ? Secara legalnya tidak bisa, karena Tuhan menyerahkan kuasa untuk memerintah di bumi kepada manusia. Manusialah yang bisa mengkudeta iblis. Karena itu Tuhan perlu mengirimkan anakNya yang tunggal dalam rupa manusia yang tidak berdosa, supaya melalui Yesus Kristus, iblis dikudeta dan kekuasaan atas bumi direbut kembali dan diberikan kepada manusia-manusia yang mau percaya kepada Yesus Kristus. Yesus adalah plan-B, ketika mau-Nya Tuhan supaya manusia memerintah bumi ini tidak kesampaian. 






Friday, 6 November 2020

Ketika Mau-Nya Tuhan Tidak Kesampaian (2)


Pada posting sebelumnya, kita melihat bahwa Tuhan yang super duper maha segalanya, sering tidak kesampaian mau-Nya. Hal itu terjadi karena manusia karepnya dewek. Tidak mau patuh, tidak mau dengar, dan sering membangkang. Mengapa Tuhan membiarkan karepnya dewek terjadi ? Berdasarkan Alkitab, inilah alasannya :

1. Manusia diciptakan sebagai penguasa dunia, bukan budak. Seorang penguasa memiliki kekuasaan dan tidak bisa diperintah atau didominasi tanpa seijinnya. Seorang penguasa berhak untuk karepnya dewek, walaupun karepnya dewek itu ada konsekuensinya tersendiri. 

Kita semua mengerti bahwa perbudakan itu tidak manusiawi. Kita juga tahu bahwa pemaksaan kehendak itu tidak benar. Hak asasi manusia dimiliki oleh setiap individu. Ternyata, Tuhan pun menghargai manusia sampai pada level yang sedemikian tingginya. That is so mindblowing.  

Mazmur 8:6 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya

Kejadian 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

Mazmur 115:16 Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.

2. Manusia diciptakan dengan kehendak bebas dan kebebasan untuk memilih

Manusia bukan robot. Sebuah robot tidak memiliki kehendak bebas. Robot tidak memilih untuk bertindak berdasarkan keputusannya sendiri. Robot bertindak berdasarkan program yang dibuat oleh pencipta-Nya. 

Ulangan 30:19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu

Yosua 24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Ayub 34:4 Biarlah kita memutuskan bagi kita sendiri apa yang adil, menentukan bersama-sama apa yang baik.

Kehendak bebas dan kebebasan untuk memilih diberikan karena kasih. Tanpa kasih, tidak ada kebebasan. Ketika seseorang dikasihi, ia diberikan kebebasan untuk menerima atau menolak kasih. Tuhan adalah kasih. Berulang kali dalam Alkitab , Tuhan menganalogikan hubunganNya dengan manusia, seperti kekasih. Tuhan adalah kekasih sejati. Tuhan bukan seorang kekasih yang control freak, memaksa, memanipulasi. Kekasih yang controlling dan manipulatif itu tidak sehat. Tuhan tidaklah demikian. 

 ( bersambung )

pic by Casey Horner from Unsplash.com

Thursday, 5 November 2020

Ketika Mau-Nya Tuhan Tidak Kesampaian (1)


Sepertinya kita semua sudah tahu bahwa Tuhan itu serba paling.

Paling hebat, paling kuat, paling perkasa, paling berkuasa, dll. 

Sebagian besar dari kita juga setuju ( kalau nggak setuju, pun ok) bahwa Tuhan itu pencipta alam semesta. Tuhan itu yang patut disembah, dan pokoknya Dia yang Maha...


Dengan kehebatan dan kemaha-an Tuhan, konsensus umum yang biasa kita dengar ialah:

bahwa mau-Nya Tuhan pasti terpenuhi. Dengan demikian banyak orang yang berkata bahwa

dalam semua kejadian; baik atau buruk, itu pasti sudah mau-Nya Tuhan dan diijinkan oleh Tuhan.


