Sunday, 8 May 2016

The Hand That Rocks The Cradle Is The Hand That Rules The World

 “Tangan Cici kok sekarang kasar yah,” bisik adik kepada mama ketika saya baru tiba di Jakarta dari Amerika dengan membawa anak saya yang baru berumur setahun.

“Yah begitulah tangan seorang ibu, beda dengan tangan anak gadis, “ komentar Mama
Mama saya benar. Tangan saya setelah menjadi ibu adalah tangan yang sibuk.Banyak pekerjaannya. Dari yang kotor sampai yang bersih, tangan ini pernah menyentuh semuanya. Dari membelai sampai yang mendisiplinkan, tangan ini pernah melakukannya. Tidak heran William Wallace membuat puisi yang berjudul “The Hand That Rocks The Cradle Rules The World”.

Saya percaya bahwa itulah yang diimpikan oleh setiap ibu, bahwa anak yang dirawat dengan segenap hati oleh tangannya akan menjadi anak yang rule the world, anak yang hebat dan perkasa yang bisa berguna bagi dunia.

Di balik ide yang mulia ini, ada suatu campur tangan dari Sang Pencipta. Beliau, yang adalah sumber kreatifitas, merancang sebuah kehidupan sebelum kehidupan itu terjadi. Karena ada tertulis, “Before I formed you in the womb, I knew you,” Sang Pencipta berkolaborasi dengan seorang ayah dan seorang ibu untuk menghasilkan seorang individu yang unik. Sang Pencipta menyerahkan hak untuk membesarkan dan mendidik anak kepada ayah dan ibu, seperti ada tertulis,” My son keep your father’s commandment and do not forsake your mother’s teaching,”

Tangan seorang ibu, yang merawat dan mengajar anaknya, adalah tangan yang diberkati oleh Sang Pencipta. Tangan itu adalah tangan yang mulia walaupun kasar, berotot dan berurat. Lotion dan handcream mungkin akan membuatnya halus dan lembut, namun otot dan urat tetap ada di tangan seorang ibu.

Di hari ibu ini, biarlah tangan itu dikuatkan, supaya tetap perkasa. Biarlah tangan itu dihormati, supaya tetap berharga. Biarlah tangan itu dikasihi, supaya tetap bahagia.

Untuk ibu ibu, teman sejawatku, biarlah tangan kita tetap terawat supaya sehat. Buang perasaan sebagai martir yang bisa membuat tangan itu terluka. Biarlah tangan itu rela ditopang oleh tangan Sang Pencipta yang rindu untuk melangsungkan partnership dengan kita. Sang Pencipta, walaupun Beliau memperkenalkan diriNya dengan gender laki laki yang disebut Bapak dan Putra, namun Beliau sangat mengerti perasaan seorang ibu. Bukankah ada tertulis, “…how often I have longed to gather your children together, as a hen gathers her chicks under her wings, and you were not willing.”

Marilah kita gunakan tangan kita untuk membawa anak anak itu kepada Sang Pencipta. Dengan ketekunan ketika mereka kecil. Dengan teladan senantiasa. Dengan doa kepada Sang Pencipta yang berkuasa. Marilah kita berpartner dengan tangan Sang Pencipta yang berlubang paku itu, supaya anak anak kita menemukan jati dirinya dan tempatnya di dunia ini, so they can really rule the world.


Diberkatilah kiranya tangan para wanita. Amen. 

No comments:

Post a Comment