Namun kalau diselidiki dalam Alkitab, ada banyak kejadian yang membuat saya 

mempertanyakan konsensus umum tersebut. Contohnya berikut ini

1. Buah Terlarang

Tuhan tidak mau manusia makan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan buruk. Tuhan sudah katakan laranganNya dan peringati. Namun mau-Nya Tuhan tidak kesampaian. Manusia karepnya dewek. Bahkan Adam menyalahkan Tuhan; gara-gara Hawa yang Kamu jodohkan sama aku. Lalu Hawa menyalahkan ular; gara-gara ular yang Kamu ciptakan ini. 

2. Kuasai Kemarahan

Tuhan sudah memperingatkan Kain supaya jangan sampai dikuasai kemarahan, karena Tuhan sudah melihat gejala-gejalanya Kain. Namun mau-Nya Tuhan tidak kesampaian. Kain karepnya dewek, bunuh adiknya. Ketika ditanya Tuhan mana adikmu, malah Kain lebih galak jawabannya; memangnya aku ini baby sitter-nya adikku ?

3. Kekerasan Hati

Tuhan mau supaya Firaun mengijinkan bangsa Israel keluar dari Mesir. Tetapi Firaun mengeraskan hati dan menolak mau-Nya Tuhan, yang disampaikan lewat Musa, perantaraNya. Kalau saja Firaun hatinya lunak, Mesir tidak perlu kena berbagai macam tulah, dan Firaun tidak perlu mati konyol di dalam Laut Merah. Sayangnya Firaun karepnya dewek. 

4. Takut Kalah

Tuhan mau supaya Israel masuk merebut tanah perjanjian dan berjanji memberikan kemenangan. Tapi bangsa Israel takut dengan penduduk lokal yang tinggi besar. Bangsa Israel karepnya dewek, dan menolak untuk masuk. Sebagai akibatnya Israel harus berjalan memutari padang gurun selama 40 tahun. 

5. Melanggar Panggilan

Tuhan mau supaya Raja Saul berkuasa turun temurun di Israel, namun Saul melanggar panggilannya sebagai raja. Akibatnya, Tuhan mengambil pilihan yang kedua, yaitu Daud.

6. Napsu Birahi

Tuhan mau supaya Raja Daud puas dengan istri dan gundik yang jumlahnya sudah banyak. Namun Daud karepnya dewek. Dia affair dengan Bethsyeba, istri ajudannya sendiri. Padahal Tuhan sudah kasih hukum Taurat, yang melarang umat untuk menginginkan apa yang dimiliki sesamanya lho.  Sebagai konsekuansinya, anak pertama Daud dan Bethsyeba mati dan sering terjadi keributan di antara anak-anak Daud. 

7. Jalan Keselamatan yang sempit

Tuhan mau semua orang untuk bertobat dan menerima jalan keselamatan yang sudah Ia sediakan (2 Petrus 3:9), namun kenyataannya, manusia karepnya dewek. Hanya sedikit yang mau memilih jalan keselamatan yang Tuhan bukakan itu. (Matius 7:14 )

8.  Tuhan Mau Kita dalam keadaan yang baik

Tuhan mau semua orang itu baik, sehat, damai, sejahtera, adem ayem, gemah ripah loh jinawi. Namun kenyataannya, mau-Nya Tuhan tidak terjadi. Banyak manusia yang tidak baik, jahat, sakit, sedih, lemah, lungai, dll, dsb. Tuhan sedih karena hal-hal yang tidak baik itu terjadi pada manusia. ( 3 Yohanes 2). 

9. Salah satu butiran doa yang diajarkan Tuhan Yesus

Yesus mengajarkan kita berdoa ; Jadilah kehendakMu di bumi seperti di dalam Surga...Kalau disuruh bilang gitu, berarti masih ada kesenjangan yang sangat besar antara kehendak Tuhan di Surga dan keadaan di bumi. Berarti kehendak dan mau-Nya Tuhan belum terpenuhi. 

Masih banyak lagi contohnya di dalam Alkitab yang menceritakan Mau-Nya Tuhan yang tidak terjadi atau belum terjadi. Kasihan Tuhan ya..Mengapa kehendakNya dan mau-Nya belum kesampaian ? Apakah yang menyebabkan Tuhan yang memiliki atribut Maha dan Paling , tidak kesampaian kehendakNya ? 

( to be continued )

pic by Casey Horner from Unsplash